Waktu dan Lokasi Penelitian Data Pemegang Izin

Persepsi dan partisipasi merupakan 2 hal yang berbeda namun saling berkaitan. Hal ini senada dengan pernyataan Susiatik 1998 bahwa Tingkat peran serta masyarakat berkaitan dengan tingkat persepsi. Masyarakat akan semakin antusias untuk berpartisipasi secara aktif manakala dilandasi oleh adanya tingkat persepsi yang positif dari masyarakat. Oleh karena itu hubungan persepsi erat kaitannya dengan partisipasi. Meskipun demikian ada kemungkinan antara persepsi dan partisipasi tidak berkaitan. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui hubungan antara partisipasi dan persepsi masyarakat dalam pengembangan hutan tanaman industri pola kemitraan.

6.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan Juli - September pada tahun 2010, dengan lokasi di areal kerja PT. Nityasa Idola Kecamatan Meranti, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat.

6.3 Metode Pengambilan Data 3.3.1 Metode Pemilihan Responden

Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling sengaja dari populasi di tiga dusun yang berada di wilayah areal konsesi perusahaan. Jumlah responden sebanyak 31 KK, dengan kriteria KK yang memitrakan lahannya kepada perusahaan.

3.3.2 Jenis Data dan Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden sedangkan data sekunder merupakan data yang berkaitan dengan penelitian namun diperoleh secara tidak langsung dari responden namun informasi yang diperoleh dari dokumen, arsip dan laporan. Data-data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, data persepsi dan partisipasi. Data-data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi RKU perusahaan, dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik-teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data primer dan sekunder yaitu: 1. Teknik wawancara tanya jawab secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara secara tidak terstruktur dengan bertanya secara langsung tanpa menggunakan kuesioner kepada responden. 2. Studi pustaka yaitu dengan cara mencatat dan mempelajari laporan, dokumen, literatur, karya ilmiah, hasil penelitian dan arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Pengamatan berperan serta yaitu dengan mengamati kondisi dan kegiatan responden di lapangan.

6.4 Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan menjadi beberapa tahapan yaitu : 1. Persepsi terhadap kegiatan pengembangan hutan tanaman pola kemitraan oleh PT. NI diukur berdasarkan jumlah skor dari 16 pertanyaan dari kuesioner dengan menggunakan skala likert. Masing-masing pertanyaan memiliki skor seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 Skor pertanyaan pada persepsi No. Kategori Skor 1 Setuju S 3 2 Kurang Setuju KS 2 5 Tidak Setuju TS 1 Tabel 2 Kategori tingkat persepsi No. Kategori Skor 1 Baik ≥ 38 2 Sedang 27-37 5 Buruk ≤ 26 2. Partisipasi masyarakat responden diukur berdasarkan jumlah skor dari 16 pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Kegiatan partisipasi ditinjau dari aspek: a. Partisipasi dalam aktivitas pembukaan lahan dan kelompok tani hutan tanaman 5 pertanyaan b. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi, kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharan dan pelatihan hutan tanaman 5 pertanyaan c. Partisipasi dalam pengamanan, evaluasi kegiatan dan pemanfaatan hasil 6 pertanyaan Tingkat partisipasi masyarakat diketahui dengan menjumlahkan ketiga aspek tersebut yang kemudian di skoring untuk menentukan kategori tingkat partisipasi. Berikut ini adalah skor prtanyaan dan kategori tingkat partisipasi yang ditampilkan dalam Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Skor pertanyaan pada partisipasi No. Kategori Skor 1 Setuju S 3 2 Kurang Setuju KS 2 5 Tidak Setuju TS 1 Tabel 4 Kategori tingkat partisipasi No. Kategori Skor 1 Tinggi ≥ 38 2 Sedang 27-37 5 Rendah ≤ 26

3.4.1 Pengolahan data dan analisis hubungan partipasi dan persepsi

Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah pendekatan metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut Neuman 1994 dalam Amanah 2005, tujuan penelitian deskriptif descriptive research adalah menjelaskan subyek penelitian seperti profil kelompok, proses, mekanisme atau hubungan, memberikan gambaran verbal dan numerik, menelusuri informasi untuk menjelaskan temuan, atau berbagai hal yang bertentangan dengan kepercayaan. Penyajian secara deskriptif digunakan untuk menjelaskan tanggapan yang diberikan berdasarkan nilai persentase jumlah responden. Nilai persentase tersebut diperoleh dengan cara membagi jumlah responden berdasarkan tanggapannya dengan jumlah keseluruhan responden. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh partisipasi terhadap persepsi maka dilakukan peninjauan dan pengelompokan responden berdasarkan partisipasi rendah, sedang, dan tinggi, kemudian dilihat persepsi masing-masing responden apakah rendah, sedang, atau tinggi. Tingkat partisipasi dan persepsi masyarakat terhadap hutan tanaman pola kemitraan dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni kategori Tinggi T, Sedang S, Rendah R. Data kuantitatif yang diperoleh melalui pengolahan data yang diperoleh dari lapangan yang hasilnya dituangkan dalam bentuk teks narasi, tabel, dan gambar. Pengolahan data meliputi pengeditan, pengkodean, penilaian, memasukkan data, pengujian data, serta menganalisis data. Data yang didapatkan dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan pengisian kuesioner, setelah itu dilakukan pemberian kode di buku kode untuk mempermudah pengolahan data, sistem penilaian dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor semakin tinggi kategorinya. Setelah dijumlahkan dan selanjutnya akan dikategorikan dengan menggunakan teknik penilaian secara normatif yang dikategorikan berdasarkan interval kelas: N = Max − Min � sumber: Singarimbun 1995 Keterangan : N = batas selang Max = nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor Min = nilai minimum yang diperoleh dari skor ∑k = jumlah kategori Data kuantitatif hasil penyebaran kuesioner di lapangan terlebih dahulu dilakukan pengeditan, selanjutnya dilakukan pemindahan dari daftar pertanyaan ke lembar tabulasi yang sudah disiapkan. 6.5 Definisi Operasional 1. Persepsi, adalah Penilaian dan pandangan masyarakat petani terhadap kegiatan pengembangan hutan tanaman pola kemitraan oleh PT. NI. Untuk menilai tingkat persepsi dilakukan dengan menjumlahkan 16 item pertanyaan yang mempunyai indeks skor jenjang 3 sehingga diperoleh skor terendah 16 dan skor tertinggi 48 dan selanjutnya dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut : a. ≥ 38 baik b. 27 – 37 sedang c. ≤ 26 buruk

2. Partisipasi, adalah peran serta atau keikutsertaan masyarakatpetani dalam

kegiatan pembangunan hutan tanaman pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. NI, diukur berdasarkan jumlah skor dari pertanyaan tentang : a Partisipasi dalam aktivitas pembukaan lahan dan kelompok tani hutan tanaman 5 pertanyaan b Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi, kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharan dan pelatihan hutan tanaman 5 pertanyaan c Partisipasi dalam pengamanan, evaluasi kegiatan dan pemanfaatan hasil 6 pertanyaan Nilai tingkat persepsi secara keseluruhan dilakukan dengan menjumlahkan 16 item pertanyaan yang mempunyai indeks skor jenjang 3 sehingga diperoleh skor terendah 16 dan skor tertinggi 48 dan selanjutnya dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut: a. ≥ 38 tinggi b. 27 – 37 sedang c. ≤ 26 rendah

3. Umur, adalah usia responden pada saat penilaian dilakukan. Umur diukur

dalam satuan tahun yang dihitung dari hari kelahiran dan dibulatkan ke hari ulang tahun terdekat, dengan kategori sebagai berikut : a. 15 – 49 tahun Umur Produktif Tinggi b. 50 – 65 tahun Umur Kurang Produktif Sedang c. 65 tahun Umur Tidak Produktif Rendah

4. Pendidikan, adalah tingkat pendidikan formal yang pernah diikuti responden,

diukur dengan kategori sebagai berikut: a. 9 tahun tamat SLTA tinggi b. 6 - 9 tahun tamat SD dan atau tamat SLTP sedang c. 6 tahun tidak tamat SD rendah

5. Luas lahan yang dimitrakan, adalah luasan lahan yang dimitrakan dengan

perusahaan untuk dikelola oleh perusahaan. Dasar pengukuran pendapatan ini adalah berdasarkan sebaran contoh dari masyarakat, diukur dengan kategori sebagai berikut: a. 36,7 Ha tinggi b. 18,7 – 36,7 Ha sedang c. 18,7 Ha rendah

6. Mata pencaharian, adalah jenis matapencaharian masyarakat yang

digolongkan kepada dua jenis matapencaharian, yaitu: a. Usaha tani b. Usaha tani + Non Usaha tani

7. Ukuran keluarga adalah ukuran jumlah anggota keluarga dalam satu rumah

tangga petani. Dasar pengukuran ukuran keluarga ini adalah berdasarkan sebaran contoh dari masyarakat, diukur dengan kategori sebagai berikut: a. 7 orang besar b. 5 - 7 orang sedang c. 2 - 4 orang kecil BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1.Sejarah Perusahaan Pemerintah melalui keputusan Menteri Kehutanan No 329Kpts-II1998 tanggal 27 Februari 1998 memberikan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada PT Nityasa Idola seluas 113.196 Ha. Sejarah perkembangan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri UPHHK-HTI PT Nityasa Idola dari sisi perijinan hingga saat ini adalah sebagai berikut : Berdasarkan Surat Ditjen Pengusahaan Hutan No. 1936IV-PPH1994 mulai tahun 1995 PT Nityasa Idola melaksanakan uji tanaman seluas 200 hektar di kecamatan Ledo Kabupaten Dari II Sambas, namun mengalami hambatan dari masyarakat. Pada tahun 1997 PT Nityasa Idola melakukan pengulangan kegiatan uji tanaman areal seluas 200 hektar yang terletak di kampung Malosa dan Sukamulya, kecamatan Bengkayang yang sudah mencapai tahap penanaman. Penanaman berdasarkan Rencana Kerja Tahunan RKT, dilakukan untuk RKT 19981999 mencapai sekitar 600 hektar ditambah percobaan penanaman seluas 200 hektar. Selain penanaman, selama pelaksanaan RKT tersebut dibangun persemaian permanen yang mampu memproduksi bibit 2 juta bibittahun.Sedangkan bibit yang sudah diproduksi 1.686.315 bibit yang terdiri dari jenis Acacia mangium, Gmelina arborea dan Eucalyptus spp. Bina desa hutan yang telah dilakukan oleh PT Nityasa Idola sampai dengan tahun 1999 adalah pembangunan sarana dan prasarana peribadatan 1 buah seluas 60 m2, bangunan serba guna 1 buah seluas 60 m2, pengembangan karet rakyat seluas 10 hha, demplot pertanian tumpangsari seluas 1,6 hektar serta mengadakan sarasehanpenyuluhan sebualan sekali. Kegiatan ini terus berlangsung hingga pecahnya kerusuhan besar di Kalimantan Barat pada tahun 1997 yang terulang dengan skala yang lebih luas pada tahun 1999. Kondisi keamanan dan perkembangan sosial kemasyarakatan di provinsi Kalimantan Barat pasca kerusuhan 1997 dan 1999 membuat situasi menjadi sangat tidak kondusif untuk pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman dan investasi pada umumnya antara lain dengan terjadinya penguasaan dan penggunaan lahan oleh masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang mengakibatkan luas areal yang dapat ditanami tidak lagi sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri RKPHTI yang telah disetujui oleh Dirjen Pengusahaan Hutan dengan Surat Keputusan Nomor 251KptsVI1999 tanggal 27 Desember 1999 diamana direncanakan bahwa luas efektif tanaman adalah 64.000 hektar, dengan daur tanaman 8 tahun dengan jenis tanaman Acacia mangium, Gmelina arborea dan Paraserianthes falcataria. Mempertimbangkan perubahan yang terjadi, PT Nityasa Idola pada akhir tahun 2006 memohon persetujuan untuk perubahan revisi RKUPHHK-HTI nya. Pada tanggal 4 Oktober 2007, PT Nityasa Idola memperoleh pengesahan atas revisi Rencana Kerja UPHHK HTI dalam Hutan Tanaman periode 1998 sd 2041 dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. 248VI-BPHT2007 tentang Persetujuan dan pengesahan Revisi Keputusan Direktur Jendral Pengusahaan Hutan Produksi Nomor 351Kpts-VI1999 tentang pengesahan Rencana Karya Pengusahaan Hutan Tanaman RKPHT yang meliputi seluruh jangka waktu pengusahaan hutan atas nama PT Nityasa Idola di Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan revisi rencana Kerja inilah mulai tahun 2007 PT Nityasa Idola melakukan kegiatan pembuatan tanaman dan sampai akhir tanam 2008 telah menyelesaikan penanaman seluas 280 hektar dengan jenis tanaman sengon serta membangun 3 buah persemaian yang dikelola bersama masyarakat masing- masing dengan kapasitas produksi 1.200.000 batang bibit per tahun.

4.2. Data Pemegang Izin

Kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Tanaman Industri IUPHHK HTI di areal yang ditunjuk dalam surat menteri kehutanan No. 329Kpts-II1988 tertanggal 27 Februari 1998 akan dilakukan oleh PT. Nityasa Idola sebagai pemegang ijin. Secara ringkas data pemegang ijin adalah sebagai berikut : 1. Nama Pemegang IUPHHK HTI dalam Hutan Tanaman : PT. NITYASA IDOLA 2. Alamat dan Nomor Telepon: a. Kantor Pusat: Sapta Mulia Centre Jl. Rw Gelam V- KI Pulogadung Jakarta b. Kantor Cabang: Jalan Pengeran Cinata, Dusun Raja, Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. 3. Keputusan IUPHHK HTI a. Nomor : 329Kpts-II1998 b. Tanggal : 27 Februari 1998 c. Luas Areal : 113.196 Ha 4. Kelas Perusahaan : Pertukangan 5. Status Permodalan : Swasta Nasional Murni 6. Kepemilikan Saham IUPHHK HTI - Direktur: Iwan Djanuarsyah - Direktur: Julianto Koesnandar 7. Kepemilikan Industri: a. Terkait dengan industry: PT. Dharma Satya Nusantara b. Kepemilikan saham dengan industri 4.3.Letak Areal Kerja dan Luas Areal IUPHHK HTI yang akan dikelola oleh PT Nityasa Idola terletak di dua administrasi pemerintahan otonom, yaitu Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Landak yang keduanya terletak di Provinsi Kalimantan Barat. Secara fisik, areal IUPHHK HTI PT Nityasa Idola dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentang lahan yaitu satu bentang di Kabupaten Bengkayang dan dua bentang lahan di Kabupaten Landak. Keadaan fisik lapangan areal IUPHHK HTI PT Nityasa Idola secara singkat adalah sebagai berikut: Areal kerja IUUPHHK-HTI PT. Nityasa Idola secara geografis terlatek pada garis lintang 0°22’48” - 01°04’18” LU dan garis bujur 109°22’ - 109°54’ BT. Secara administrasi terletak di provinsi Kalimantan Barat yaitu pada dua kabupaten yaitu kabupaten Landak dan Kabupaten Bengkayang. Untuk di kabupaten bengkayang wilayah mencakup kecamatan Samalantan, bengkayang, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Sungai Raya, Capkala, Monterado, Teriak, Sungai Betung, Suti Semarang, Lumar, Jagoi Babang dan Siding. Sedangkan untuk di kabupaten landak, terletak di wilayah kecamatan yaitu kecamatan Kuala Behe, Air Besar, sebangki, Ngabang, Meranti, Menyuke, Mempawah Hulu, Menjalin, Mandor dan Sengah Temila. IUPHHK-HTI PT. Nityasa Idola memiliki luas total areal konsesi sebesar 113.196 Ha.

4.4. Topografi Lahan, Jenis Tanah dan Jenis batuan