59 juga. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan jumlah oksigen terlarut yang
masuk ke dalam tubuh sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh oksigen tersebut terhadap jumlah limfosit manusia yang
berpengaruh kepada keamanan mengkonsumsi air minum penambah oksigen bagi manusia.
B. Konsumsi Air Minum Penambah Oksigen
Selama perlakuan berlangsung terhadap semua responden mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, diberikan asupan makanan dan air minum
penambah oksigen masing-masing dua botol 1 botol berisi 385 ml setiap hari selama 12 hari. Penyeragaman terhadap responden dilakukan semaksimal
mungkin untuk menghindari terjadinya bias antara responden yang satu dengan yang lainnya selama perlakuan. Sebelum dilakukan intervensi, semua
responden dikumpulkan terlebih dahulu dan diberikan pengarahan mengenai segala hal yang berkaitan dengan penelitian ini, termasuk yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh responden. Konsumsi makanan berusaha untuk diseragamkan pada saat sarapan
dan makan siang yang dilakukan di lingkungan kampus diikuti dengan proses intervensi blind sample air minum penambah oksigen. Mengingat subjek
penelitian merupakan mahasiswa yang tidak tinggal pada tempat yang sama, sehingga untuk makan malam diberikan kebebasan dengan tidak menetapkan
jenis makanan yang sama untuk responden. Pembatasan juga diberlakukan terhadap aktivitas harian masing-
masing responden. Mereka diperbolehkan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan dan kewajiban masing-masing, namun tidak
diperkenankan untuk merokok, minum alkohol, melakukan aktivitas fisik terlalu berat atau maksimal, ataupun berjaga tidak tidur sampai larut malam
begadang. Oleh karena seluruh responden merupakan mahasiswa, maka aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan didominasi oleh kegiatan di
kampus yang secara umum tergolong pada pekerjaan ringan sampai menengah yang tidak terlalu mengeluarkan banyak energi.
60 Berbagai ketentuan tersebut sesuai dengan isi surat perjanjian atau
MoU Memorandum of Understanding yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu penulis selaku peneliti dan pihak responden sebagai subjek
penelitian ini. Dengan adanya surat perjanjian, maka responden memiliki kewajiban untuk memenuhi dan mengikuti prosedur yang ditetapkan selama
intervensi berlangsung, yaitu selama 12 hari.
C. Keadaan Umum Responden