49
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Februari sampai dengan bulan April 2005. Tempat penelitian adalah Laboratorium Biokimia Pangan
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan IPB, dan Laboratorium Klinik Caritas, Bogor.
C. Metode Penelitian 1. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut di dalam Botol
Pengukuran kadar oksigen terlarut di dalam botol dilakukan oleh bagian Quality Control produsen RK Beverages. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan alat Orbhiphene Analyzer atau lebih dikenal dengan Oxygen Meter yang menggunakan sistem komputerisasi. Perlakuan botol
yang diukur kadar oksigen terlarutnya, antara lain pada posisi dibuka terus-menerus, dimiringkan, dan dibuka lalu ditutup kembali. Pengukuran
dilakukan nonstop secara otomatis setiap 2 jam selama 24 jam.
2. Pemberian Air Minum Penambah Oksigen kepada Responden
Objek penelitian utama ini adalah air minum biasa dan air minum penambah oksigen. Sedangkan subjek penelitian adalah manusia yang
merupakan mahasiswa Departemen ITP, IPB dalam hal ini sel darah manusia. Responden tersebut berjumlah 25 orang, yang terdiri dari
15 orang laki-laki dan 10 orang perempuan berusia antara 21-23 tahun. Responden tersebut kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dengan
perlakuan yang berbeda-beda. Kelompok 1 yang terdiri dari 8 orang, mengkonsumsi air minum penambah oksigen 10 ppm. Kelompok 2 terdiri
dari 7 orang yang mengkonsumsi air minum penambah oksigen 80 ppm. Dan yang terakhir kelompok 3 terdiri dari 10 orang, mengkonsumsi air
minum penambah oksigen 130 ppm. Sebelum pelaksanaan intervensi, masing-masing mahasiswa
diperiksa kesehatannya terlebih dahulu secara klinis oleh dokter umum. Setelah dipastikan sehat dan bebas infeksi, mahasiswa tersebut
diperbolehkan menjadi responden untuk penelitian ini. Responden diminta
50 untuk menandatangani MoU Memorandum of Understanding yang
menyatakan bahwa responden bersedia melakukan kewajiban yang diminta selama penelitian berlangsung. Beberapa hal yang tercantum
dalam MoU tersebut, antara lain jaminan keamanan air minum sebagai objek penelitian utama. Di samping itu juga berisi pernyataan kesediaan
responden untuk melaksanakan segala ketentuan yang diberlakukan kepada responden sampai dengan proses pengambilan darah setelah
intervensi selesai, yaitu selama 12 hari. Intervensi sampel dilakukan kepada semua responden pada masing-
masing kelompok. Intervensi dilakukan dengan cara mengkonsumsi sampel air minum penambah oksigen sebanyak dua kali sehari, yaitu
setelah sarapan dan makan siang selama 12 hari. Setiap konsumsi, responden diharuskan untuk menghabiskan satu botol sampel air minum
penambah oksigen yang berisi sebanyak 385 ml. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa Departemen ITP yang sedang melakukan penelitian
sebagai tugas akhir di kampus IPB, oleh karena itu pelaksanaan intervensi sampel air minum penambah oksigen untuk masing-masing kelompok
dilakukan di lingkungan kampus. Sampel air minum diberi kode tertentu sehingga tiap-tiap responden tidak mengetahui jenis sampel yang
diminumnya blind sample. Air minum tersebut harus dihabiskan sekaligus pada waktu itu juga tanpa bersisa sedikitpun untuk memastikan
oksigen terlarut yang masuk bersamaan dengan air minum.
3. Proses Pengambilan Darah