Kultur Sel Sistem Imun

42 Molekul CD4 pada sel Th merupakan molekul glikoprotein yang memiliki situs pengikatan khusus mengenali fragmen antigen yang dipresentasikan oleh APC dengan molekul MHC II misalnya oleh sel limfosit B. Interaksi seluler kompleks antigen-MHC II bersama interleukin-1 IL-1, yang disekresi oleh makrofag, akan mengaktifkan protein G dan serangkaian proses hidrolisis fosfolipase C dan mengaktivasi kerja enzim protein kinase C yang berperan mensitesis IL-2. IL-2 terikat pada molekul reseptor yang baru sehingga terjadi autostimulasi proliferasi sel Th. Sel Th yang teraktivasi akan mensekresi interleukin-2, -4, dan -6 serta interferon gamma IFN-Ȗ yang bertugas di dalam proses aktivasi sel B, meliputi proses pembelahan dan diferensiasi. IL-2 dan IFN-Ȗ juga mampu meningkatkan aktivitas fagositik dan kemampuan membunuh patogen pada sel makrofag Delves et al., 2006.

2. Kultur Sel

Kultur sel merupakan teknik umum yang biasa digunakan untuk mengembangbiakkan sel secara in vitro di luar tubuh. Teknik ini berguna untuk mempelajari atau mengamati sifat-sifat sel di luar tubuh sehingga mudah untuk dilakukan pengujian terhadapnya. Lingkungan dan bahan makanan untuk pertumbuhan sel limfosit di luar tubuh ini diusahakan agar menyerupai keadaan sel di dalam tubuh in vivo. Oleh karena itu dibutuhkan komponen-komponen berupa asam amino, glukosa, vitamin, mineral, garam anorganik dan serum untuk menunjang perkembangan dan kehidupan sel yang dikultur di luar tubuh Malole, 1990. Menurut Freshney 1994, faktor pendukung pertumbuhan sel di dalam kultur, yaitu media pertumbuhan, serum janin sapi, dan kondisi lingkungan. Media pertumbuhan mengandung asam amino, glukosa, lipid, vitamin, mineral, garam, hormon, serta suplemen organik seperti protein, peptida, dan nukleosida. Media pertumbuhan yang digunakan disesuaikan dengan jenis sel yang akan ditumbuhkan seperti media RPMI-1640 yang paling banyak digunakan untuk mengkultur sel limfosit yang merupakan 43 media sintetis yang kaya nutrisi. Kandungan RPMI-1640 secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7. Sel membutuhkan media penumbuh yang dapat membuat sel tersebut bertahan hidup, berkembang, dan berdiferensiasi. Fungsi utama media kultur sel adalah mempertahankan pH dan osmolalitas esensial untuk viabilitas sel, dan juga menyediakan nutrisi dan energi yang dibutuhkan untuk multiplikasi dan pertumbuhan sel. Serum janin sapi merupakan serum yang mampu menstimulasi pertumbuhan sel. Serum janin sapi yang ditambahkan dalam kultur berkisar antara 5-20 dari jumlah total media kultur. Penambahan serum ini berfungsi sebagai protein pembawa hormon untuk menstimulasi pertumbuhan sel serta sebagai faktor yang membantu proses pelekatan sel dari jaringan atau cairan tubuh. Selain dari sapi, serum yang digunakan untuk kultur sel limfosit manusia dapat berasal dari kuda ataupun manusia. Serum yang umum digunakan adalah FBS Fetal Bovine Serum yang merupakan serum janin sapi yang mengandung protein albumin, transferin, fibronektin, fetuin, polipeptida dan faktor pertumbuhan, lipida, hormon, metabolit asam amino, piruvat, dan poliamin, serta mineral-mineral. Pertumbuhan sel memerlukan kondisi lingkungan yang mendukung, seperti pH lingkungan 7.4, temperatur 37 o C, konsentrasi oksigen 95, serta konsentrasi karbon dioksida 5. Pengaturan pH lingkungan yang stabil dilakukan dengan penambahan sodium bikarbonat. Media yang mengandung buffer bikarbonat akan membutuhkan fase gas yang mengandung CO 2 untuk mempertahankan kondisi pH tersebut. Sedangkan oksigen tetap menjadi faktor utama yang dibutuhkan sel agar dapat berkembang biak secara normal pada kondisi aerob. Pengaturan suhu, konsentrasi gas oksigen dan karbon dioksida tersebut untuk menyamakan kondisi media kultur seperti kondisi di dalam tubuh. Di samping ketiga faktor yang telah disebutkan di atas, penambahan antibiotik juga tak kalah penting mempengaruhi kultur sel limfosit. Antibiotik digunakan untuk mencegah kontaminasi mikroba yang mungkin terjadi yang dapat menghambat pertumbuhan sel. Beberapa jenis antibiotik yang umum digunakan adalah gentamisin dan penisilin- 44 streptomisin. Gentamisin merupakan antimikroba untuk bakteri Gram positif, negatif, dan mikroplasma, penisilin untuk bakteri Gram positif, sedangkan streptomisin untuk bakteri Gram positif dan negatif. Gentamisin termasuk ke dalam jenis antibiotika derivat aminoglikosida dengan spektrum yang luas dan aktif untuk melawan organisme Gram positif dan Gram negatif. Pemberian jangka pendek gentamisin 0.3-1.0 secara tunggal tanpa kombinasi di samping biayanya lebih murah juga sangat efektif untuk melawan organisme berspektrum luas.

3. Proliferasi Sel