16 dalam menentukan arah pembangunan peternakan sapi perah di
Kecamatan Cisarua. Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel1. Responden Pakar yang Diwawancarai dalam Penelitian
LembagaInstansi Jumlah Informan
Bappeda Kabupaten Bogor Disnakkan Kabupaten Bogor
BP4K Kabupaten Bogor Kecamatan Cisarua
KUD Giri Tani Gapoktan Sapi Perah Bale Arminah
PT. Cisarua Mountain Dairy Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Kab. Bogor
Institut Pertanian Bogor 1 orang
2 orang 1 orang
1 orang 1 orang
1 orang 1 orang
1 orang 1 orang
Total 10 orang
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan: 1 survei melalui kuisioner terhadap responden peternak dan responden pakar; 2 observasi langsung di lapangan,
dan 3 dokumentasi terhadap berbagai sumber dan dokumen yang relevan.
3.4.3 Variabel yang diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: 1 kondisi peternakan sapi perah; 2 kondisi sosio demografi dan ekonomi keluarga peternak;
3potensi sumber daya lahan dan air; 4 perilaku masyarakat dan 5 kebijakan pemerintah.
3.5 Analisis Data
Sesuai dengan permasalahan serta tujuan penelitian, maka data-data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dalam urutan sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Kondisi Terkini Peternakan Sapi Perah Rakyat
a. Kondisi Usaha Peternakan Sapi Perah Parameter analisis meliputi populasi ternak sapi perah, kepemilikan
ternak, tingkat produksi susu per satuan ternak, partisipasi anggota keluarga, penanganan limbah, kapasitas kandang dan kepemilikan lahan.
Variabel ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
17 b. Kondisi Peternak Sapi Perah
Parameter analisis meliputi umur peternak, tingkat pendidikan peternak, pengalaman beternak dan penghasilan peternak. Variabel ini dianalisis
secara deskriptif kuantitatif. c. Kondisi Kelembagaan
Anilisis dilakukan secara deskriptif kualitatif terhadap komponen kelembagaan peternak
3.5.2 Analisis Kondisi Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat
Kondisi keberlanjutan usaha peternakan sapi perah rakyat adalah kondisi yang terkait dengan keberlanjutan usaha peternakan yang dilihat dari dimensi
ekologi, sosial dan ekonomi. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi terkini, kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat yang terkait dengan
keberlanjutan pengembangan ternak sapi perah. Analisis dilakukan secara deskriptif eksploratif.
3.5.3 Analisis Kondisi Sumberdaya Lahan dan Air
Analisis kondisi sumberdaya alam dan air merupakan analisis pendukung yang digunakan untuk analisis kondisi keberlanjutan yang terkait dengan dimensi
ekologi. Analisis kondisi sumberdaya lahan dilakukan dengan memperhatikan penggunaan lahan yang ada dan daya dukungnya terhadap ketersediaan hijauan
makanan ternak. Menurut Sumanto dan Juarini 2006, daya dukung hijauan makanan ternak adalah kemampuan suatu wilayah menghasilkan pakan
terutama hijauan yang dapat menampung kebutuhan bagi sejumlah populasi ternak ruminansia dalam bentuk segar maupun kering tanpa melalui pengolahan
dan tambahan khusus. Daya dukung hijauan dihitung berdasarkan ST Satuan Ternak, Kebutuhan pakan = populasi ternak ST x 1,14 ton Berat Kering Cerna
BKCtahun. Indeks Daya Dukung IDD merupakan perbandingan antara total produksi
hijauan pakan tercerna dengan kebutuhan pakan tercerna untuk ternak yang berada pada suatu wilayah Ashari et al, 1996. IDD mempunyai empat kriteria
yaitu : 1 wilayah sangat kritis dengan IDD≤ 1; 2 wilayah kritis dengan IDD 1- 1,5; 3 wilayah rawan, dengan IDD 1,5-2; 4 wilayah aman dengan IDD 2.
Masing-masing nilai IDD mempunyai makna sebagai berikut:
18 Nilai ≤ 1
: Ternak tidak mempunyai pilihan dalam memanfaatkan sumber yang
tersedia, terjadi
pengurasan sumberdaya
dalam agroekosistemnya dan tidak ada hijauan alami maupun limbah
yang kembali melakukan siklus haranya Nilai 1-1,5 : Ternak telah mempunyai pilihan untuk memanfaatkan sumber
daya tetapi belum terpenuhi aspek-aspek konservasi. Nilai 1,5
– 2 : Pengembalian bahan organik ke alam pas-pasan
Nilai 2 : Ketersediaan sumberdaya pakan secara fungsional mencukupi
kebutuhan lingkungan secara efisien Kondisi sumber daya air dilakukan dengan memperhatikan kualitas air
pada perairan yang menjadi tempat pembuangan limbah peternakan. Indikator yang digunakan dalam menilai limbah peternakan adalah parameter BOD, COD,
Fosfor, Kesadahan, Nitrit, Amonia, Sulfat, E.Coli dan Total Coli. Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap data kualitas air yang diperoleh. Pengaruh
limbah peternakan terhadap kualitas air dikaji melalui analisis kualitas air sebelum kawasan, di tengah kawasan dan setelah kawasan peternakan. Baku
mutu yang digunakan sebagai pembanding adalah baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
3.5.4 Analisis Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Perah