Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele di UD Sumber Rezeki

72 menyasar target dalam area terkecil diwilayah sekitar kita, lalu menjaga pasokan agar dapat terus berlanjut, jauh lebih baik dibandingkan dengan memproduksi skala besar–besaran sambil mengharapkan tengkulak ataupun bandar datang membeli hasil panen kita dengan harga yang tinggi. Tabel 12. Dinamika harga ikan lele saat musim hujan cuaca buruk Dinamika harga Faktor pemicu Harga lele konsusmsi naik Mayoritas pembenih ikan lele, mengalami gagal produksi. Sebagian besar diakibatkan faktor cuaca. Seperti : berkurangnya angka persentase telur yang menetas akibat suhu yang terlalu dingin ataupun fluktuatif, terganggunya jadwal pakan dan sortir, berkurangnya pasokan cacing sutera sebagai pakan alami utama ketika larva ikan lele baru menetas hingga berumur 5 hari, dan lain sebagainya. Permintaan benih ikan lele naik. Kolam - kolam mulai kembali terisi dengan waktu hampir bersamaan. Permintaan benih akan naik, namun pasokan benih akan berkurang. Sehingga kecenderungan akan terjadi kenaikan harga ikan lele konsumsi Harga lele konsumsi turun Pasokan ikan lele konsumsi berlimpah. Harga ikan lele terjun bebas. Jangan heran jika panen ikan lele di kolam anda hanya dihargai kurang dari Rp. 10.000,-. Dan jangan heran pula jika petani luar daerah mampu memberikan harga hanya Rp. 10.000,- hingga Rp. 10.500,- bahkan sudah diantar sampai ke Jakarta. Daya tampung bandar yang terbatas. Ketika pasokan berlimpah, bandar tetap menampung sesuai dengan kemampuan kolam dan daya serap penjualannya. Tidak seperti komoditas lain, bandar tidak akan menimbun barang dagang dalam jumlah melebihi dari kemampuannya, meskipun harga beli di petani sedang turun.

4.4. Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele di UD Sumber Rezeki

Analisis kelayakan usaha pembesaran ikan lele terhadap sampel yang diambil dimaksudkan untuk memberikan gambaran berapa besar keuntungan UD Sumber Rezeki dalam menjalankan usaha pembesaran ikan lele. Analisis kelayakan usaha diperoleh berdasarkan data produksi yang diamati selama dilakukan pengamatan dan dapat dilihat di Lampiran 9. Analisis kelayakan usaha tersebut tidak bersifat mutlak dan berlaku untuk semua wilayah, melainkan hanya sebagai gambaran di UD Sumber Rezeki sebagai pembanding untuk tempat lain 72 yang melakukan usaha sejenis. Tabel 13 menunjukkan data analisis kelayakan usaha di UD Sumber Rezeki Parung, Jawa Barat sebagai berikut : Tabel 13. Analisis kelayakan usaha budidaya ikan lele luas total lahan 2500 M 2 1 2 3 4 5 1. Total PemasukanTahun 969,397,600 969,397,600 969,397,600 969,397,600 969,397,600 2. Total PengeluaranTahun 1. Investasi 249,000,000 2. Biaya produksi 886,975,400 874,000,000 874,000,000 874,000,000 874,000,000 3. Biaya Penyusutan 24,900,000 22,908,000 22,449,840 22,000,843 1,135,975,400 898,900,000 896,908,000 896,449,840 896,000,843 3 Analisis Net Benefit 166,577,800 70,497,600 72,489,600 72,947,760 73,396,757 Discount factor 14 0.88 0.769 0.675 0.592 0.519 Net Present Value NPV 14 146,120,877 54,245,614 48,928,415 43,190,930 38,119,976 NPV 38,364,058 PV Positif 184,484,935 PV Negatif 146,120,877 Net BC Ratio 1.26 Discount factor 18 0.83 0.69 0.59 0.48 0.4 Net Present Value NPV 20 138,259,574 48,643,344 42,768,864 35,014,925 29,358,703 Net Present Valeu 14-20 7,861,303.19 IRR 17 PBP14 dalam tahun 3,9 No Uraian Total Tahun Dari analisis tabel di atas, didapatkan nilai kriteria kelayakan usaha sebagai berikut :

1. NPV

Merupakan nilai sekarang dari sejumlah uang di masa yang akan datang dan dikonversikan ke masa sekarang dengan menggunakan tingkat bunga terpilih. Kegiatan usaha yang memberikan nilai positif layak dikelola. Berdasarkan perhitungan terhadap NPV usaha budidaya ikan lele yang diamati dengan menggunakan discount factor 14 Lampiran 10, maka nilai NPV untuk usaha budidaya ikan lele Rp. 38.140.956 selama 5 tahun investasi. Nilai NPV positif mengindikasikan bahwa usaha budidaya ikan lele layak dikelola.

2. IRR

IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian internal. Tingkat pengembalian bunga yang lebih tinggi IRR dari pada bunga modal yang diminta merupakan hasil yang diharapkan. Nilai IRR dari usaha UD Sumber Rezeki dengan NPV1 14 dan NPV2 20 Lampiran 10 diperoleh IRR 17, 72 Dengan nilai tersebut, maka usaha tersebut layak dilakukan karena nilainya melebihi suku bunga bank saat ini yaitu 14 per tahun.

3. BC Ratio

Perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan yang diperoleh. Suatu usaha dikatakan layak jika BC ratio mempunyai nilai lebih besar dari 1. Dari Tabel 13 terlihat bahwa nilai BC ratio adalah 1,26 yang menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan lele layak diusahakan. Setiap penambahan biaya sebesar Rp. 1 maka akan diperoleh pendapatan 1,26.

4. Titik Impas BEP

Analisis itik impas dimaksudkan untuk mengetahui kondisi produksi yang harus dicapai sehingga usaha ini tidak untung ataupun rugi. Usaha ikan lele dikatakan impas manakala jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga usaha budidaya ikan lele tidak mengalami kerugian, tetapi juga tidak memperoleh laba. Berdasarkan perhitungan analisis BEP Lampiran 10 diperoleh rata-rata titik impas per kg Rp. 9,631.76 atau senilai Rp. 222.084.250 untuk memproduksi ikan lele sebanyak 22.988 kg.

5. PBP

PBP berfungsi untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha. Berdasarkan analisis kelayakan usaha Lampiran 10, dari total investasi Rp. 249.200.000, maka usaha ini akan dikembalikan melalui cash flow selama 3 tahun 9 bulan. Jika melihat rata-rata daya tahan kolam selama 10 tahun, maka dari sisi PBP, usaha ini sangat layak untuk dikembangkan.

4.5 Pengembangan Produk Olahan Ikan Lele