Beberapa parameter yang diukur di kolom air stasiun Tenggara dan Timur Laut menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan, seperti suhu, salinitas,nitrat,
ortofosfat dan pH. Sementara parameter yang menunjukkan perbedaan yang signifikan, yaitu TSS dan BOT.
4.2.2 Fisika dan Kimia Substrat
Parameter fisika dan kimia substrat yang diukur di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan pengukuran pH, di stasiun Tenggara berkisar
7,58-7,77 dan stasiun Timur Laut berkisar 7,63-7,7. pH antara stasiun Tenggara dan Timur Laut baik di daerah lamun maupun daerah tanpa lamun, menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan. Tabel 6 Parameter kimia substrat di lokasi penelitian
Parameter Unit
Stasiun Tenggara Stasiun Timur Laut
Lamun Tanpa
Lamun Lamun
Tanpa Lamun
pH 7,58-7,77
7,47-7,65 7,63-7,7
7,58-7,67 C Organik
0,15-0,39 0,12-0,12
0,23-0,41 0,1-0,12
Rerata 0,3
0,12 0,3
0,11 BOT
1,75-7,33 0,94-1,14
2,67-5,98 0,59-0,96
Rerata 4,5
1,04 4,3
0,8 Nitrat
mgkg 0,13-0,16
0,05-0,08 0,12-0,14
0,03-0,04 Rerata
0,1 0,07
0,13 0,04
Ortofosfat mgkg
13,1-13,5 7,05-10,3
12,5-13,5 6,0-8,1
Rerata 13,3
8,68 13
7,05 Pasir
65-75 70-72
65-81 73-79
Rerata 70
71 73
76 Debu
8-15 10-11
10-18 11-13
Rerata 10
10,5 14
12 Liat
13- 27 17-20
5-19 10-14
Rerata 20
18,5 12
12
Kandungan C-organik substrat menunjukkan banyaknya kandungan bahan organik hasil dekomposisi maupun bahan organik yang terbawa oleh arus air dan
mengendap ke substrat. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh kandungan C-organik di stasiun Tenggara dan Timur Laut menunjukkan perbedaan yang
tidak signifikan. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara daerah lamun dan daerah tanpa lamun. Daerah tanpa lamun memiliki C-organik yang lebih rendah
yaitu 0,12, sementara daerah yang ada lamun berkisar 0,15-0,39 Tenggara
dan 0,23-0,41 Timur Laut. Hal ini disebabkan oleh lamun yang menghasilkan karbohidrat non struktural labil yang dapat dirombak oleh bakteri menjadi karbon.
Ditambah pula, dilamun banyak bahan organik dan bakteri yang merupakan sumber karbon Jones et al. 2003.
Kandungan total bahan organik BOT di daerah lamun stasiun Tenggara dan Timur Laut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Stasiun Tenggara
berkisar 1,75-7,33 sedangkan Timur Laut berkisar 2,67-5,98. Begitu pula dengan kandungan nitrat dan ortofosfatnya menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan, dimana stasiun Tenggara memiliki nitrat dan ortofosfat berkisar 0,13-0,16 mgkg dan 13,1-13,5 mgkg sedangkan Timur Laut berkisar
0,12-0,14 mgkg dan 12,3 mgkg. Daerah tanpa lamun memiliki total bahan organik, nitrat dan ortofosfat yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah
lamun. Total bahan organik daerah tanpa lamun berkisar 0,59-1,14, nitrat dan ortofosfat berkisar 0,03-0,08 mgkg dan 6,0-10,3 mgkg. Nitrat dan ortofosfatnya
menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara stasiun Tenggara dan Timur Laut.
Tipe substrat ditentukan oleh perbandingan kandungan pasir, liat, dan debu. Dilihat dari kedua stasiun, kandungan pasir dalam substrat lebih dominan
dibanding debu dan liat. Stasiun Tenggara daerah lamun maupun daerah tanpa lamun mempunyai persen liat lebih tinggi dibanding Timur Laut. Sementara
stasiun Timur Laut memiliki persen pasir dan debu yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun Tenggara. Hal ini disebabkan oleh ombak dan
gelombang di stasiun Tenggara dan Timur Laut relatif tenang, sehingga masih memungkinkan partikel berukuran kecil seperti debu dan liat mengendap ke dasar
perairan. Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan arus di Tenggara dan Timur Laut berkisar 0,26-0,33 mdtk dan 0,058-0,062 mdtk. Kecepatan arus
berpengaruh terhadap ukuran partikel yang mengendap. Sebagaimana pendapat van Duin et al. 2001 bahwa partikel pasir dapat mengendap pada kecepatan
0,2 mdtk dan partikel-partikel yang berukuran lebih kecil dibanding pasir dapat mengendap pada kecepatan arus yang sangat rendah. Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kecepatan arus di stasiun Tenggara dan Timur Laut.
Parameter fisika dan kimia substrat yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara stasiun Tenggara dan Timur Laut yaitu tekstur sedimen. Stasiun
Tenggara memiliki persen liat yang tinggi sedangkan Timur Laut terdapat pasir dan debu yang tinggi.
4.3 Lamun 4.3.1 Persentase Komposisi Jenis Lamun
Berdasarkan hasil penelitian di perairan Pulau Barrang Lompo, didapatkan 5 jenis lamun yang berasal dari 2 famili, yaitu famili Potamogetonaceae, yang
terdiri dari spesies Cymodocea serullata, Syringodium isoetifolium dan famili Hidrocaritaceae yang terdiri dari, Halophila minor, Halodule uninervis, dan
Thalassia hemprichii. Hasil penelitian Kamri 2004 menemukan sekitar 6 spesies lamun di Selatan, 5 spesies di Barat dan 3 spesies di Utara. Ini menunjukkan
bahwa lamun di Pulau Barrang Lompo termasuk tipe campuran. Banyaknya spesies lamun di pulau ini berbeda dengan survei yang telah dilakukan Erftemeijer
dan Middelburg 1993 di Kepulauan Spermonde yang menemukan 11 spesies lamun. Campuran beberapa spesies lamun dalam suatu lokasi sering didapatkan
di padang lamun Indonesia. Jenis-jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Jenis-jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian
No Jenis
Stasiun Tenggara
Timur Laut
1 Thalassia hemprichii
√ √
2 Syringodium isoetifolium
√ √
3 Cymodocea serullata
√ √
4 Halodule uninervis
√ √
5 Halophila minor
- √
Lamun stasiun Tenggara dan Timur Laut tumbuh baik dan saling berasosiasi, sehingga membentuk suatu padang lamun. Hal ini diduga karena
kedua daerah tersebut berdekatan dengan ekosistem terumbu karang, sehingga padang lamun dapat terlindung dari hempasan ombak yang kuat, dan juga adanya
suplai nutrien dari ekosistem terumbu karang di depannya.