10
Menurut Nasrudin 2010 hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses pembesaran lele adalah pengaturan ketinggian air. Pada Tabel 3 disajikan standar
ketinggian air. Tabel 3. Standar Ketinggian Air Nasrudin, 2010
Kode Pellet Penambahan Air
setelah pakan jenis tertentu habis
Ketinggian air kolam setelah ditambah
Air Pakan lele 1 ml
- 50 cm
Pakan lele 2 ml 20 cm
70 cm Pakan lele 3 ml
20 cm 90 cm
Pakan lele tenggelam 30 cm
120 cm Pada tahap awal pengisian air ketinggiannya adalah 50 cm, jika pakan ikan
lele 1 ml telah habis maka tinggi air harus ditambah 20 cm hingga menjadi 70 cm. Lakukan pengisian dengan air baru tanpa pengomposan. Berikutnya jika pakan
ikan lele 2 ml telah habis maka ketinggian air ditambah 20 cm lagi sehingga menjadi 90 cm. Ketinggian air tidak ditambah sampai pakan ikan lele 3 ml habis.
Jika pakan ikan lele 3 ml telah habis, baru ketinggian air ditambah lagi 30 cm sehingga menjadi 120 cm. Ketinggian air tetap 120 cm sampai pada saat panen.
Najiyati 2010 menyampaikan bahwa salah satu faktor penyebab kegagalan usaha budidaya ikan lele adalah adanya hama dan penyakit ikan. Hama
ikan lele mencakup berang-berang, ular, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut. Penyakit ikan yang sering menyerang ikan lele adalah bakteri
Aeromonas dan Pseudomonas, penyakit bintik putih, penyakit yang disebabkan jamur dan penyakit non parasit. Pengobatan penyakit yang disebabkan Aeromoas,
Pseudomonas dan jamur adalah dengan perendaman menggunakan PK dosis 3 grM
3
, penyakit bintik putih dan jamur diobati oleh garam dapur 1-20 gramM
3
2.3 Proses Panen dan Pasca Panen
. Bawang putih juga sangat efektif untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh
Aeromonas dengan cara mencampurkan bawang putih ke dalam pakan selama proses pengobatan ikan Novia, 2010. Penyakit non parasit diobati dengan
pergantian air atau melakukan penebaran bakteri pengurai.
Nasrudin 2010 menyatakan pemanenan ikan lele bisa di lakukan pada umur 2 bulan terhitung sejak awal penebaran benih ikan lele atau dengan kata lain
11
perubahan berat badan lele dari 10 gram menjadi 80-170 gram. Panen dilakukan dengan cara menguras dan membersihkan kolam. Pembuangan air kolam dapat
dilakukan dengan membuang air lewat pipa pembuangan atau menggunakan pompa, kemudian ditangkap menggunakan serokan dan dikumpulkan dalam tong
plastik yang lebih besar untuk penampungan sementara. Grading ukuran lele dilakukan secara manual. Ikan lele yang sudah dipilah dimasukkan ke kolam
penampungan sesuai ukurannya untuk dicuci. Penimbangan lele per ukuran hasil grading
dilakukan setelah dicuci Nugroho, 2007.
2.4 Pemasaran
Menurut Michael Etzel, dkk dalam Saladin 2004 bahwa Marketing is total system of business designed to plan, price, promote and distribute want
satiffying product to target markets to achieve organizational objective. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi.
Proses pemasarannya sendiri menurut Sarwono 2011 adalah proses menganalisis peluang pemasaran, menyeleksi pasar sasaran, mengembangkan
bauran pemasaran dan mengatur usaha pemasaran. Jadi, tugas pemasaran yang penting adalah meyakinkan sebanyak mungkin calon pelanggan untuk
mengadopsi produk yang dihasilkan dengan cepat untuk kemudian dapat menurunkan biaya unit produksi dan membantu sejumlah besar pelanggan yang
setia sebelum para pesaing masuk ke pasar Kusumastuti, 2009. Pemasaran menurut Sarwono 2011, merupakan proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang
bernilai satu sama lain. Sama halnya dengan Rangkuti 2005, mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
12
Nugroho 2007 menyampaikan bahwa dalam suatu sistem agribisnis ikan lele, terjaminanya pasokan ikan lele dan kepastian pemasaran dari produk yang
dihasilkan merupakan salah satu kunci yang sangat berperan dalam menjamin kesuksesan dan kesinambungan usaha. Jika pasar tidak dapat menyerap produk
yang dihasilkan maka proses berputarnya roda produksi akan terganggu sehingga akan menyebabkan tersendatnya usaha. Karakteristik pemasaran ikan lele sangat
khusus, yaitu hanya ikan lele dengan ukuran tertentu yang diterima oleh pedagang dengan harga tinggi. Ikan lele tersebut adalah ukuran 6-12 ekor per kg ukuran
konsumsi. Sementara itu, diluar ukuran tersebut harga ikan lebih murah sekitar Rp, 1000-2000 per kg Prihartono dkk, 2010. Dalam agribisnis ikan lele,
keuntungan semakin besar jika kita dapat memproduksi ikan lele dengan ukuran konsumsi sebanyak dan seseragam mungkin.
Nugroho 2006 menyampaikan untuk pemasaran ikan lele yang lebih menguntungkan perlu adanya segmentasi pasar. Dengan adanya segmentasi
pasar, maka perputaran modal dalam aktivitas agribisnis lele akan semakin cepat berputar. Segmentasi usaha lele adalah pembagian suatu kegiatan menjadi
beberapa rangkaian unit kegiatan yang menghasilkan produk dan dapat dipasarkan secara terpisah. Segmentasi usaha yang mungkin dilakukan adalah produksi larva
ikan lele ukuran 15 hari, produksi benih ikan lele ukuran 3-5 cm, produksi benih ikan lele ukuran 7-10 cm, produksi ikan lele yang berukuran 50-60 ekorkg dan
produksi ikan lele konsumsi yang berukuran 6-12 ekorkg.
2.5 Analisis Kelayakan Usaha