pengembangan koperasi ini PG bisa dikatakan hampir maksimal dan memasuki kategori CSR philanthropy.
5.8 Ikhtisar
Program pengembangan UKM merupakan salah satu bentuk CSR Perusahaan Geothermal. Pengembangan UKM ini salah satunya berada di
Kecamatan Kabandungan yang merupakan salah satu kecamatan terdekat dengan wilayah perusahaan. Program pengembangan UKM ini dibentuk berdasarkan hasil
MUSRENBANG yang merujuk kepada kebutuhan masyarakat lokal. Pengembangan program ini terdiri atas dua fase, yaitu fase I sebelum tahun 2008
dan fase II tahun 2008-2009. Pada fase I PG memberikan bantuan langsung kepada UKM yang membutuhkan berupa peralatan dan pelatihan teknis. Namun,
hasil evaluasi pada fase ini menunjukkan banyaknya bantuan yang tidak berlanjut, tidak tersosialisasi dengan baik dan tidak tepat sasaran.
Fase II pengembangan UKM oleh PG adalah dengan mengembangkan koperasi lokal. Koperasi ini mengumpulkan UKM-UKM untuk dijadikan mitra
dengan konteks hubungan simpan pinjam. Koperasi ini dibentuk pada pertengahan tahun 2008 atas inisiasi PG dengan dukungan PNM sebagai pelatih dan
pendamping serta pemerintah sebagai regulator dan pengawas. Pada awalnya pendiri koperasi menghimpun dana dari masyarakat melalui pengumpulan
anggota dengan membayar simpanan wajib dan simpanan pokok. Hingga akhirnya koperasi ini diresmikan oleh Bupati Sukabumi pada tanggal 11 Agustus 2009.
Koperasi yang bergerak dalam aktivitas simpan pinjam ini memberikan bantuan pinjaman lunak kepada masyarakat yang memenuhi syarat koperasi.
Bantuan yang diberikan PG untuk UKM melalui perantara koperasi baru bisa dikategorikan sebagai charity akan tetapi untuk pengembangan koperasinya
sendiri sudah mencapai kategori philanthropy. Karena pada pengembangan UKM yang mejadi mitra koperasi, UKM tersebut hanya berstatus sebagai anggota
koperasi yang meminjam dana saja. UKM tersebut tidak mendapatkan alternatif tempat pemasaran dan belum mendapatkan pelatihan ataupun pendampingan
dalam menjalankan usahanya. PNM yang dipercaya sebagai mitra PG pun memberikan pendampingan dan pengawasan hanya sebatas pada koperasi saja.
Namun, untuk pengembangan koperasi bentukan PG, sudah bisa dikatakan baik karena kemajuannya dalam mengelola dana yang ada. Dalam pembentukan dan
pengembangannya pun koperasi ini terus dipantau oleh PNM dan memberikan laporan bulanan kepada PNM.
81
Gambar 15. Matriks Peran dan Fungsi Stakeholder dalam Pembentukan Koperasi Kartini
Peran dan Fungsi Stakeholder Pemerintah
Lokal PG
PNM Masyarakat
Peran a. Merumuskan dan menetapkan
kebijakan mengani pembentukan, pengembangan,
dan aktivitas-kativitas yang dilakukan oleh Koperasi
b. Meningkatkan pengelolaan
koperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Mengawasi jalannya kegiatan
yang dilakukan koperasi d.
Memberikan informasi mengenai tempat pemasaran produk-
produk UKM kelolaan koperasi a.
Menyediakan modal, baik modal berupa material
maupun dana b.
Menciptakan lapangan kerja terutama pada
masyarakat lokal c.
Memberikan masukan pajak dan berpartisipasi
dalam pengembangan ekonomi masyarakat lokal
melalui program CSRnya a.
Memberikan pelatihan dan pendampingan saat
pembentukan dan pengembangan koperasi
b. Memfasilitasi jalannya
sosialisasi kepada masyarakat
c. Mediator pemberi dana
antara PG ke Koperasi d.
Pengawas jalanya kegiatan yang dilakukan koperasi
a. Menyediakan sumberdaya
manusia yang siap pakai untuk pembentukan dan
pengembangan koperasi b.
Mengelola sumberdaya alam yang ada
c. Mengelola kegiatan-kegiatan
yang dilakukan koperasi d.
Mengawasi kinerja koperasi e.
Berpartisipasi dalam setiap sosialisasi, pelatihan dan
pendampingan yang diberikan PG, Pemerintah,
dan PNM dalam proses pembentukan dan
pengembangan koperasi
Fungsi Sebagai regulator, mediator dan
pengawas dalam pembentukan serta pengembangan Koperasi
Kartini Sebagai investor, penginisiasi,
dan pelaksana dalam pembentukan serta
pengembangan Koperasi Kartini
Sebagai fasilitator dalam pembentukan dan
pengembangan koperasi, sebagai mediator antara PG
dengan koperasi, serta sebagai pengawas
Sebagai peserta yang terlibat program, penyedia SDM dan
SDA, serta sebagai pengawas
BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH