Penerimaan usaha Optimalisasi bioekonomi perikanan purse seine

ikan yang disenangi masyarakat akan memiliki nilai jual lebih tinggi. Masuknya komoditas tangkapan dari daerah lain akan mengakibatkan penurunan harga dan penurunan mutu hasil tangkapan karena sudah terlalu lama berada di laut. Harga jual hasil tangkapan per kilogram pada saat musim puncak menurut responden adalah berkisar Rp 8.350-Rp 16.450 dengan harga rata-rata Rp 12.399 dan pada saat musim biasa harganya berkisar Rp 10.500-Rp 19.280 dengan harga rata-rata penjualan Rp 14.901 per kilogram, sehingga rata-rata harga penjualan ikan per kilogram adalah Rp 13.650. Lampiran 27. Pemasaran hasil tangkapan berperan penting dalam kegiatan usaha perikanan karena proses tersebut bertujuan untuk memasarkan dan menyalurkan hasil tangkapan dari produsen ke konsumen. Proses pemasaran hasil tangkapan dimulai sejak ikan didaratkan di tempat pelelangan ikan TPI. Pedagang yang mengikuti proses pelelangan di TPI terdiri dari pedagang besar dan pedagang kecil. Ikan hasil tangkapan masih dipasarkan di sekitar Kabupaten Aceh Besar dan Kotamadya Banda Aceh, sedangkan ikan yang kualitasnya bagus dikirim ketempat pengolahan di Medan untuk di ekspor.

5.2.3 Penerimaan usaha

Penerimaan usaha merupakan hasil yang diperoleh dari operasi penangkapan. Total penerimaan didapat dari hasil perkalian dari rata-rata jumlah trip penangkapan per musim dengan jumlah produksi rata-rata per trip dan harga hasil tangkapan. Besarnya penerimaan yang diperoleh dalam usaha penangkapan dengan menggunakan satu unit alat tangkap purse seine adalah Rp 922.197.912,95 per tahun, penerimaan ini didapat dari dua musim, yaitu musim puncak dan musim biasa, sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk satu tahun operasi penangkapan adalah Rp 624.862.758,93, dengan rata-rata harga ikan per kilogram adalah 13.650.

5.2.4 Optimalisasi bioekonomi perikanan purse seine

Pengelolaan sumberdaya perikanan diharapkan memberikan manfaat ekonomi dalam bentuk rente ekonomi. Rente ekonomi merupakan selisih dari penerimaan yang diperoleh dari penjualan tangkapan dengan total biaya yang dikeluarkan. Hasil tangkapan menunjukan produksi purse seine yang dihasilkan pada tingkat upaya tertentu. Pada tingkat upaya yang rendah, penerimaan dari hasil tangkapan akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan sehingga mendorong nelayan untuk menangkap lebih banyak meningkatkan upaya penangkapannya sehingga mencapai keseimbangan ekonomi. Dengan meningkatnya upaya penangkapan, maka biaya operasional yang dikeluarkan juga bertambah besar sehingga mempengaruhi penerimaan. Total penerimaan diperoleh dengan mengalikan hasil penangkapan per tahun dengan harga ikan per satuan berat, sedangkan total biaya penangkapan diperoleh dari total pengeluaran per unit penangkapan per trip per tahun. Rente ekonomi perikanan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya penangkapan pada setiap kondisi pengelolaan rata-rata aktual, MSY, MEY dan open access . Optimalisasi bioekonomi pemanfaatan ikan-ikan pelagis kecil pada kondisi pengelolaan rata-rata aktual, maximum sustainable yield, maximum economic yield dan open access dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Optimasi bioekonomi pemanfaatan ikan pelagis di Kabupaten Aceh Besar tahun 2010 Kondisi Pengelolaan Effort Tripthn Produksi Tonthn Total Penerimaan Rpthn Total Biaya Rpthn Rente Ekonomi Rpthn Rata-rata Aktual 8.083 3.520,61 48.056.422.050 32.481.115.500 15.575.306.550 MSY 11.345 3.992,39 54.359.686.427 45.069.202.500 9.290.483.500 MEY 8.623 3.753,37 51.643.083.629 34.992.314.500 16.650.769.129 Open access 17.842 2.864,98 37.742.012.354 37.742.012.354 Perbandingan hasil tangkapan pada kondisi aktual, MSY, MEY dan open acces memperlihatkan pendekatan bioekonomi. Produksi hasil tangkapan pada kondisi aktual sebesar 3.520,61 ton per tahun telah mendekati batasan produksi di tingkat MEY sebesar 3.753,37 ton per tahun, sehingga peluang pengembangan pemanfaatannya relatif kecil 232,76 ton per tahun. Pada kondisi pengelolaan MSY , produksi yang diperoleh sebesar 3.992,39 ton per tahun dan pada kondisi open access produksinya menurun menjadi 2.864,98 ton per tahun. Produksi pada kondisi open access dipengaruhi oleh peningkatan jumlah effort effort yang tidak terkendali sehingga eksploitasi sumberdaya yang berlebihan menurunkan stok yang dapat ditangkap, dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Perbandingan hasil tangkapan ikan pelagis pada setiap kondisi pengelolaan periode 2005-2010. Perbandingan upaya penangkapan effort ikan-ikan pelagis pada kondisi rata-rata aktual, MEY, MSY dan open acces, memperlihatkan kecenderungan yang sama dengan produksi dimana tingkat upaya penangkapan pada kondisi rata-rata aktual sebesar 8.083 trip per tahun telah mendekati angka upaya pada kondisi MEY sebesar 8.623 trip per tahun meskipun pada kondisi MSY peluang penambahan upaya penangkapan masih relatif besar yaitu 2.722 trip per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa secara biologi dan ekonomi, upaya penangkapan yang dilakukan telah mendekati tingkat optimum sehingga diperlukan pengendalian effort agar nelayan tetap dapat memperoleh manfaat yang optimum dari hasil tangkapannya dan sumberdaya perikanan tetap lestari, terlihat. Tingkat upaya penangkapan terbesar terjadi pada kondisi open access sebesar 17.842 trip per tahun, jauh lebih besar dari effort pada rata-rata kondisi aktual, MSY dan MEY. Hal ini disebabkan karena sifat pengelolaan yang open access terbuka sehingga memudahkan pelaku perikanan khususnya nelayan untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada secara bebas dan secara tidak langsung akan meningkatkan upaya penangkapannya untuk bersaing mendapatkan produksi maksimal dengan nelayan lainnya, dapat dilihat pada Gambar 17. ‐ 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 Rata ‐rata Aktual MSY MEY Open access Produksi Tonthn Gambar 17 Perbandingan upaya penangkapan tripthn ikan pelagis periode 2005-2010. Perbandingan rente ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan ikan pelagis pada kondisi rata-rata aktual, MSY, MEY dan open acces, memperlihatkan rente ekonomi terbesar akan diperoleh pada kondisi MEY sebesar Rp 16.650.769.129 per tahun. Rente ekonomi π yang diperoleh dipengaruhi oleh total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan setiap unit penangkapan. Penerimaan pada kondisi MEY merupakan penerimaan yang maksimal secara ekonomi karena untuk mendapatkan total penerimaan yang besar, biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan kondisi lainnya. Jumlah effort yang digunakan pada kondisi MEY lebih sedikit dibandingkan pada kondisi MSY dan open access, tetapi produksinya relatif tinggi. Gordon 1954 diacu dalam Fauzi dan Anna 2005 menyatakan jika input E dikendalikan pada tingkat upaya MEY E mey , manfaat ekonomi akan diperoleh secara maksimum. Hal ini akan terjadi jika sumberdaya ikan dikelola sehingga nelayan akan berusaha memaksimalkan manfaat ekonomi yang diperoleh. Kondisi MEY merupakan keseimbangan bioekonomi dimana pemanfaatan sumberdaya menghasilkan produksi yang maksimum secara ekonomi dan tingkat upaya yang optimal secara sosial. Manfaat ekonomi pada kondisi open access tidak akan diperoleh karena total penerimaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan π = 0. Kondisi open access terjadi setelah melampaui kondisi MSY. Pada tingkat upaya yang lebih rendah dari E msy penerimaan total akan melebihi ‐ 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 Rata ‐rata Aktual MSY MEY Open access effort tripthn biaya total sehingga memotivasi nelayan untuk mendapatkan produksi lebih besar dengan meningkatkan effort. Jika effort sudah berlebihan tidak terkontrol, maka biaya total akan melebihi penerimaan total sehingga nelayan akan keluar dari kegiatan penangkapan tersebut, yang berarti menurunkan effort. Titik keseimbangan open access akan terjadi pada saat total penerimaan sama dengan total biaya penangkapan atau rente ekonomi sama dengan nol Fauzi dan Anna 2005. Tingkat effort pada posisi open access E oa oleh Gordon disebut sebagai bioeconomic equilibrium of open acces fishery. Keseimbangan open access menimbulkan terjadinya alokasi sumberdaya alam yang tidak tepat misallocation karena kelebihan faktor produksi misalnya tenaga kerja dan modal. Seharusnya hal-hal tersebut bisa dialokasikan untuk kegiatan ekonomi lainnya yang lebih produktif. Perikanan open access akan menimbulkan kondisi economic overfishing Fauzi dan Anna 2005. Keseimbangan bioekonomi didapatkan pada produksi h sebesar 3.753,37 ton per tahun dengan tingkat upaya E 8.623 trip per tahun. Total biaya TC yang dikeluarkan untuk penggunaan effort tersebut adalah Rp 34.992.314.500 per tahun yang menghasilkan total penerimaan TR Rp 51.643.083.629 per tahun, sehingga rente ekonomi yang diperoleh adalah Rp 16.650.769.129 per tahun, dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18 Perbandingan rente ekonomi pemanfaatan ikan pelagis periode 2005-2010 di Kabupaten Aceh Besar. ‐ 2,000,000,000 4,000,000,000 6,000,000,000 8,000,000,000 10,000,000,000 12,000,000,000 14,000,000,000 16,000,000,000 18,000,000,000 Rata ‐rata Aktual MSY MEY Open access Rente Ekonomi Rupiahthn Keseimbangan bioekonomi merupakan konsep pengelolaan yang diperlukan untuk memanfaatkan ikan pelagis yang tertangkap oleh purse seine di perairan Kabupaten Aceh Besar. Dengan penerapan model keseimbangan ini, sumberdaya perikanan dapat terjaga kelestariannya dan masyarakat, khususnya nelayan purse seine tetap mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Jumlah armada penangkapan purse seine yang dioperasikan di daerah Aceh Besar tahun 2010 sebanyak 56 unit. Berdasarkan hasil analisis secara bioekonomi, jumlah trip optimum yang dapat dioperasikan untuk pemanfaatan ikan-ikan pelagis kecil adalah 8.623 trip per tahun. Hasil standarisasi dari 4 jenis alat tangkap yang menangkap ikan pelagis purse seine, pancing tonda, jaring angkat dan pukat pantai menunjukkan bahwa jumlah effort purse seine dalam enam tahun terakhir rata-rata sebesar 36 dari jumlah total effort optimum. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa secara umum alat tangkap purse seine yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis sudah produktif karena jumlah unit penangkapan purse seine pada kondisi aktual yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis telah memperoleh hasil tangkapan yang mendekati nilai optimal MEY. Hal ini menunjukkan bahwa tidak perlu lagi dilakukan penambahan unit penangkapan purse seine dalam usaha penangkapan ikan pelagis. Peluang pengembangan usaha penangkapan dengan alat tangkap purse seine untuk menangkap ikan pelagis di Kabupaten Aceh Besar sudah sangat kecil. Menurut Martosubroto 2005 menyatakan bahwa dalam pengelolaan perikanan yang bertanggungjawab adalah pengelolaan yang dapat menjamin keberlanjutan perikanan dengan suatu upaya agar terjadi kesinambungan antara tingkat eksploitasi dengan sumberdaya yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa yang berkepentingan disini bukanlah hanya pemerintah tetapi juga pengguna penangkapan stakeholders, karena kegagalan pengelolaan pada suatu perikanan akan merugikan pengusaha itu sendiri.

5.3 Analisis Strategi Pengelolaan Purse Seine