24 141b yang merupakan bahan alternatif sementara dari CFC-11 yang selain
digunakan untuk bahan pendingin juga sebagai bahan pengembang dalam produksi panel pendingin.
Jenis peralatan pendingin yang diproduksi sebagian besar berupa peralatan pendingin komersial, dan yang masuk dalam lingkup penelitian ini
adalah 1 Pengatur udara komersial, yaitu ducted split; 2 Peralatan pendingin dapur, yaitu chiller upright 4 doors, cold room; dan 3 Pengatur
udara residensial, yaitu AC split.
Tabel 4.1 menggambarkan jumlah perusahaan yang menggunakan HCFC-22 dan HCFC-141b. Perusahaan yang hanya menggunakan HCFC-
22 sebagai pendingin adalah perusahaan perakit assembler dan distributor. Kedua jenis perusahaan tersebut melakukan perakitan dan pemasangan
sistem pendingin di lokasi konsumen, dan mengisi bahan pendingin HCFC- 22 ke dalam sistem tersebut.
Tabel 4.1 Jenis dan penggunaan HCFC pada 11 industri manufaktur refrigerasi
Jenis HCFC Jenis Penggunaan
Jumlah pengguna perusahaan
Persentase HCFC-22
Bahan pendingin 5
45 HCFC-141b
Bahan pengembang -
- HCFC-22
danHCFC-141b Bahan pendingin dan
pengembang 6
55 Jumlah
11 100
Perusahaan yang menggunakan HCFC-22 dan HCFC-141b adalah perusahaan yang melakukan produksi mulai dari komponen-komponen
penyusun sistem pendingin sampai melakukan pemasangan di tempat konsumen. Dalam sistem pendingin tersebut, ada bagian komponen yang
perlu dilapis dengan busa untuk menahan panas maupun dingin. Proses produksi komponen tersebut menggunakan bahan baku kimia isocyanat dan
polyol yang ditambah HCFC-141b sebagai bahan pengembang busa. Selanjutnya apabila komponen-komponen tersebut telah dirakit menjadi
sistem pendingin dan siap dipasang di lokasi konsumen, perusahaan akan mengisi bahan pendingin HCFC-22 ke dalam sistem tersebut.
Gambar 4.1 Proses produksi panel busa
25
Gambar 4.2 Panel busa siap rakit
4.2 Identifikasi faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan alih teknologi
Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap berhasilnya program alih teknologi dari HCFC menjadi non-HCFC. Dalam kajian ini identifikasi
faktor-faktor potensi yang dianggap memberikan kontribusi penting dalam pelaksanaan alih teknologi tersebut. Potensi-potensi tersebut dilihat dari sisi
sosial, ekonomi, teknis dan lingkungan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden yang
merupakan pengelola industri manufaktur refrigerasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Untuk menentukan faktor-faktor yang dianggap memberikan pengaruh signifikan terhadap keberhasilan program alih teknologi ini
dilakukan analisis dengan metodePCA, yaitu salah satu jenis analisis faktor yang merupakan salah satu analisis multivariat generasi ke-2 sama halnya
dengan analisis regresi. Rancangan penelitian menggunakan 40 indikator tetapi hanya menggunakan 22 contoh dan ternyata hanya 11 yang masuk,
sehingga dilakukan reduksi indikator.
a. Faktor sosial
Dari 12 pertanyaan dalam kuesioner yang menjadi variabel respon, variabel pertanyaan no. 1, 9 dan 10 direduksi karena mempunyai data yang
sama untuk semua responden yaitu sebesar 1, sehingga dikeluarkan dari proses analisis faktor. Setelah dilakukan analisis lanjutan ternyata nilai
KMO Bartlet belum keluar sehingga data dianggap belum baik dan cukup untuk dianalisis lebih lanjut, untuk itu dikeluarkan variabel pertanyaan no. 5
karena mempunyai data yang sama dengan no. 6. Selanjutnya, setelah dilakukan analisis faktor, maka nilai KMO belum bisa dihasilkan oleh
karena itu perlu dilakukan reduksi lagi terhadap variabel pertanyaan yang ada, dan yang dipilih adalah yang mempunyai nilai paling rendah yaitu
variabel no. 6.
26 Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO
digunakan untuk mengukur kecukupan contohcontoh dengan cara membandingkan koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien
parsialnya. Dari hasil analisis dengan SPSS 21 yang disampaikan dalam Tabel 4.2 dihasilkan nilai KMO sebesar 0.46, sehingga dapat dikatakan
hasil analisa ini cukup baik untuk dapat dianalisis lebih lanjut. Dari hasil analisis komponen utama diperoleh hasil faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap aspek sosial dalam program alih teknologi ini adalah persyaratan kompetensi Sos-2, pengalaman kerja Sos-3, ketrampilan kerja yang
diperlukan Sos-4, jumlah jam kerja Sos-7, perlengkapan kerja Sos-8, komitmen perusahaan dalam K3 Sos-11 dan pelatihan rutin K3 Sos-12.
Dari variabel-variabel tersebut dikelompokkan dalam tiga faktor yaitu faktor 1 yang terdiri dari Sos-8 dan Sos-11. Faktor 2 terdiri dari Sos-3, dan Sos-7,
sedangkan faktor 3 terdiri dari Sos-2 dan Sos-4. Faktor 1 dapat disebut sebagai faktor “kompetensi”, faktor 2 disebut faktor pengalaman kerja, dan
faktor 3 disebut faktor keamanan dan keselamatan kerja K3.
Tabel 4.2 menunjukkan faktor yang berhasil dibentuk ada 3 dengan nilai eigen sebesar 2.78, 1.76, dan 1.45. Nilai eigen tersebut
menggambarkan jumlah variabel pembentuk faktor, bila nilai eigen 1 maka tidak ada variabel pembentuk. Total varians yang diperoleh dari hasil
analisis faktor tersebut adalah 6. Apabila jumlah faktor sudah diketahui dan jumlah varians variabel juga sudah dapat diketahui, maka faktor sosial dapat
dijelaskan dengan variabel-variabel Sos-2; Sos-3; Sos-4; Sos-8; Sos-11 dan Sos-12 sebesar 85.12, dan sisanya 14.88 dijelaskan oleh faktor yang
lain.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan alih teknologi dari HCFC menjadi non-HCFC dipengaruhi oleh 3 faktor sosial, yaitu
kompetensi pekerja, pengalaman kerja dan faktor keamanan dan keselamatan kerja.
Tabel 4.2 Total varians hasil analisis komponen utama untuk faktor sosial
Com pone
nt Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Total Variance
Comula tif
Total Variance
Comulat if
Total Variance
Comula tif
1 2.78
39.76 39.76
2.78 39.76
39.76 2.54
36.21 36.21
2 1.76
25.09 64.85
1.76 25.09
64.85 1.75
24.97 61.18
3 1.45
20.66 85.51
1.45 20.66
85.51 1.70
24.33 85.51
4 0.44
6.34 91.85
5 0.29
4.19 96.04
6 0.19
2.75 98.79
7 0.09
1.21 100.00
b. Faktor ekonomi
Untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan program alih teknologi HCFC ke non-HCFC dilakukan