Komunikasi
Meneliti dengan melakukan wawancara menggunakan panduan pertanyaan terhadap masyarakat dan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai
program pengembangan UKM yang dilakukan perusahaan di Kecamatan Kabandungan.
Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data primer dan data sekunder yang berguna dalam menjawab pertanyaan penelitian. Data primer
diperoleh dari dari informan melalui wawancara yang kemudian akan dituangkan ke dalam catatan harian sebagai bekal untuk membuat pohon hierarki yang
kemudian digunakan dalam membuat kuesioner expert judgement. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui informasi tertulis, data-data dan literatur-
literatur yang mendukung kelengkapan informasi mengenai lokasi penelitian. Data ini meliputi data profil perusahaan, kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan, pihak-pihak yang terlibat dalam program tersebut dan peran dari pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, diperoleh juga informasi melalui literatur-
literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini yang meliputi buku-buku mengenai konsep CSR, Pengembangan kelembagaan, UKM dan literatur-literatur
lainnya yang terkait.
3.5 Teknik Analisis Data
Peneliti menganalisi data dalam kurun waktu yang bersamaan dengan proses pengumpulan data di lapangan. Data-data yang didapat kemudian direduksi
dengan tujuan menajamkan, menggolongkan, mengeliminasi yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga mendapatkan kesimpulan
akhir. Reduksi mempunyai makna peringkasan data, penelusuran tema, pembuatan gugus-gugus, pembuatan partisi dan penulisan memo. Penyusunan
gugus ini pun masih terdapat kemungkinan untuk menambah kolom mapun baris lagi guna menguji kesimpulan awal yang telah diambil dalam penyusunan usulan
observasi lapang. Hal ini karena anlisis data kualitatif merupakan analisis yang terus berlanjut, berulang dan terus menerus Sitorus, 1998. Data yang telah
direduksi disajikan dalam bentuk teks naratif maupun matriks yang akan mengulas mengenai identifikasi kelembagaan UKM yang ada, pihak-pihak apa
saja yang terlibat serta fungsi dari masing-masing stakeholder. Data hasil wawancara ini kemudian akan dikuantifikasi untuk
mendapatkan data kuantitatif dengan menggunakan Analisis Hierarki Proses. Pengolahan data ini menggunakan model Analisis Hirarki Proses AHP dengan
prinsip kerja penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu
hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan
variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesis untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan
untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Secara grafis, persoalan keputusan AHP dapat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang dimulai
dengan goalsasaran, lalu kriteria level pertama, subkriteria dan akhirnya alternatif.
Prinsip Kerja AHP
Ide dasar prinsip kerja AHP adalah: 1.
Penyusunan Hirarki Persoalan mengenai pengembangan kelembagaan diuraikan menjadi
unsur-unsur berupa kriteria dan alternatif. Diagram berikutnya mempresentasikan keputusan untuk pengembangan kelembagaan UKM
dengan menggunakan AHP. Adapun kriteria untuk mengembangkan UKM tersebut adalah pihak-pihak yang terlibat dalam program, perankinerja
yang dilakukan oleh pihak tersebut, dan saranaprasarana yang menunjang beserta dengan subkriteria yang terkait dengan masing-masing kriteria
tersebut. Alternatif yang tersedia dalam membuat keputusan terlihat pada level yang paling bawah.
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983 dalam Marimin 2004, untuk berbagai persoalan, skala satu
sampai sembilan adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Tabel Perbandingan AHP
Nilai Kriteria 1
Kriteriaalternatif A sama penting dengan kriteriaalternatif B 3
A sedikit lebih penting dari B 5
A jelas lebih penting dari B 7
A sangat jelas lebih penting dari B 9
Mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8
Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
Nilai perbandingan A debgan B adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A.
3. Penentuan Prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Nilai-nilai perbandinga relatif
kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat
dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan
manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. 4.
Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara
konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
BAB IV CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY COMMUNITY ENGAGEMENT