sedangkan untuk kebutuhan konsumsi sekunder seperti pemenuhan kebutuhan non pangan yaitu biaya pernikahan, hajatan, kesehatan, pembayaran hutang, dan lain-
lain. Responden yang memanfaatkan hasil upahnya tidak untuk investasi pendidikan, hal ini dikarenakan mereka memang tidak memiliki tanggungan biaya
pendidikan untuk keluarga atau anaknya. Effendi 2004 mengungkapkan bahwa mobilitas pekerja dan remitan
kurang mempunyai dampak pada pembangunan di daerah asal, karena banyaknya remitan masuk digunakan untuk konsumsi. Sesuai dengan sumbangan remitan
migran pada daerah asal Desa Pusakajaya, seperti sumbangan untuk pembangunan sarana umum yang merupakan investasi sosial di Desa Pusakajaya, mungkin
secara fisik dampak pada pembangunan desa kurang dapat dirasakan, tetapi perubahan sosial, seperti meningkatnya pendidikan keluarga migran, munculnya
peluang kerja baru, dan gaya hidup menuju kehidupan yang lebih baik menjadi dampak adanya remitan.
6.2 Tingkat Remitan Berdasarkan Karakteristik Responden
Tingkat remitan ditentukan berdasarkan karakteristik responden. Tabel 16 menjelaskan tingkat remitan berdasarkan karakteristik responden.
Tabel 16 Tingkat Remitan Berdasarkan Karakteristik Pribadi Responden
Karakteristik Responden Tingkat Remitan
Total Rendah
0-25 Sedang
26-50 Tinggi
51-75 Umur
x ≤ 21 4
57,1 3
50,0 9
45,0 16
48,5 x 21
3 42,9
3 50,0
11 55,0
17 51,5
Total 7
100,0 6
100,0 20
100,0 33
100,0
Status Pernikahan
Menikah 5
71,4 3
50,0 14
70,0 22
66,7 Janda
1 14,3
2 10,0
3 9,1
Belum Menikah
1 14,3
3 50,0
4 20,0
8 24,2
Total 7
100,0 6
100,0 20
100,0 33
100,0 Tingkat
Pendidikan Rendah
1 14,3
4 20,0
5 15,2
Sedang 4
57,1 4
66,7 9
45,0 17
51,5 Tinggi
2 28,6
2 33,3
7 35,0
11 33,3
Total 7
100,0 6
100,0 20
100,0 33
100,0
Responden yang berangkat menjadi TKW ketika berumur x ≤ 21 tahun, cenderung mengirimkan remitan dengan tingkat yang rendah 0-25 . Sebanyak
57,1 persen responden dengan umur x ≤ 21 tahun mengirimkan remitan dengan
tingkat yang rendah. Responden yang berumur x 21 tahun ketika berangkat menjadi TKW, cenderung mengirimkan remitan dengan tingkat yang tinggi 51-
75 dari upah yang mereka terima. TKW yang menikah mengirimkan remitan lebih banyak dari pada TKW
yang belum menikah atau pun janda. Walaupun demikian, jumlah yang mereka kirimkan bervariasi. TKW yang berstatus menikah mengirimkan remitan rendah
0-25 sebanyak 71,4 persen, TKW yang mengirimkan remitan sedang 26-50 sebanyak 50,0 persen, dan TKW yang mengirimkan remitan tinggi 51-75
sebanyak 70,0 persen. Hal ini menunjukkan keterikatan wanita yang sudah menikah dengan keluarganya di daerah asal, dilihat dari remitan yang ia kirimkan
ke daerah asal Desa Pusakajaya. Responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah tidak tamat SD,
sebanyak 14,3 persen mengirimkan remitan rendah dan sebanyak 20,0 persen mengirimkan remitan tinggi. Responden yang memiliki tingkat pendidikan sedang
tamat SD lebih banyak mengirimkan remitannya ke daerah asal dengan jumlah yang bervariasi. Sebanyak 57,1 persen responden mengirimkan remitan dengan
jumlah rendah, kemudian sebanyak 66,7 persen responden mengirimkan remitan dengan jumlah sedang, dan sebanyak 45,0 persen responden mengirimkan remitan
dengan jumlah yang tinggi. Responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tamat SMP dan tamat SMA, sebanyak 28,6 persen mengirimkan remitan dengan
jumlah rendah, sebanyak 33,3 persen mengirimkan remitan dengan jumlah sedang, dan sebanyak 35,0 persen responden mengirimkan remitan dengan jumlah
yang tinggi.
6.3 Tingkat Remitan Berdasarkan Lama Waktu dan Negara Tujuan