2 peternak memperoleh pasokan dari KUD Giri Tani yang kerjasamanya sudah
terjalin sejak lama. Hasil peternakan yang maksimal dapat dicapai dengan menerapkan
sejumlah program yang terintegrasi, mulai dari kebutuhan input pakan, straw semen, obat-obatan, dll., penerapan good farming practice, pengolahan produk,
hingga pemasaran. Apabila semua kegiatan usaha sapi perah dari hulu sampai hilir, baik yang off farm, on farm dan non-farm berada di Kabupaten Bogor maka
usaha sapi perah akan menjadi industri yang dapat memberikan banyak manfaat untuk Kabupaten Bogor, yakni perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan
pendapatan masyarakat,
pengentasan kemiskinan
dan peningkatan
perekonomian daerah.
1.2 Kerangka Pemikiran
Melihat besarnya potensi yang dimiliki serta didukung oleh Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bogor tentang Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan
Perdesaan maka sudah selayaknya dilakukan pengembangan peternakan sapi perah di Kecamatan Cisarua. Sebagai salah satu dari 16 komoditas unggulan
pertanian yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, maka pengembangan ternak sapi perah ini perlu digarap dengan serius.
Pengembangan peternakan sapi perah perlu dilakukan dengan mengelola komponen input dan output dari peternakan secara terintegrasi dengan
memperhatikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi agar keberlanjutannya tetap terjaga. Aspek ekologi ditekankan pada daya dukung sumberdaya lahan dan air
serta pengendalian terhadap limbah peternakan yang dilepas ke lingkungan. Aspek sosial ditekankan pada dampak sosial yang ditimbulkan dari keberadaan
peternakan terhadap masyarakat, sedangkan aspek ekonomi ditekankan kepada kemampuan peternakan rakyat yang mampu memberikan manfaat ekonomi
sebesar-besarnya bagi peternak dalam bentuk peningkatan pendapatan. Hasil analisis terhadap kondisi peternakan terkini yang dikaitkan dengan kebijakan
pemerintah dan perilaku masyarakat yang terjadi akan dijadikan landasan untuk menentukan strategi pengembangan peternakan sapi perah rakyat yang
berkelanjutan di masa depan. Gambar 1 memperlihatkan kerangka pemikiran dari penelitian ini secara skematik.
3 Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian
1.3 Perumusan Masalah
Pengembangan peternakan sapi perah di Kecamatan Cisarua merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam mengimplementasikan
Kebijakan Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan. Pengembangan peternakan sapi perah rakyat ini dilakukan melalui pendekatan partisipatif
dengan tujuan untuk menghasilkan peternak yang mandiri dan berdaya secara ekonomi di masa sekarang dan masa yang akan datang. Untuk keperluan itu
perlu dilakukan analisis pengembangan peternakan sapi perah rakyat yang berkelanjutan.
Umpan Balik
Pengembangan Peternakan Sapi Perah Rakyat
Output Input
Dimensi Ekonomi Dimensi Ekologi
Dimensi Sosial Perilaku
Masyarakat Kebijakan
Pemerintah
Alternatif Strategi Pengembangan
Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Perah Rakyat
Kondisi Terkini Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat
Kondisi Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat
4 Kendala pengembangan peternakan sapi perah, khususnya di Kecamatan
Cisarua adalah: 1 terbatasnya kepemilikan lahan yang dimiliki peternak, 2 tingginya tekanan dari perubahan tata guna lahan dan 3 potensi
pencemaran organik yang tinggi. Pengembangan peternakan sapi perah rakyat di masa yang akan datang perlu memperhitungkan dampak ekologi, sosial dan
ekonomi yang mungkin timbul. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu diketahui:
1. Kondisi peternakan sapi perah rakyat yang ada saat ini di Kecamatan Cisarua. 2. Kondisi yang terkait dengan keberlanjutan usaha peternakan sapi perah
rakyat. 3. Strategi pengembangan ternak sapi perah yang berkelanjutan di Kecamatan
Cisarua.
1.4 Tujuan Penelitian