bekerja dengan lama waktu x 5. Hal ini berarti semakin tua umur responden, tidak menentukan bahwa semakin lama pengalaman waktu ia bekerja.
Status pernikahan, menikah atau tidak menikah juga tidak menentukan bahwa seseorang akan lebih lama dalam pengalaman waktu bekerjanya. Responden yang
menjadi TKW mayoritas berstatus menikah sebesar 72,2 persen dengan lama waktu bekerja x ≤ 5 tahun dan sebesar 60,0 persen responden berstatus menikah dengan lama
waktu bekerja x 5 tahun. Responden yang bekerja dengan lama waktu x ≤ 5 tahun
sebesar 50,0 persen memiliki tingkat pendidikan sedang tamat SD dan sebesar 38,9 persen responden berpendidikan tinggi tamat SMP dan tamat SMA. Responden yang
bekerja dengan lama waktu x 5 tahun sebesar 53,3 persen memiliki tingkat pendidikan sedang tamat SD dan sebesar 26,7 persen responden memiliki pendidikan tinggi. Lama
waktu bekerja migran berdasarkan karakteristik responden saat pertama kali menjadi TKW dijelakan dalam Tabel 13.
Tabel 13 Lama Waktu Bekerja Migran Berdasarkan Karakteristik Responden Saat Pertama Kali Menjadi TKW, Desa Pusakajaya, Recall Tahun 2011
Karakteristik Responden Lama Waktu
Total x ≤ 5
x 5 Umur
x ≤ 21 8
44,4 8
53,3 16
48,5 x 21
10 55,6
7 46,7
17 51,5
Total 18
100,0 15
100,0 33
100,0
Status Pernikahan
Menikah 13
72,2 9
60,0 22
66,7 Janda
2 11,1
1 6,7
3 9,1
Belum Menikah
3 16,7
5 33,3
8 24,2
Total 18
100,0 15
100,0 33
100,0 Tingkat
Pendidikan Rendah
2 11,1
3 20,0
5 15,2
Sedang 9
50,0 8
53,3 17
51,5 Tinggi
7 38,9
4 26,7
11 33,3
Total 18
100,0 15
100,0 33
100,0
5.5 Ikhtisar Bab V
Faktor- faktor di daerah asal, daerah tujuan, karakteristik individu, dan karakteristik keluarga merupakan hal-hal yang dipertimbangkan perempuan di
Desa Pusakajaya dalam melakukan migrasi internasional tenaga kerja. Faktor- faktor di daerah asal yang ditemukan di Desa Pusakajaya adalah faktor
kemiskinan yang disebabkan rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan maupun laki-laki di Desa Pusakajaya, rendahnya upah bekerja, dan
semakin sempitnya lahan pertanian. Terjadi perubahan sumber penghidupan di Desa Pusakajaya, masyarakat yang awal mulanya bertani kini mulai beralih pada
sektor di luar pertanian yang dinilai lebih menghasilkan. Adapun faktor di daerah tujuan yang menjadi alasan perempuan menjadi TKW adalah tersedianya
lapangan pekerjaan dengan upah yang tinggi dan dapat melaksanakan ibadah hajiumroh.
Responden dalam penelitian ini kebanyakan adalah wanita yang berstatus menikah dengan pendidikan sedang tamat SD yang bekerja sebagai pembantu
rumah tangga. Responden yang berumur lebih muda yaitu x ≤ 21 cenderung
memilih negara tujuan Asia Timur dan memiliki lama waktu bekerja lebih lama dari pada responden yang berumur x 21 tahun ketika pertama kali berangkat
menjadi TKW.
BAB VI PEMANFAATAN REMITAN
6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional
Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel 1979 dalam Effendi 2004, menggambarkan remitan masuk in
remittances adalah barang, uang, dan ide yang dikirim atau dibawa migran ke
daerah asalnya. Ditambahkan oleh Mantra 1995 dalam Wulan 2010 menjelaskan bahwa selain remitansi berupa uang dan barang yang bernilai
ekonomis, remitansi dapat juga berupa gagasan atau ide-ide, pengetahuan, pengalaman baru yang diperoleh selama bekerja di kota.
Berkaitan dengan hal tersebut, jika melihat bentuk remitan yang di Desa Pusakajaya, remitan tersebut masih dalam bentuk materi ekonomi. Hal ini terjadi
karena remitansi tersebut merupakan sumber penghidupan atau penghasilan utama bagi keluarga pekerja migran. Remitan tersebut dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Bagi buruh migran yang perekonomiannya sangat sulit, bekerja menjadi fokus utama untuk membantu keluarga, ditambah lagi jika
ia bekerja di negara Timur Tengah. Mereka harus menghabiskan waktu hampir seharian penuh untuk bekerja. Mereka juga tidak diberikan akses penuh untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Berikut penuturan salah seorang responden:
“…Bekerja di negara Timur Tengah itu sangat melelahkan karena jumlah anggota keluarga yang sangat banyak dan rumah yang sangat luas.
Bahkan terkadang kita tidak hanya bekerja di satu rumah saja. Terkadang dalam satu apartemen itu di atasnya juga keluarganya. Bukan tidak
mungkin kita juga akan disuruh-suruh ikut membantu. Apalagi kalau bulan puasa Ramadhan, kita hampir tidak ada waktu untuk tidur. Malam
harus menyiapkan makanan dan sebagainya. Kadang bekerja dalam keadaan mengantuk sekali. Kita juga tidak boleh berinteraksi dengan
tetangga sekitar. Hanya sekedar mengobrol dengan pembantu di rumah
lainpun tidak boleh...” MN, 31 tahun. Sebanyak 60,6 persen responden mengirimkan upahnya secara rutin dan
sebanyak 39,4 persen responden mengirimkan upahnya ketika diminta saja Gambar 7.