Persepsi responden yang termasuk pada kategori sedang adalah sebesar 35,48. Persepsi kategori sedang, bisa dikatakan bahwa keberadaannya masih
dalam keraguan. Pada kondisi tertentu dapat menjadi penghambat, dan pada kondisi lain dapat pula mendukung dalam kegiatan hutan tanaman ini. Persepsi ini
disebabkan karena responden hanya dapat merasakan manfaat sebagian dampak positifnya. Sebagian masyarakat dapat merasakan keuntungan adanya hutan
tanaman yaitu dengan terlibatnya sebagai tenaga kerja sehingga memperoleh tambahan pemasukan dari upah kerja, tetapi dengan keterbatasan wawasan dan
pengetahuan tidak merasakan manfaat lainnya yang tidak diperoleh secara langsung.
Persepsi seseorang terhadap sesuatu obyek akan positif apabila sesuai dengan kebutuhannya, sebaliknya akan negatif apabila bertentangan dengan
kebutuhan orang tersebut. Adanya keuntungan atau manfaat dari hutan tanaman ini menimbulkan persepsi yang positif dari masyarakat. Responden yang
memberikan Persepsi baik cukup mendominasi, hal ini dibuktikan dengan sebanyak 61,29 responden memiliki tingkat persepsi yang termasuk pada
kategori tinggi. Tingkat persepsi ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat merasakan keuntungan dan manfaat yang sebagian besar dibutuhkan masyarakat.
Persepsi ini sangat menguntungkan, karena akan menunjang dalam pencapaian keberhasilan pembangunan hutan tanaman. Secara keseluruhan tingkat persepsi
masyarakat pada pembangunan hutan tanaman pola kemitraan tergolong tinggi, dan adapun fakto yang mempengaruhi tingkat persepsi masyarakat adalah umur
dan matapencaharian masyarakat.
5.1.3 Hubungan Partisipasi dan Persepsi
Persepsi dan partisipasi merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan. Secara nalar persepsi positip dapat menjadi gambaran bahwa
masyarakat dapat memberikan partisipasi positif pula. Masyarakat akan semakin antusias untuk berpartisipasi secara aktif manakala dilandasi oleh adanya tingkat
persepsi yang positif dari masyarakat Susiatik 1998. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh partisipasi terhadap persepsi maka
dilakukan peninjauan dan pengelompokan responden berdasarkan partisipasi rendah, sedang, dan tinggi, kemudian dilihat persepsi masing-masing responden
apakah rendah, sedang, atau tinggi. Berikut ditampilkan pengelompokan tingkat partisipasi responden berdasarkan tingkat persepsi pada Tabel 34.
Tabel 34. Distribusi tingkat partisipasi responden berdasarkan tingkat persepsinya. Persepsi
Partisipasi Jumlah
Responden Rendah
Sedang Tinggi
Buruk 1
1 Sedang
1 9
1 11
Baik 17
2 19
Jumlah responden 2
26 3
31 Responden yang memiliki nilai partisipasi rendah dan persepsi buruk yaitu
sebanyak 1 orang 3,23 . Responden beranggapan bahwa kegiatan hutan tanaman pola kemitraan ini belum membuahkan hasil, dan responden ingin
melihat hasil dari hutan tanaman pola kemitraan tersebut. Ada pula anggapan bahwa lebih baik membuat ladang, menanam padi, dan menoreh getah karet,
karena hal itu sudah tentu dapat menghasilkan uang. Selain itu upah pekerjaan yang diberikan perusahaan jika ia bekerja pada perusahaan dirasa lebih rendah
daripada hasil dari menoreh, dan berladang. Sehingga nilai persepsi yang diberikan pun rendah, karena hal tersebut dirasa sesuatu yang baru dan belum
dirasakan manfaat secara langsung. Kemudian responden yang memiliki nilai partisipasi rendah dan persepsi
sedang sebanyak 1 orang 3,23 . Menurut responden, partisipasi yang ia berikan hanya sebatas memitrakan sedikit lahannya saja, ia tidak mampu
mengerjakan pekerjaan yang ditawarkan perusahaan kepadanya dikarenakan kondisinya yang sering sakit-sakitan. Selain itu ia mempunyai ladang yang cukup
luas yang sedang ditanami bibit karet. Jadi ia lebih mengutamakan memelihara tanaman karetnya. Ia memang menggantungkan biaya hidupnya dari hasil
menoreh getah dan berladang. Persepsi yang diberikan Bapak Swn ini pun tergolong pada kategori sedang, karena menurutnya ada perusahaan ini dapat
membantu akses masyarakat dengan dibukanya jalan kampung. Selain itu kedepannya ia ingin mencoba memitrakan sebagian ladangnya jika sudah tidak
dipakai ladang lagi. Untuk responden yang nilai partisipasinya sedang dan persepsi sedang yaitu
sebanyak 9 orang 29,03 . Secara umum, responden menyatakan bahwa mereka bersedia memitrakan lahannya dan mau menerima pekerjaan yang ditawarkan
perusahaan jika tidak bentrok dengan kegiatan utama mereka yaitu menoreh getah karet. Ada yang mengungkapkan bahwa responden mau bermitra dengan
perusahaan baik dalam lahan dan pekerjaannya. Dalam memberikan persepsinya terhadap hutan tanaman pola kemitraan, secara umum responden menyatakan
bahwa adanya perusahaan dan hutan tanaman ini akan membantu masyarakat sekitar, dan masyarakat mau mencoba menerima keberadaan perusahaan tersebut.
Responden yang nilai partisipasinya sedang dan persepsinya tinggi sebanyak 17 orang 54,83 . Ini adalah kelompok yang jumlah respondennya paling
banyak dari kelompok yang lain. Secara umum partisipasi yang diberikan hampir sama dengan yang sebelumnya yaitu mereka bersedia memitrakan lahannya dan
mau menerima pekerjaan yang ditawarkan perusahaan jika tidak bentrok dengan kegiatan utama mereka. Selain itu ada salah seorang responden yang mau
membantu perusahaan dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat yang lain. Ia berpendapat bahwa hal itu yang mudah dan mampu ia lakukan karena ia
senang bersosialisasi. Selain itu ada yang berpendapat bahwa dengan bermitra dengan perusahaan maka ia telah menabung untuk masa depannya.
Kemudian responden yang memiliki nilai partisipasi tinggi dan persepsi sedang terdapat 1 orang 3,23 . Menurut penuturannya, responden banyak
berperan dalam pengembangan hutan tanaman pola kemitraan, dari mulai sosialisasi dan ikut memitrakan lahannya untuk ditanami sengon. Kini luas lahan
yang dimitrakan dengan perusahaan mencapai ± 20 Ha. Tetapi ada yang membuat persepsinya sedang yaitu perusahaan kurang memperhatikan hak dari peserta
mitra, yaitu dalam hal pemenuhan jatah karet unggul yang tidak jelas. Hal ini dikhawatirkan akan membuat citra buruk perusahaan.
Responden yang memiliki nilai partisipasi tinggi dan Persepsi baik sebanyak 2 orang 6,45 . Responden mengungkapkan bahwa ia merupakan tokoh
masyarakat yang membantu perusahaan dalam sosialisasi dan membuka pemikiran masyarakat tentang perusahaan. Sehingga masyarakat banyak yang
bermitra dengan perusahaan untuk pengembangan hutan tanaman pola kemitraan. Selain itu luasan lahan yang dimitrakannya mencapai hampir 55 Ha. Hal ini
dikarenakan karena ia merupakan tuan tanah di daerah itu. Dalam hal persepsi, mereka optimis bahwa perusahaan akan membuahkan hasil yang baik. Baik itu
dari kayu yang dihasilkan maupun dari aspek pendidikan anak-anak di sekitar perusahaan. Karena perusahaan ikut membantu memberikan insentif bagi guru
bantu yang mengajar disana.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan