Protokol Montreal dan Pemanasan Global

10 menyatakan bahwa bahan kimia buatan manusia dapat menguraikan ikatan molekul ozon. Gambar 2.1 menunjukkan kaitan antara penipisan ozon dan perubahan iklim. Ozon berdampak pada iklim terutama terkait dengan perubahan suhu. Semakin banyak ozon yang ada di kantung udara, maka panas yang ada tetap bertahan. Ozon menghasilkan panas di stratosfer, baik yang berasal dari absorpsi radiasi ultraviolet matahari maupun hasil serapan radiasi infrared di troposfer. Akibatnya, ozon stratosfer makin menurun pada suhu yang makin rendah. Hasil pengamatan menunjukkan,selama beberapa dasawarsa terakhirsudah terjadi pendinginan sebesar 1 °C sampai 6 °Cpada jarak 30 hingga 50 kilometer di atas permukaan bumi. Proses penurunan suhu di stratosfer berlangsung bersamaan dengan makin meningkatnya emisi gas rumah kaca di lapisan troposfer. Penipisan lapisan ozon dan pemanasan global mempunyai kaitan yang sangat erat mencakup masalah ilmiah, teknologi maupun dampaknya. Peningkatan temperatur permukaan bumi menyebabkan turunnya temperatur lapisan stratosfir, sehingga dapat memperlambat pemulihan lapisan ozon. Ilmuwan NASA memperkirakan bahwa terjadinya pemanasan global dapat memperlambat pemulihan lapisan ozon 18 tahun dari perkiraan semula tahun 2050 menjadi 2068. Bahan-bahan perusak ozon seperti CFC, HCFC, Halon, dan Metil bromida memiliki kemampuan yang lebih tinggi ribuan kali dibandingkan dengan CO 2 dalam menyebabkan pemanasan global. Dengan demikian, refrigeran yang termasuk dalam kelompok halokarbon seperti CFC dan HCFC merupakan GRK yang cukup kuat Indartono 2009. Protokol Montreal melalui mekanisme penghapusan BPO yang sudah dijalankan mulai tahun 1987 sampai saat ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pengurangan jumlah emisi GRK, yaitu sebesar 8 Giga ton setara CO 2 per tahun atau 30 dari emisi GRK dunia Shende 2006. Emisi bahan pendingin dari jenis HCFC pada tahun 2002 mencapai setengah dari konsumsi bahan pendingin total 470 000 ton di seluruh dunia. Apabila tidak ada upaya pengurangan atau penghapusan maka pada tahun 2015 diperkirakan jumlah emisi pendingin bisa mencapai dua kali lipatnya. Dan bila dilakukan berbagai upaya penghapusan emisi bahan pendingin jumlahnya tidak akan bertambah secara signifikan dari jumlah tahun 2002. Jumlah terbesar dari bahan pendingin yang digunakan, jenis HCFC-22 merupakan jumlah yang paling banyak, diikuti oleh CFC-12, dan HFC-134a. Tetapi bila dilihat dari dampak pemanasan global, emisi CFC-12 merupakan emiter terbesar yang diikuti oleh HCFC-22 dan HFC-134a. Pada tahun 2015, dengan skenario tanpa ada upaya penghapusan, maka total emisi bahan pendingin dapat mencapai 1.5 Giga ton setara CO 2 dan apabila dilakukan berbagai upaya pengurangan, maka jumlah emisi bahan pendingin tersebut dapat dikurangi sampai 0.8 Giga ton setara CO 2 pada tahun 2015. Dari jumlah prosentasenya, dampak bahan pendingin terhadap pemanasan global mencapai 55 untuk CFC, HCFC 30 dan HFC memberikan kontribusi pemanasan global sebanyak 15 Shende 2006. 11 a Sumber:Bournay 2007 Gambar 2.1 Kaitan Penipisan Ozon dan Perubahan iklim Perubahan sirkulasi laut global Proses perusakan molekul ozon stratosfir Pendinginan Suhu Stratosfir Terjadi peningkatan Penurunan kerentanan manusia Pembentukan awan stratosfir kutub Peningkatan radiasi sinar UV- lubang ozon di atas Antartika dan konsentrasi yang lebih rendah di atas PENIPISAN OZON GLOBAL PERUBAHAN IKLIM Perubahan sirkulasi atmosfir Perubahan curah hujan Pencairan es Perubahan luasan tutupan salju Perubahan tutupan awan Kenaikan suhu rata2 pemanasan Pelepasan atom klorin dan bromin Sinar UV Matahari Terjadi peningkatan Pengurangan Peningkatan efek rumah kaca Bahan Perusak Ozon Gas Rumah Kaca Carbon Tetrachloride Methyl Chloride Methyl Bromide CFC Methyl Chloroform Halon HCFC HFC CO 2 N 2 O CH 4 Aktivitas Manusia 12 HCFC sebagai bahan pendingin atau refrigeran tidak hanya mempunyai nilai ODP tetapi juga mempunyai nilai GWP yang mengacu pada nilai CO 2 .Tabel 2.1. menunjukkan perbandingan nilai ODP dan GWP dari beberapa jenis bahan pendingin. Tabel 2.1 Nilai ODP dan GWP beberapa jenis bahan pendingin a Jenis BPO Rumus Kimia Umur Hidup Tahun Nilai ODP Nilai GWP 100 thn CFC CFC-11 CCl 3 F 45 1 4600 CFC-12 CCl 2 F 2 100 1 10600 HCFC HCFC-22 CHClF 2 12 0.055 1810 HCFC-141b CCl 2 F-CH 3 9.3 0.11 700 HFC HFC-32 CH 2 F 2 5 550 HFC-125 CHF 2 -CF 3 29 3400 HFC-134a CF 3 -CH 2 F 13.8 1300 HFC-143a CH 3 -CF 3 52 4300 HFC-152a CHF 2 -CH 3 1.4 120 Alami Amonia NH 3 1 Karbondiok sida CO 2 120 Isobutan CHCH 3 3 1 3 a Sumber: Indartono 2009 Pada tanggal 22 Maret 1985, para negara yang berada dibawah PBB sepakat untuk melakukan aksi nyata melindungi lapisan ozon dalam bentuk kerjasama penelitian dan penyebarluasan informasi tentang penipisan lapisan ozon. Kesepakatan tersebut ditandatangani di Wina, Austria sehingga disebut sebagai Konvensi Wina. Sebagai tindakan nyata untuk mengimplementasikan kesepakatan tersebut, pada tanggal 16 September 1987 telah disahkan Protokol Montreal yang mengatur pembatasan dan penghapusan tingkat produksi dan konsumsi berbagai jenis BPO. BPO adalah bahan-bahan kimia baik yang berbentuk tunggal ataupun senyawa yang digunakan sebagai bahan dasar atau bahan pembantu dalam proses produksi suatu jenis industri yang mempunyai potensi untuk merusak molekul ozon stratosfer. Jenis-jenis BPO yang diatur dalam Protokol Montreal dan penggunanya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Sesuai perkembangan waktu, Protokol Montreal perlu dilakukan pemutahiran secara terus menerus sesuai kebutuhan sehingga dilakukan beberapa amandemen terhadap kesepakatan tersebut. Pada amandemen kedua, yaitu Amandemen Kopenhagen yang disahkan pada tahun 1992, disepakati untuk menambahkan jenis bahan yang diawasi dan diatur yaitu Metil bromida dan HBFC dan HCFC. HCFC ditambahkan sebagai jenis BPO yang perlu diatur produksi dan konsumsinya menurut Protokol Montreal, selain itu HCFC juga merupakan gas rumah kaca yang mempunyai potensi cukup besar dalam menyebabkan pemanasan global. Nilai ODP dari berbagai jenis HCFC berkisar antara 0.02– 0.11 sedangkan nilai GWP dari berbagai jenis HCFC berkisar antara 76–2270. Oleh karena itu HCFC juga perlu masuk dalam perencanaan pengurangan 13 emisi gas rumah kaca selain CO 2 dan metana Berglof 2010. Tabel 2.2 Jenis BPO dan penggunaannya a Sektor pengguna Jenis produk Jenis BPO Yang Digunakan FoamBusa Kasur busa, kemasan makanan, jok kursi sofa, jok mobil, sol sepatu, dll CFC-11, HCFC-141b Refrigerasi Pendingin Kulkas, dispenser, chiller, AC, kendaraan berpendingin CFC-11, CFC-12 HCFC-22, HCFC-123 Pemadam api Pemadam api portable; terpasang Halon 1211, Halon 1301, HCFC-123 SolventPelarut Kimia Pelarut kimia dalam: industri logam, suku cadang kendaraan, karbon aktif CFC-113, Carbon Tetra Chloride CTC Trichloroethane TCA Aerosol Pengharum ruangan, obat nyamuk semprot, parfum, dll CFC-12 Tembakau Pengembang dalam produksi rokok CFC-11 Pertanian Pestisida utk hama penyakit, pengolahan tanah, karantina dan pra pengapalan, dll Metil Bromida a Sumber: Hidayat et al. 2010; Shende,et al. 2006 menyampaikan bahwa program penghapusan BPO melalui skema Protokol Montreal telah memberikan kontribusi pengurangan emisi HCFC sebanyak 2000 kali dibandingkan dengan jenis CO 2 , dan juga memberikan kontribusi penghematan energi pada peralatan pendingin dan pengatur udara. Meeting of Parties MOP ke-19 di Montreal, Kanada pada tanggal 17– 21 September 2007 dihasilkan keputusan yang cukup krusial yaitu percepatan penghapusan bahan perusak ozon jenis HCFC. Decision XIX6menetapkan penjadwalan baru untuk penghapusan HCFC, termasuk untuk negara berkembang, seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Jadwal penghapusan HCFC menurut Protokol Montreal a Penghapusan HCFC = produksi + impor – ekspor Base level= rata-rata konsumsi HCFC tahun 2009 dan 2010 1 Januari 2013 Periode pembekuan Freeze period 1 Januari 2015 Pengurangan konsumsi sebesar 10 1 Januari 2020 Pengurangan konsumsi sebesar 35 1 Januari 2025 Pengurangan konsumsi sebesar 67.5 1 Januari 2030 Pengurangan konsumsi sebesar 100 Setelah 2030 hanya 2.5 base level b a Sumber: KLH 2010; b Untuk kegiatan perawatan masih diperbolehkan konsumsi tahunan sebesar 2,5 dari baseline selama periode 2030 – 2040 Pemerintah telah melakukan perencanaan secara bertahap untuk pengurangan konsumsi HCFC. Untuk tahap pertama dengan periode waktu 14 2011–2015 dengan target penghapusan sebesar 402.16 MT pada tahun 2011 dan 361.94 MT pada tahun 2015 diharapkan dapat mengurangi 1.5 juta ton setara CO 2 .

2.2 HCFC dan Refrigerasi

HCFC mempunyai nama kimia chlorodifluoromethane atau difluoromonochloromethane denga formula molekul CHClF 2 merupakan salah satu jenis Bahan Perusak Ozon BPO yang banyak digunakan setelah Chlorofluorocarbon CFC dilarang untuk diproduksi dan digunakan sejak 1 Januari 2011 sesuai jadwal penghapusan yang diatur dalam Protokol Montreal.Karakteristik fisika dan kimia HCFC adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Karakteristik kimia dan fisika HCFC a Karakteristik Nilai Densitas ρ pada -69 °C cairan 1.49 gcm 3 Densitas ρ pada suhu 15 °C gas 3.66 kgm 3 Suhu kritis T c 96.2 °C Tekanan kritis p c 4 936 MPa 49.36 bar Densitas kritis ρ c 6.1 molliter Viskositas η at 0 °C 12.56 Nsm 2 0.1256 cP a Sumber:Honeywell 2000 a Sumber: Photobucket 2013 Gambar 2.2 Kemasan HCFC-22 15 a Sumber: Photobucket 2013 Gambar 2.3 Kemasan HCFC-141b HCFC banyak digunakan di sektor refrigerasi dan pengatur udara 77, busa foam 10, bahan pemadam api 1, propelan pada produk aerosol, solven 2 dan juga sebagai feedstock pada industri kimia. Dari sekian jumlah volume konsumsi HCFC di seluruh dunia, sekitar 75 digunakan pada sektor refrigerasi dan pengatur udara. Jenis HCFC yang paling banyak digunakan adalah HCFC-22, tetapi HCFC juga bisa dicampur dengan bahan pendingin jenis lain. Jenis HCFC lain yang juga digunakan dalam sektor industri ini adalah HCFC-141b yang merupakan bahan pengembang dalam proses pembuatan insulasi pada proses produksi peralatan pendingin. Industri refrigerasi terbagi menjadi beberapa sub sektor kegiatan, dan penggunaan utama bahan pendingin HCFC ada di sub sektor refrigerasi komersial, refrigerasi industri, transportasi refrigerasi, pompa panas, pengatur udara dan chiller. EPA memperkirakan bahwa pada tahun 2009, terdapat 1.5–1.8 milyar peralatan refrigerasi domestik dan freezer yang masih beroperasi dengan baik, dan kurang 100 juta unit baru diproduksi dan dijual setiap tahunnya. Dalam setiap unit peralatan refrigerasi menggunakan bahan pendingin kurang lebih 0.05–0.25 kg dan lebih dari 1 kg bahan pengembang untuk insulasinya. Dari jumlah tersebut dapat dibayangkan seberapa besar penggunaan BPO dari jenis HCFC-22 dan HCFC-141b yang digunakan yang dapat memberikan kontribusinya terhadap penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Untuk Indonesia, peningkatan suhu akibat pemanasan global juga berpengaruh terhadap permintaan peralatan pendingin yang makin banyak. Untuk sektor retail, dari data yang disampaikan oleh Asosiasi Rantai Pendingin terjadi kenaikan sebesar 13.6 untuk permintaan peralatan