Struktur Kepengurusan Koperasi Kartini Kinerja Koperasi Kartini

masyarakat antara pihak PG yang bekerjasama dengan PNM dan masyarakat setempat.

5.3 Struktur Kepengurusan Koperasi Kartini

Rapat pembentukan koperasi diselenggarakan pada pertengahan tahun 2008 dengan kerjasama antara PG dan PNM sebagai penyelenggara. Setelah itu kedua pihak melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berminat dalam pendirian koperasi ini. Selanjutnya, terbentuklah kelompok pendiri yang ditargetkan dapat mengumpulkan modal awal dari masyarakat untuk proses awal pendirian koperasi. Kemudian dilakukan penataan pengurus dengan susunan sebagai berikut Gambar 11. Gambar 11. Bagan Struktur Kepengurusan Koperasi Kartini Struktur kepengurusan Koperasi Kartini terdiri atas pengelola dan pengawas. Pengurus terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Sekretaris dan bendahara melaporkan aktivitas simpan-pinjam yang dilakukan oleh koperasi dalam periode tertentu, kemudian dituangkan kedalam laporan PENGAWAS: Ketua: Wiwin Winarto Anggota: Iwan Rustandi Yayang Maulana KETUA KOPERASI BENDAHARA Lilis Maryani SEKRETARIS Yeni Heryani ANGGOTA bulanan. Laporan ini diserahkan kepada ketua dan kemudian dilaporkan lagi kepada pihak PNM sebagai pengawas utama. Selain pengawas utama yang selalu mendapatkan laporan aktivitas koperasi, ada juga pengawas dari masyarakat yang tergabung dalam tim pengawas.

5.4 Kinerja Koperasi Kartini

Koperasi Kartini merupakan lembaga keuangan mikro berbasis masyarakat yang bergerak sebagai koperasi simpan pinjam. Unit usaha dari koperasi ini adalah unit simpan pinjam antara pihak koperasi dengan UKM yang menjadi mitranya. Koperasi ini membantu mengembangkan UKM yang merupakan mitra koperasi dengan memberikan pinjaman lunak. Bantuan berupa pinjaman modal dengan kredit lunak yang diberikan melalui Koperasi Kartini kepada UKM yang ada mempunyai beberapa kriteria. Kriteria ini bertujuan agar dana yang digulirkan tepat sasaran dan dapat berkembang dimasyarakat melalui pengelolaan yang baik oleh koperasi tersebut. Kriteria masyarakat yang dapat memperoleh bantuan dari Koperasi ini berdasarkan penuturan Informan adalah berpegang pada tiga prinsip utama PG yaitu; 1. Melibatkan partnersip: berarti masyarakat yang mempunyai usaha tersebut harus berkelompok, dengan kata lain bukan merupakan usaha pribadi. Hal ini bertujuan agar bantuan yang ada bisa dirasakan oleh masyarakat luas, dengan usaha yang dibentuk secara berkelompok diharapkan dapat membantu menguragi pengangguran yang ada di Kecamatan Kabandungan. Sehingga masyarakat penerima bantuan dapat lebih maju tidak hanya untuk satu individu saja tetapi juga individu- individu lain yang ada dikelompoknya. 2. Tidak ingin menggantikan peran pemerintah setempat: maksudnya adalah, bantuan yang diberikan sesuai dengan program yang ada di pemerintah lokal. Dengan demikian bantuan yang diberikanpun dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Dalam pembentukannya Koperasi Kartini juga melibatkan kebijakan-kebijakan yang disesuaikan dengan pemerintah setempat. Hal ini juga terkait dengan bantuan-bantuan lain ke masyarakat yang dilakukan melalui MUSRENBANG dengan pihak kecamatan setempat sehingga tidak menyimpang dari apa yang dibutuhkan masyarakat setempat. 3. Kemandirian masyarakat: dilihat dari kelayakan usaha yang dibangunnya secara berkelompok. Kelayakan usaha ini diinterpretasikan dalam pembuatan proposal, laporan keuangan UKM serta pengawasan keberlangsungan usaha. Bekerjasama dengan pendamping UKM dari kecamatan, Koperasi Kartini mengawasi pemberian bantuan pinjaman kepada masyarakat sesuai dengan kriteria yang berlaku. Kriteria yang dijadikan pengukur layak tidaknya UKM mendapatkan pinjaman dari sudut pandang Koperasi berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Koperasi Kartini adalah: 1. Karakter orang yang meminjam dana: dilihat dari ketepatan waktu sipemilik usaha dalam mengembalikan angsuran pinjaman pada periode pertama kali meminjam. 2. Kelayakan Usaha dan kejelasan dana yang akan digunakan: dengan memberikan rincian penggunaan dana serta perjanijan waktu pengembalian dana yang telah disepakati pihak Koperasi dengan pemilik usaha. 3. Perkembangan penghasilan usaha: dilihat dari tingkat pertumbuhan pendapatan usaha dari waktu ke waktu pendapatan usaha tiap bulannya. Terdapat beberapa prosedur dalam proses untuk mendapatkan pinjaman dari Koperasi Kartini. Masyarakat yang membutuhkan bantuan ini pertama-tama harus terdaftar menjadi anggota koperasi dengan membayar simpanan pokok sebesar 100.000 rupiah dan simpanan wajib sebesar 10.000 rupiah tiap bulannya. Kemudian calon peminjam yang telah menjadi anggota mengajukan surat permohonn pinjaman dan mengisi formulir yang telah disediakan oleh koperasi. Pihak koperasi akan memeriksa relevansi jumlah pinjaman dengan data yang di isi calon peminjam pada formulir yang telah diisi sebelumnya. Setelah dirasa layak, calon peminjam membawa bukti identitas berupa fotokopi KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah, foto, dan akta jual beli, sertifikat rumah, ataupun BPKB. Tetapi syarat itu tidak mutlak karena pada dasarnya yang melandasi transaksi ini adalah kepercayaan diantara pihak koperasi dengan anggota. Sementara rapat umum anggota baru dilakukan sebanyak dua kali sejak proses pembentukan hingga peresmian oleh Bupati Sukabumi. Proses pengembalian pinjaman dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Apabila terdapat hambatan dalam pembayaran pinjaman, pihak koperasi akan menggunakan pendekatan personal untuk mengetahui penyebab keterlambatannya dan memberikan sedikit kelonggaran waktu. Hanya saja, pihak koperasi selalu menargetkan bahwa pengembalian pinjaman harus tepat waktu untuk menghindari kredit macet dan malah merugikan pihak yang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: ”Pada dasarnya transaksi simpan-pinjam itu sebaiknya mngikuti aturan yang berlaku. Kalau masyarakat ingin pinjam ,mereka harus menjadi anggota dulu. Setelah itu akan ada pengecekan layak tidaknya calon peminjam untuk mendapatkan pinjaman, biasanya dilihat dari penghasilan yang didapat tiap bulan, atau karakter orang yang meminjam. Ada syarat-syarat seperti jaminan sertifikat rumah, tanah, BPKB ataupun yang lain tapi itu tidak mutlak karena belum tentu calon peminjam mempunyai semua itu, jadi kembali lagi pada kepercayaan diantara dua pihak. Dalam pengembalian pinjaman ada saja yang terlambat membayar, kalau sudah begitu kami melakukan pembicaraan personal untuk mengetahui kendalanya. Kami bisa memberi kelonggaran. Soalnya yang namanya usahakan tidak selamaya lancar kadang ada masa sulitnya juga” LS, Ketua Koperasi Kartini Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Koperasi Kartini pada akhirnya akan dilaporkan kepada pihak PNM yang menjadi mitra PG dalam pengembangan koperasi ini. Tiap bulannya ada berita acara yang diisi oleh pihak koperasi dengan disertai oleh laporan neraca bulanan. Dalam setiap aktivitasnya ini koperasi diawasi oleh PNM, pengawas dari anggota, dan pendamping UKM dari kecamatan. Bentuk kerjasama antara koperasi dengan pemerintah maupun koperasi dengan PG tidak tertuang dalam sebuah MOU. Adapun bentuk kerjasama yang terikat perjanjian adalah kerjasama antara koperasi dengan PNM yang merupakan sumber dana, pemberi pelatihan, dan pengawas koperasi tersebut.

5.5 Usaha Kecil dan Menengah Muslim Kreatif