Harga ikan hasil tangkapan

bersifat tidak tetap dalam jumlah rupiah tetapi bersifat tetap dalam sistem bagi hasil. Tabel 7 menunjukkan pengeluaran rata-rata per trip unit purse seine. Tabel 7 Rata-rata pengeluaran per trip unit purse seine No Komponen Biaya Harga Rp Persentase 1 Biaya Operasional Solar Oli Minyak Tanah Bensin Ransum Air Tawar Es 3.015.000 170.000 64.000 112.500 350.000 100.000 200.000 65,38 5,76 2,73 1,79 1,.22 5,69 10,41 Total 4.011.500 100 Berdasarkan Tabel 7 biaya penangkapan per trip c alat tangkap purse seine di Kabupaten Aceh Besar Rp 4.011.500, dengan persentase terbesar pada pembelian solar sebesar Rp 3.015.000. Hal ini disebabkan harga bahan bakar minyak BBM yang sangat tinggi untuk para nelayan yaitu Rp 4.500. Alokasi biaya pengoperasian lebih banyak terpakai untuk pembelian solar sebagai bahan bakar utama yang dipakai untuk mengoperasikan purse seine, sehingga mendorong nelayan untuk menaikkan harga jual hasil tangkapan untuk mengimbangi biaya operasional yang meningkat.

5.2.2 Harga ikan hasil tangkapan

Harga ikan dalam penelitian ini merupakan harga rata-rata penjualan ikan dari dua musim penangkapan yang berbeda, yaitu musim puncak dan musim biasa. Harga ini dipengaruhi oleh jumlah produksi pada musim tertentu, jenis ikan dan selera konsumen. Saat musim puncak, ikan hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan musim biasa sehingga penawaran menjadi rendah, sedangkan pada saat musim biasa permintaan dan penawaran terhadap hasil tangkapan tinggi tetapi produksinya lebih sedikit dengan menganut model Gordon-Schaefer yaitu harga ikan yang bersifat konstan. Hasil tangkapan purse seine di Kabupaten Aceh Besar adalah ikan tongkol layang, selar, kembung dan cumi-cumi. Ikan selar, cumi-cumi, kembung dan tongkol memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Harga ini juga dipengaruhi oleh selera masyarakat terhadap produk perikanan dimana jenis ikan yang disenangi masyarakat akan memiliki nilai jual lebih tinggi. Masuknya komoditas tangkapan dari daerah lain akan mengakibatkan penurunan harga dan penurunan mutu hasil tangkapan karena sudah terlalu lama berada di laut. Harga jual hasil tangkapan per kilogram pada saat musim puncak menurut responden adalah berkisar Rp 8.350-Rp 16.450 dengan harga rata-rata Rp 12.399 dan pada saat musim biasa harganya berkisar Rp 10.500-Rp 19.280 dengan harga rata-rata penjualan Rp 14.901 per kilogram, sehingga rata-rata harga penjualan ikan per kilogram adalah Rp 13.650. Lampiran 27. Pemasaran hasil tangkapan berperan penting dalam kegiatan usaha perikanan karena proses tersebut bertujuan untuk memasarkan dan menyalurkan hasil tangkapan dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran hasil tangkapan dimulai sejak ikan didaratkan di tempat pelelangan ikan TPI. Pedagang yang mengikuti proses pelelangan di TPI terdiri dari pedagang besar dan pedagang kecil. Ikan hasil tangkapan masih dipasarkan di sekitar Kabupaten Aceh Besar dan Kotamadya Banda Aceh, sedangkan ikan yang kualitasnya bagus dikirim ketempat pengolahan di Medan untuk di ekspor.

5.2.3 Penerimaan usaha