Perumusan Masalah Potential Assessment of Technology Transfer of HCFC to Non-HCFC in the Refrigeration Manufacturer in Jabodetabek.

8 signifikan terhadap keberhasilan program alih teknologi dari HCFC menjadi non-HCFC. b. Seberapa besar potensi keberhasilan proses alih teknologi HCFC dari sisi sosial, ekonomi, teknis dan lingkungan, karena berkaitan dengan potensi kontribusi industri terhadap keberhasilan program penghapusan HCFC.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari uraian perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan: a. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh penting pada keberhasilan program alih teknologi HCFC menjadi non-HCFC. b. Mengetahui potensi HCFC dari aspek sosial, ekonomi, teknis dan lingkungan yang ada di industri manufaktur refrigerasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak yang terkait, yaitu: a. Bagi pengambil keputusan: memberi masukan dalam menyusun kebijakan dan program yang tepat dalam implementasi penghapusan HCFC yang memenuhi kriteria lingkungan, sosial dan ekonomi untuk sektor refrigerasi b. Bagi pelaku industri: mempunyai pilihan dalam proses alih teknologi HCFC yang memberikan kontribusi lebih besar terhadap lingkungan, sosial dan perekonomian secara mikro c. Bagi masyarakat: mempunyai pilihan memilih produk yang ramah ozon dan iklim, dan mendapatkan lingkungan yang lebih baik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup potensi keberhasilan dari program alih teknologi dari HCFC menjadi non-HCFC yaitu jumlah konsumsi HCFC secara nasional, jumlah konsumsi industri manufatur refrigerasi yang diteliti berdasarkan jumlah produksi dan penggunaan HCFC untuk masing-masing peralatan, serta dampak dari alih teknologi dari sisi pengurangan emisi GRK dari sumber HCFC yang digunakan pada peralatan yang diproduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program alih teknologi, serta dampak yang dihasilkan dari program tersebut dilihat dari sisi ekonomi, sosial, teknis dan lingkungan. Lingkup wilayah penelitian mencakup industri manufaktur refrigerasi di Jabodetabek. 9 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protokol Montreal dan Pemanasan Global

Pada akhir tahun 1920-an, sistem pendingin dan pengatur udara menggunakan bahan kimia seperti amonia, klorometana, propana dan sulfur oksida sebagai bahan pendingin. Walaupun efektif, bahan-bahan kimia tersebut bersifat racun, mudah terbakar dan dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang cukup serius. Thomas Midgley, Jr. dan Albert L. Henne mengembangkan suatu bahan yang menggabungkan fluor dan hidrokarbon menjadi Chlorofluorocarbon atau yang lebih dikenal dengan CFC. “Freon” yang merupakan merek dagang menjadi sebutan umum untuk CFC. Pada tahun 1974, dua orang ilmuwan yang bernama Sherwood Rowland dan Mario Molina dari University of California menyampaikan hasil penelitian yaitu bahwa bahan kimia CFC dapat menguraikan ikatan molekul ozon yang berada di statosfir. Lapisan ini berguna untuk melindungi permukaan bumi dari bahaya radiasi ultraviolet yang berasal dari sinar matahari Hidayat, et al., 2010. Penipisan lapisan ozon dapat berdampak negatif terhadap kehidupan manusia, karena dapat menyebabkan pe rubahan metabolisme sel tumbuhan maupun hewan dan dapat merusak material genetik. Di alam, adanya peningkatan radiasi UV-B yang berlebihan akan dapat mempengaruhi reaksi kimia atmosfer yang dapat memicu terjadinya hujan asam dan pemanasan global Hidayat et al. 2010. Salah satu akibat negatif dari makin menipisnya lapisan ozon adalah gangguan kesehatan yang berupa katarak mata, kanker kulit dan menurunnya efek imunitas tubuh. Menurut US EPA 2011 paparan sinar UV-B dapat menyebabkan kerusakan kumulatif terhadap sistem mata, karena dapat merusak kornea mata, selain itu juga dapar menyebabkan terjadinya katarak mata. Penggunaan kaca mata hitam sunglasses sangat disarankan pada saat matahari bersinar sangat terang. Pada penelitian yang dilakukan di Kota Makassar pada tahun 2009- 2010, diperoleh hasil bahwa pada lokasi dengan paparan UV yang rendah mempunyai kecenderungan prevalensi katarak yang lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang mendapatkan paparan UV yang tinggi. Penurunan risiko pada paparan UV rendah mencapai 30. Kemudian pada daerah dengan lokasi yang terpapar sinar UV pada kadar yang rendah memiliki faktor proteksi terhadap katarak hingga kurang lebih 40. Namun demikian, perlu juga dilihat adanya faktor lain yang mempengaruhi prevalensi kasus katarak mata ini Moeloek et al. 2010. Pemanasan global merupakan salah satu permasalahan lingkungan global yang saat ini menjadi isu paling hangat seiring dengan makin menghangatnya bumi akibat pemanasan global. Ozon mempengaruhi iklim, dan iklim mempengaruhi ozon. Suhu, kelembaban, angin, dan adanya bahan kimia lainnya yang berpengaruh dalam pembentukan ozon atmosfer, dan kehadiran ozon, merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi ruang atmosfer. Interaksi antara ozon dan iklim telah menjadi subyek diskusi sejak awal 1970-an ketika para ahli