Analisis Kelayakan Usaha PENDAHULUAN

12 Nugroho 2007 menyampaikan bahwa dalam suatu sistem agribisnis ikan lele, terjaminanya pasokan ikan lele dan kepastian pemasaran dari produk yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang sangat berperan dalam menjamin kesuksesan dan kesinambungan usaha. Jika pasar tidak dapat menyerap produk yang dihasilkan maka proses berputarnya roda produksi akan terganggu sehingga akan menyebabkan tersendatnya usaha. Karakteristik pemasaran ikan lele sangat khusus, yaitu hanya ikan lele dengan ukuran tertentu yang diterima oleh pedagang dengan harga tinggi. Ikan lele tersebut adalah ukuran 6-12 ekor per kg ukuran konsumsi. Sementara itu, diluar ukuran tersebut harga ikan lebih murah sekitar Rp, 1000-2000 per kg Prihartono dkk, 2010. Dalam agribisnis ikan lele, keuntungan semakin besar jika kita dapat memproduksi ikan lele dengan ukuran konsumsi sebanyak dan seseragam mungkin. Nugroho 2006 menyampaikan untuk pemasaran ikan lele yang lebih menguntungkan perlu adanya segmentasi pasar. Dengan adanya segmentasi pasar, maka perputaran modal dalam aktivitas agribisnis lele akan semakin cepat berputar. Segmentasi usaha lele adalah pembagian suatu kegiatan menjadi beberapa rangkaian unit kegiatan yang menghasilkan produk dan dapat dipasarkan secara terpisah. Segmentasi usaha yang mungkin dilakukan adalah produksi larva ikan lele ukuran 15 hari, produksi benih ikan lele ukuran 3-5 cm, produksi benih ikan lele ukuran 7-10 cm, produksi ikan lele yang berukuran 50-60 ekorkg dan produksi ikan lele konsumsi yang berukuran 6-12 ekorkg.

2.5 Analisis Kelayakan Usaha

Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio keuangan juga dapat dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak, dalam kajian ini yang digunakan adalah dengan melihat kriteria-kriteria investasi, yaitu Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Break Even Point BEP, Internal Rate of Return IRR dan Pay Back Period PBP. 13 1. Net Present Value NPV NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi. NPV merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu Pramudya, 2006. Menurut Umar 2007 NPV dari suatu usaha merupakan nilai sekarang dari selisih antara benefit manfaat dengan cost biaya pada discount rate DF tertentu. NPV menunjukkan kelebihan benefit dibandingkan dengan cost. Kriteria NPV Pramudya, 2006 adalah : NPV 0 maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan, NPV = 0 maka proyek tidak untung dan juga tidak rugi manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan dan NPV 0, maka proyek rugi dan lebih baik tidak dilaksanakan. Menurut Pramudya 2006, nilai NPV ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Bt = benefit bruto pada tahun ke-t Rp Ct = cost bruto pada tahun ke-t Rp n = umur ekonomis usaha tahun i = tingkat suku bunga t = periode investasi i = 1,2,3....n Menurut Gaspersz 2005 penghitungan NPV dapat menggunakan rumus sebagai berikut : NPV = ∑ PV ; n. i PV = F 1 +i -n ∑ ∑ = = + + = n o t t i 1 Ct - 1 n t t i Bt NPV ∑ = + − = n o t t t t i C B 1 14 PV = Nilai sekarang Rp P = Nilai pada n - tahun Rp n = umur ekonomis usaha tahun i = tingkat suku bunga t = periode investasi i = 1,2,3....n 1 +i -n 2. Net Benefit Cost Ratio Net BC = discount factor pada n - tahun Net BC merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif NPV positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif NPV negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai net BC 1, maka proyek layak dilaksanakan, tetapi jika nilai BC 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan Pramudya, 2006. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan, dinotasikan sebagai berikut : Bt = benefit bruto pada tahun ke-t Rp Ct = cost bruto pada tahun ke-t Rp n = umur ekonomis usaha tahun i = tingkat suku bunga t = periode investasi i = 1,2,3....n Cara menghitung net BC menurut Gaspersz 2005 : CNegatif B CPositif B NPV NPV C NetB − − = 3. Break Even Point BEP BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil untuk B t -C t untuk B t -C t ∑ ∑ = = + − + − = n t t i i n t t t t i B C i C B C B Net 1 1 15 penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan laba Pramudya, 2006. Dengan kata lain, tingkat produksi dimana tidak ada kerugian dan keuntungan Pramudya, 2006, yang dinotasikan sebagai berikut : Penerimaan Total Variabel Biaya 1 Tetap Biaya BEP − = Cara menghitung BEP menurut Gasperesz 2005 adalah sebagai berikut : Z = R – TC = 0 Z = Keuntungan Rptahun R = Penerimaan Rptahun TC = Total biaya Rptahun TI = FC P-VC TI = Break even point unit produktahun FC = Biaya tetap Rptahun P = Harga jual Rpunit produk VC = Biaya variable Rpunit produk N = Jumlah produk yang dihasilkan unittahun 4. Internal Rate of Return IRR Persentase keuntungan yang diperolah atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi NPV sama dengan nol disebut IRR. Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan Pramudya, 2006. Formulasi yang digunakan dalam menghitung sebagai berikut : 16 NPV 1 NPV = Nilai NPV yang positif Rp 2 i = Nilai NPV yang negatif Rp 1 i = discount rate nilai NPV yang positif 2 i = IRR = discount rate nilai NPV yang negatif 5. Pay Back Period PBP PBP merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas Umar, 1997. PBP juga merupakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar atau sama dengan 1, proyek tersebut dapat dijalankan. PBP merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas Umar, 2007. Hasilnya merupakan satuan waktu yang pada tahap berikutnya dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Menurut Umar 2007, perhitungan PBP adalah : 1 n 1 n C B m n PBP + + − + = n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir M = nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir 1 n B + = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun n + 1 1 n C + = nilai sekarang biaya bruto tahun n + 1

2.6 Strategi Pengembangan