“…sewaktu diberangkatkan sama PT itu, saya belum terlalu lancar ngomongnya, kan nanti juga lama-lama di sana bisa. Kayak majikan
ngomong sambil nunjuk itu apa, kan nanti lama-lama kita belajar dari situ. Saya satu bulan di PT kan tetep belajar juga
…” ME, 31 tahun. Sekembalinya menjadi TKW, tidak ada satu pun TKW yang
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka lebih memilih menginvestasikan uangnya dalam bentuk lain atau menyekolahkan
anak atau adik mereka. Secara tidak langsung, bekerja menjadi TKW membawa pengalaman yang berbeda bagi mereka. Dengan belajar sedikit
demi sedikit mereka mampu menguasai bahasa asing di tempat mereka bekerja. Hal ini seperti yang dituturkan oleh seorang responden:
“…di tempat saya bekerja di Taiwan itu ada bahasa lokalnya, kalau mereka berbicara dengan keluarganya, mereka menggunakan bahasa
lokal yang tidak saya mengerti, tapi karena sering mendengar, lama-lama
saya belajar dan menjadi tau… LN, 29 tahun”.
5.3.4 Jenis Pekerjaan SuamiKepala Keluarga
Jenis pekerjaan kepala keluarga adalah pekerjaan yang dilakukan kepala keluarga dalam upaya menghasilkan uang atau barang guna memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Rata-rata pekerjaan kepala keluarga adalah sebagai buruh tani. Data mengenai pekerjaan kepala keluarga TKW dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Jumlah dan Persentase Keluarga TKW Menurut Pekerjaan Kepala Keluarga, Desa Pusakajaya Tahun 2011
Pekerjaan Kepala Keluarga Jumlah
Persentase Formal satpam, pegawai koperasi, guru
4 12,1
Buruh tanibangunan 9
27,3 PedagangWiraswasta
6 18,2
Jasa Ojegbecak 5
15,2 Supir
4 12,1
Petani 3
9,1 Lain-lain
2 6,1
Jumlah 33
100,0
Dari 33 responden, sebanyak 27,3 persen kepala keluarga TKW bekerja sebagai buruh taniburuh bangunan, 18,2 persen sebagai pedagangwiraswasta,
12,1 persen sebagai supir, 12,1 persen lainnya bekerja dengan upah tetap sebagai satpam, guru, dan pegawai koperasi, dan 9,1 persen bekerja sebagai petani. Selain
pekerjaan pokok ada beberapa kepala keluarga TKW yang mempunyai pekerjaan sampingan atau pekerjaan ganda yaitu di bidang jasa dan buruh bangunan.
5.3.5 Status Ekonomi Keluarga
Status ekonomi keluarga dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh keluarga dalam waktu satu bulan. Tabel 10 menunjukkan bahwa rumah tangga
responden yang memiliki penghasilan tinggi yaitu Rp 2.375.000 – Rp 3.250.000
sebesar 15,2 persen responden, sedangkan yang rumah tangga responden yang memiliki penghasilan sedang yaitu Rp 1.500.000xRp 2.375.000 sebanyak 48,5
persen responden, dan rumah tangga yang memiliki penghasilan rendah yaitu Rp 625.000 - Rp 1.500.000 sebanyak 36,4 persen responden. Hal ini menunjukkan
bahwa kebanyakan rumah tangga responden yang memiliki penghasilan sedang dan rendah.
Tabel 10 Pendapatan Sekarang Rumah tangga Migran Desa Pusakajaya Tahun 2011
Pendapatan Rumah tangga Jumlah
Persentase Rendah
12 36,4
Sedang 16
48,5 Tinggi
5 15,2
Total 33
100,0
5.3.6 Jumlah Tanggungan Ekonomi Keluarga