56
e. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas ProdukSusu
Susu sebagai produk utama dalam usaha peternakan sapi perah perlu diperhatikan kualitas dan kuantitasnya karena sangat terkait langsung
dengan harga dan pendapatan peternak. Berdasarkan analisis sistem dinamik, Ridwan 2006 memprediksikan bahwa tanpa adanya insentif yang
diberikan untuk meningkatkan laju pertumbuhan produksi susu di wilayah Puncak Bogor maka dalam rentang 20 tahun produksi susu rata-rata hanya
mengalami kenaikan sebesar 4 literekorhari. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas susu yaitu:
1. Bibit yang berkualitas. Induk yang berkualitas secara genetis berpotensi untuk memunculkan performa produksi yang maksimal. Sapi perah yang
diusahakan oleh peternak di Cisarua adalah jenis FH Fries Holstein. Sapi FH dalam kondisi lingkungan yang optimal mampu memproduksi
susu sebanyak 30 literhari. Umumnya sapi FH yang dipelihara peternak di Indonesia memiliki kemampuan produksi susu rata-rata sebesar 12
literhari Muladno, 2010. Ridwan 2006 menyatakan bahwa untuk meningkatkan keberlanjutan agribisnis sapi perah di Kecamatan Cisarua
diperlukan peningkatan mutu genetis melalui pembelian bibit impor maupun inseminasi buatan dari sumber bibit yang unggul. Untuk
menjaga ketersediaan bibit pengganti replacement stock yang baik bagi peternak sapi perah di Cisarua, sudah saatnya untuk
mengaktualisasikan program rearing ternak sehingga pedet betina yang berkualitas dapat dipertahankan dan tidak dijual ke luar Kabupaten
Bogor.
2. Kualitas pakan yang baik. Pakan memiliki peran yang sangat penting untuk mendapatkan kualitas susu yang baik. Kendalanya adalah,
terutama untuk pakan konsentrat, peternak harus membayar mahal jika ingin memperoleh pakan dengan kualitas yang baik. Tentu saja hal ini
memberatkan peternak terutama dengan skala kepemilikan 1-5 ekor. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
mengusahakan sebuah pabrik pakan mini yang dapat mengolah bahan alternatif dari sumberdaya lokal yang ada sehingga dapat diperoleh
pakan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau peternak.
57 3. Kecukupan air minum. Menurut Tillman et al 1984 kandungan air
dalam air susu berkisar 80,1-87,5, dengan demikian ketersediaan air yang cukup untuk minum ternak sangat mempengaruhi produksi susu.
4. Penanganan susu yang baik. Definisi penanganan susu meliputi kegiatan pemerahan, pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan.
Manajemen kesehatan pemerahan dalam penanganan susu perlu diperhatikan yaitu usaha yang harus dilakukan sebelum pemerahan,
pada saat pemerahan dan setelah pemerahan dengan tujuan untuk mendapatkan susu yang halal, aman, utuh dan sehat. Pelaksanakan
prosedur pemerahan yang benar Good Milking Practice baik yang mencakup jarak pemerahan, perlakuan pendahuluan pada ambing, cara
pemerahan, pencegahan dan pengujian mastitis, dll, diharapkan memberikan hasil pemerahan susu yang optimal. Selain prosedur
pemerahan yang benar, juga perlu diperhatikan peralatan untuk menampung susu harus bersih dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam SK Ditjen Peternakan No. 171983 antara lain :
Kedap air Terbuat dari bahan yang tidak berkarat stainless steel; aluminium
Tidak mengelupas bagian-bagiannya Tidak bereaksi dengan susu
Tidak merubah bau, warna dan reaksi susu Mudah dibersihkan dan disucihamakan
Tugas para peternak dan para petugas yang menangani pengumpulan, pengiriman susu segar, cooling center dan transportasi susu segar
adalah menjaga agar seminimal mungkin terjadi kontaminasi mikroba dari luar ke dalam susu yang pada akhirnya dapat berakibat turunnya
kualitas susu atau kerusakan susu milk deterioration. Pelaksanaan penanganan susu yang baik Good Handling Practices memerlukan
peralatan penanganan yang baik dan benar sesuai tempat tahapan penanganan susu dilakukan. Peralatan yang dibutuhkan untuk
penanganan susu adalah sebagai berikut: A. Peralatan di tempat Pemerahan
1. Ember Susu Fungsi : Sebagai wadah penampungan susu yang diperah secara
manual
58 Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 171983 tentang wadah susu
2. Saringan Susu Strainer Fungsi : Penyaring benda-benda asing yang terikut air susu pada
waktu pemerahan rambut, sel ephithel, kotoran lain Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 171983 tentang wadah susu
3. Milk Can Fungsi : Sebagai alat untuk menampung dan menyimpan sementara
susu hasil pemerahan, untuk segera dikirim ke Koperasi MCC Milk Collecting Center maupun ke Industri Pengolahan Susu yang jarak
dan waktu tempuhnya tidak lebih 2 jam dari proses pemerahan. Alat ini berbahan stainless steelaluminium, berpenutup rapat dan
umumnya berkapasitas 5, 10, 20, 30, 40, 50 liter. Spesifikasi : SK Ditjen Peternakan No. 171983 tentang wadah susu
4. Mesin Pemerah Susu Fungsi : Sebagai sarana untuk memerah susu secara pneumatis,
dimana pemerahan dilakukan dengan membuat tekanan vakum pada penampung dan susu diperah ke dalam penampung melalui unit
perah. Pemerahan dengan mesin perah akan mengurangi kontak susu dengan tukang perah dan lingkungan kandang, sehingga susu
hasil perahan lebih bersih dan higienis. Selain itu juga jumlah sapi dan kapasitas pemerahan jauh lebih tinggi
Spesifikasi : Pada dasarnya semua mesin pemerah susu terdiri atas :
a. Pompa Vakum b. Pulsator
c. Milk claw d. Sedotan puting Teat cup
e. Wadah susu Bucket Terdapat 3 tiga macam model mesin perah susu, yaitu :
1. Portable Milking Machine, pada type ini semua peralatan mesin perah Pompa vakum sd Bucket ditaruh di atas Troley dan
didorong ke sapi yang akan di perah. Jumlah dan volume bucket bervariasi, ada yang single bucket 25 lt, 30 lt ada yang double
bucket. Demikian pula jumlah teat cup cluster ada yang single ada pula yang double.
59 2. Bucket Milking Machine, pada type ini pompa Vakum terpisah
dan dihubungkan di titik- titik tertentu dengan bucket melalui pipa vakum sepanjang lorong kandang. Bucket, Pulsator serta teat
cup mendatangi tiap sapi yang akan diperah dan menyambung pulsator dengan pipa vakum.
3. Flat Barn dan Herringbone Milking Machine Milking machine type ini sekelompok sapi digiring ketempat
pemerahan milking parlour dengan alunan musik tertentu. Posisi sapi pada waktu diperah secara berbaris miring
herringbone atau tegak lurus flat barn. Biasanya susu hasil pemerahan serentak ini langsung dipompakan ke tangki cooling
unit. Mesin perah jenis Portable Milking Machine merupakan jenis mesin
perah yang lebih sesuai untuk digunakan pada peternakan sapi perah rakyat.
B. Peralatan di Tempat Pengumpulan Susu TPS 1. Transfer tank
Fungsi : Sebagai wadah menampung dan membawa susu segar dari para peternak ke Pusat Pendinginan Susu.
2. Cooling Unit Fungsi : Sebagai alat untuk menampung dan menyimpan susu
segar dalam kondisi dingin 4-7
o
C, tertutup, dan tidak tembus cahaya.
3. Peralatan di Cooling CenterKUD a Unit Pendingin Cepat Susu Chilling unit
Fungsi: Sebagai tempat penerima susu dari para peternak dalam jumlah besar, biasanya di pusat pendinginan susu
KUD dilengkapi dengan fasilitas pendinginan cepat susu. b Transport Tank
Fungsi : Sebagai sarana pengiriman susu dari Cooling centerKUD ke IPS, diperlukan tangki susu khusus yang
mampu menjaga suhu susu tetap dingin selama dalam perjalanan jauh yang memakan waktu 8
– 12 jam.
60
f. Peningkatan Kualitas SDM Peternak.