Latar Belakang Fisheries Development Analysis of Purse Seine Fisheries Aceh Besar District

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di Pemerintah Aceh yang memiliki potensi sumberdaya ikan. Jumlah sumberdaya ikan diperkirakan sebesar 11.131 ton terdiri dari ikan pelagis 2,0 tonkm 2 dan ikan demersal sebesar 3,2 tonkm 2 . Potensi ikan yang telah dimanfaatkan sekitar 5.057,2 ton per tahun 45,43, sehingga Kabupaten Aceh Besar mempunyai peluang untuk pengembangan perikanan laut sebanyak 6.074 ton 54,56 DKP Aceh Besar 2010. Berdasarkan data statistik perikanan Kabupaten Aceh Besar selama tahun 2005 sampai dengan 2010, pemanfaatan ikan pelagis di daerah ini dilakukan dengan berbagai alat tangkap, salah satunya adalah dengan pukat langgar purse seine . Pengembangan purse seine bisa diusahakan dengan bantuan dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat sehingga usaha ini akan lebih berkembang lagi. Kajian tentang konsep kapasitas penangkapan ikan berikut metode pengukurannya sudah menjadi isu penting pada upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. The Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF yang disusun oleh FAO 1995 menghimbau seluruh negara untuk menghindari overfishing dan kelebihan kapasitas penangkapan ikan dengan menerapkan metode pengukuran kapasitas penangkapan. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kelebihan kapasitas penangkapan pada tingkat dimana keberlanjutan kegiatan penangkapan ikan akan terjamin. Kapasitas penangkapan fishing capacity diartikan sebagai kemampuan input perikanan unit kapal yang digunakan dalam memproduksi output hasil tangkapan, yang diukur dengan unit penangkapan atau produksi alat tangkap lain. Kemampuan ini bergantung pada volume stok sumberdaya ikan yang ditangkap baik musiman maupun tahunan dan kemampuan alat tangkap itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, overcapacity diterjemahkan sebagai situasi dimana berlebihnya kapasitas input perikanan armada penangkapan ikan yang digunakan untuk menghasilkan output perikanan hasil tangkapan ikan pada level tertentu FAO 1998. Overcapacity yang berlangsung terus-menerus pada akhirnya akan menyebabkan overfishing, yaitu kondisi dimana output perikanan hasil tangkapan ikan melebihi batas maksimumnya. Teknik DEA telah diterapkan oleh Fauzi dan Anna 2005 untuk menganalisis konsep kebijakan berbasis kapasitas penangkapan. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kelebihan kapasitas penangkapan memang terjadi di Indonesia dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Yustom 2009 melakukan penelitian tentang analisis kapasitas penangkapan dengan menggunakan tehnik DEA di perairan pesisir timur Provinsi Aceh. Tingkat hasilnya menyatakan pemanfaatan kapasitas penangkapan menunjukkan adanya kelebihan kapasitas penangkapan pada kapal yang berukuran 15-29 GT, sehingga sebaiknya dikurangi secara bertahap hingga mencapai jumlah optimumnya. Sedangkan armada purse seine berukuran 30-45 GT diarahkan untuk beroperasi di laut dalam samudera. Desniarti 2007 melakukan penelitian di perairan pesisir Sumatera Barat dengan menggunakan tehnik DEA untuk menganalisis kapasitas penangkapan ikan pelagis. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat efisiensi perikanan tangkap dari waktu ke waktu mengalami penurunan.

1.2 Perumusan Masalah