Usaha Kecil dan Menengah Muslim Kreatif

5.5 Usaha Kecil dan Menengah Muslim Kreatif

Usaha ini bergerak dalam bidang kesenian masyarakat lokal yang memanfaatkan gedebong pisang sebagai bahan bakunya. Usaha ini mempunyai tempat produksi di Cipanas dimana lukisan-lukisan dan kaligrafi juga bingkainya dibuat sebelum akhirnya dipasarkan. Usaha Muslim kreatif ini dirintis oleh Pak Lebor bersama sahabatnya yang bermula dari hobi mereka pada kesenian seperti lukisan dan kaligrafi. Muslim kreatif ini didirikan pada tahun 2006 dengan modal mandiri. Awalnya mereka melakukan kunjungan ke Desa Mekar Jaya untuk melihat kerajinan kaligrafi yang ada di Desa tersebut, kerajinan ini menggunakan kardus bekas dan bambu sebagai bahan baku utama pembuatan kaligrafinya. Saat itu hasil karya mereka dipasarkan melalui pameran di Kecamatan Kabandungan, Sukabumi tepatnya di GOR Cisaat. Dalam pameran itu UKM ini berhasil menarik perhatian dan mulai mendapat tambahan pesanan. Dalam usahanya Pak Lebor bekerja sama dengan rekan di Citeureup untuk pembuatan bingkai serta PT.DESEM yang dikelola pak Aos untuk pemasukan limbah kayu yang masih layak digunakan untuk pembuatan bingkai lukisan. Usaha-usaha yang dilakukan Muslim Kreatif ini tidak hanya membuat kaligrafi saja, tetapi juga membuat lukisan dari gedebong pisang, merangkai bunga, dan usaha lainnya. Lukisan gedebong pisang ini sendiri sangat unik, jika dilihat dari jauh atau dari samping akan terlihat timbul tiga dimensi. Kisaran harga untuk lukisan ini antara lain Rp.180.000 sampai dengan Rp.700.000, mulai dari ukuran kecil, sedang hingga besar. Lukisan ini menggunakan warna-warna alami dari bahan yang digunakan dalam pembuatannya sehingga tidak memerlukan pewarna buatan. Gambar 12. Usaha Muslim Kreatif Kecamatan Kabandungan UKM ini dulu pernah mendapat penawaran pinjaman dengan prosedur yang lebih mudah dari PT.ANTAM Tbk untuk pengembangan usaha namun ditolak dengan alasan letak perusahaan yang terlalu jauh dari tempat produksi dan dengan prinsip saat itu tidak ingin berhutang karena takut tidak bisa melunasinya. Jika bekerja dengan kekhawatiran seperti itu, seorang pekerja seni tidak akan bisa maksimal mengerjakan hasil karyanya. “Dulu sih teman saya yang tergabung dalam Muslim Kreatif ini ditawari pinjaman modal oleh PT Antam yang ada di Pongkor dengan prosedur yang sangat ringan. Hanya saja saat itu kami berprinsip tidak ingin berhutang karena khawatir tidak bisa melunasinya. Yang namanya kerja seni itu kan tidak bisa dipaksa atau terburu-buru, nanti hasilnya tidak bagus. Lagi pula letak PT Antam sangat jauh dari kabandungan sini, sementara ada PG juga yang letaknya lebih dekat sehingga kami mengharapkan mendapat bantuan bermitra dari sini saja.” Pak Lebor, Anggota Muslim Kreatif Kendala yang dihadapi oleh UKM ini adalah pemasaran dan promosi hasil karya seninya. Pak Lebor sendiri belum mempunyai link untuk menyalurkan hasil karya dari muslim kreatif ini. Ajang promosi dalam pameran pun menghadapi kendala biaya dan tidak tahu contact person yang mengadakan pameran. Padahal Pak Lebor sendiri juga ingin mencoba untuk memasarkan ke tempat-tempat wisata atau Balai Taman Nasional tetapi terbentur kendala tidak adanya link untuk memasukkan hasil karya tersebut kesana. Gambar 13. Lukisan Tiga Dimensi Hasil Karya Muslim Kreatif 5.6 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Kabandungan Beserta Peranannya Pembentukan Koperasi Kartini atas inisiasi pihak PG dilakukan berdasarkan hasil dari musyawarah dengan pemerintah kecamatan melalui MUSRENBANG. Hasil dari MUSRENBANG tersebut diantaranya adalah pembentukan LKM berbasis masyarakat dalam bentuk koperasi. Tujuan pembentukannya adalah untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pinjaman modal usaha dengan syarat yang mudah dan bunga yang sedikit. PG kemudian mencari mitra yang dirasa tepat dan mampu untuk membentuk serta mengembangkan koperasi tersebut. Untuk hal ini, PG mempercayakan pembentukan koperasi tersebut kepada PNM. Dengan pengawasan serta pendampingan dari pihak Kecamatan dan PNM diadakanlah sosialisasi pembentukan koperasi dengan melibatkan warga yang tertarik dengan pembangunan LKM berbasis masyarakat. Perusahaan Geothermal Ide Dasar dan pembiayaan untuk membentuk dan mengembangkan Koperasi Kartini berasal dari PG. Namun, dana yang diperlukan tidak langsung diberikan kepada pihak koperasi tetapi melalui PNM. Dalam konteks ini PNM merupakan mitra yang dipercaya PG untuk memdampingi dan mengawasi masyarakat yang terlibat dengan Koperasi Kartini mulai dari tahap pembentukan hingga pengembangannya. PG memberikan pembiayaan pelatihan baik biaya fasilitator maupun fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam proses tersebut melalui PNM yang kemudian memberikan laporan langsung ke PG tiap bulannya. PG memilih PNM karena PNM merupakan BUMN yang bergerak khusus dalam pengembangan UKM maupun LKM. PNM mempunyai kepedulian yang besar terhadap pengembangan UKM sehingga diharapkan koperasi binaan PNM ini dapat berkelanjutan kedepannya. Kemudian koperasi ini diharapkan dapat membina UKM-UKM mitranya sehingga baik UKM maupun Koperasi dapat berkembang lebih baik dan sustain. Selain itu PG juga membuat social maping untuk menentukan calon pengurus koperasi ini. Penentuan pengurus dilakukan setelah sosialisasi yang dilakukan oleh PNM pada pertengahan bulan oktober 2008 lalu. Pemerintah Kecamatan Kabandungan Pemerintah Kecamatan Kabandungan mempunyai peranan sebagai regulator dalam pembentukan dan pengembangan Koperasi Kartini. Pada awal pembentukannya pemerintah membantu sosialisasi terhadap masyarakat dan memfasilitasi pihak PG dalam proses perizinan di kecamatan dan kabupaten. Selain itu pemerintah kecamatan juga mengawasi jalannya pelatihan dan pembinaan yang dilakukan PNM pada proses pembentukan melalui pendamping UKM dan LKM yang ada di Kecamatan Kabandungan. Dalam proses pengembangannya pendamping UKM kecamatan tersebut memberitahukan informasi mengenai pelatihan dan sharing dengan koperasi lain yang ada di Kecamatan Kabandungan. Pendamping UKM ini juga mendapat laporan perkembangan UKM tiap bulannya. Berdasarkan wawancara dengan pihak kecamatan, perkembangan yang dialami oleh Koperasi Kartini selama enam bulan setelah terbentuk adalah sangat baik. Tidak seperti koperasi lainnya yang pada masa tersebut sudah mulai mengalami kredit macet dan kendala lainnya. Permodalan Nasional Madani PT Permodalan Nasional Madani Persero atau disingkat PNM adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa keuangan. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Juni 1999 dan bertujuan membantu pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. PT.Permodalan Nasional Madani Persero, sebuah lembaga keuangan khusus yang sahamnya 100 persen milik pemerintah, didirikan di Jakarta berdasarkan TAP XVIMPR1998, Letter of Intent IMF tanggal 16 Maret 1999, PP No. 3899 tanggal 25 Mei 1999 dan Akte Notaris No. 1 tanggal 1 Juni 1999 yang mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI No. C- 11.609.HT.01.01.TH 99 tanggal 23 Juni 1999. Dalam proses pembentukan dan pengembangan Koperasi Kartini PG menunjuk PNM sukabumi untuk dijadikan mitra karena mempercayai keahlian dan kinerja PNM dalam pengembangan LKM, UKM, dan Koperasi. PNM memiliki Visi dan Misi pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi; dan juga Lembaga Keuangan Mikro. Hal ini sejalan dan selaras dengan program pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi dari PG guna memberdayakan ekonomi masyarakat disekitar wilayah operasional PG. Oleh karenanya PNM dan PG bekerjasama dalam pola kemitraan guna memberdayakan ekonomi masyarakat disekitar wilayah PG melalui pemberdayaan UKM dan LKM. PNM tidak berperan secara langsung dalam proses pengembangan UKM di Kecamatan Kabandungan tetapi berperan melalui pembentukan dan pengembangan Koperasi Kartini. PNM berperan sebagai fasilitator yang memberikan pelatihan serta pendampingan kepada pendiri-pendiri koperasi. Pembentukan koperasi pada pertengahan tahun 2008. Kegiatan ini dilakukan PNM melalui pembiayaan oleh PG. Kemudian pada awal tahun 2009, pihak PNM kembali melakukan pendampingan lanjutan dengan mempersiapkan fasilitas dan infrastruktur untuk kelompok pendiri agar kegiatan simpan pinjam dapat dikelola lebih professional. Pendampingan itu dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan teknis, implementasi sistem IT, pengadaan infrastruktur kantor serta dukungan modal bergulir. Masyarakat Lokal Masyarakat lokal yang dimaksud adalah masyarakat yang tinggal di Kecamatan Kabandungan dan terlibat dalam pendirian Koperasi Kartini. Pendirian Koperasi Kartini ini tentunya tidak lepas dari peran serta masyarakat dalam partisipasinya mengikuti sosialisasi berupa pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh PG, PNM, dan pemerintah lokal. Dengan kata lain, peran masyarakat disini adalah penyediaan sumberdaya manusia serta sumberdaya alam yang dikelolanya. Dalam proses pembentukan masyarakat juga aktif mengumpulkan modal awal melalui dana simpanan wajib dan simpanan pokok koperasi. Pengembangan UKM selanjutnya adalah melalui Koperasi Kartini yang melibatkan masyarakat kedalam kegiatan simpan pinjam. Jika Masyarakat ingin melakukan pinjaman haruslah menjadi anggota koperasi dan memenuhi syarat peminjaman yang diajukan koperasi serta mempunyai usaha yang dikembangkan. Masyarakat yang tergabung dalam koperasi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu; 1Pengurus koperasi yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara, 2 Pengawas koperasi, dan 3 anggota koperasi.

5.7 Mekanisme Bantuan Perusahaan Geothermal kepada UKM di Kecamatan Kabandungan