Kerangka Pikir KERANGKA TEORI

2.2 Kerangka Pikir

Edward mengemukakan bahwa salah satu pendekatan dalam studi implementasi adalah harus dimulainya pertanyaan apakah yang menjadi syarat dan selanjutnya Edward menentukan empat faktor yang mempengaruhinya, 1 Komunikasi, 2 Sumberdaya, 3 Disposisi atau sikap, 4 Struktur Birokrasi. Keempat variabel ini saling berhubungan satu sama lain. Berdasarkan uraian diatas , dalam hal ini peneliti menggunakan aplikasi dari model George C Edward yang dianggap representatif untuk menggambarkan Implementasi Kebijakan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Kantor UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan dengan faktor struktur birokrasi dan faktor kemampuan sumber daya manausia yang dijadikan variabel dalam penelitian. Adapun hubungan implementasi kebijakan dengan struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Hubungan antara struktur birokrasi dengan implementasi kebijakan Birokrasi sebagai pelaksana harus dapat mendukung kebijakan yangtelah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik. Walaupun sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia atau para pelaksana mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan, kemunkinan kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi. Ada dua indikator penting dalam struktur birokrasi yaitu standar operasi prosedur dan fargmentasi organisasi Edward, 1980:125. Winarno dalam bukunya yang berjudul Teori dan Proses Kebijakan Publik menyatakan bahwa Standard Operational ProcedureSOP merupakan perkembangan dari tuntutan internal akan kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas Winarno, 2002:150. Sedangkan, fragmentasi dalam organisasi merupakan penyebaran tanggung jawab pelaksanaan tugas sehingga tidak tumpang tindih dengan tetap mencakup pada pembagian tugas secara menyeluruh. Sedangkan fragmentasi dalam organisasi merupakan penyebaran tanggung jawab pelaksanaan tugas sehingga tidak tumpang tindih dengan tetap mencakup pada pembagian tugas secara menyeluruh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi dalam suatu badan sangat berperan penting dimana untuk menentukan keberhasilan dari suatu implementasi kebijakan dibutuhkan suatu struktur organisasi yang tertata rapih guna tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati bersama. 2. Hubungan antara kemampuan sumber daya manusia dengan implementasi kebijakan. Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan, salah- satunya disebabkan oleh stafpegawai yang tidak cukup memadai, mencukupi, ataupun tidak kompeten dalam bidangnya.Widodo 2004:51 menyatakan bahwa dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, maka memerlukan kemampuan dan kecakapan tinggi profesionalisme dengan beberapa persyaratan. Karena itu administrasi negara dapat dikategorikan sebagai profesi, dimana tidak semua orang bisa melaksanakan administrasi negara, kecuali orang-orang yang berlatar belakang pendidikan tinggi, dan memiliki pengalaman, kecakapan, ketrampilan dan keahlian yang memadai. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup menyelesaikan persoalan implementasi kebijakan, tetapi diperlukan sebuah kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan kompeten dan kapabel dalam mengimplementasikan kebijakan. Untuk mengukur kemampuan aparat dalam penguasaan pengetahuan dapat dilihat dari : a Tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh. b Tingkat pendidikan non formal kursus, latihan,penataran dan lain- lain c Tingkat perjalanan kerja yang dimiliki. d Tingkat keinginankemauanminat pegawai terhadap ilmu pengetahuan dan perkembangan. Naryono, 1978:23. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pegawai akan menentukan hasil implementasi kebijakan. Dengan kata lain semakin tinggi kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya maka semakin tinggi hasil implementasi kebijakan yang dicapai. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan keberhasilan implementasi kebijakan sangat dipengaruhi oleh faktor struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia. Kedua variabel bebas X1 dan X2 ini saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan dalam ikut menentukan tinggi rendahnya dan baik buruknya suatu implementasi kebijakan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Semakin baik faktor struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia, maka tujuan dari implementasi kebijakan itu sendiri akan tercapaiterpenuhi secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Sebagaimana dari teori-teori telah dikemukakan di muka¸ maka dapat diuraikan secara rinci mengenai keterkaitan implementasi kebijakan dengan struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia dalam bentuk tabel kerangka pikir sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pikir Berdasarkan kerangka pemikiran di atas menunjukkan adanya pengaruh antara variabel X yaitu struktur birokrasi X1 dan kemampuan sumber daya manusia X2 terhadap variabel Y yaitu implmentasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor pada Kantor UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan. Berdasarkan pernyataan ini sehingga varibel X perannya mempunyai arti penting di dalam mempengaruhi eksistensi keberadaan variabel Y. STRUKTURBIROKRASIX1 1. Standar Operasi Prosedur SOP 2. Fragmentasi KEMAMPUANStafSDMX2 1. Pendidikan 2. Keterampilan 3. Pengetahuan IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Y 2.3Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hal-hal yang sedang diteliti. Adapun penjelasannya menurut Sugiyono menyatakan dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD yaitu: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik” Sugiyono, 2009:64. Berdasarkan kerangka teori penelitian, maka hipotesis yang berkaitan dengan ada tidaknya hubungan anatara variabel X dan variabel Y, yaitu hipotesis nol � � dan hipotesis alternative � � . Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik. Hipotesis statistik ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dan variabel Y, maka dilakukan uji statistik melalui asumsi sebagai berikut: 1. Hipotesis Mayor : Variabel X1 Struktur Birokrasi dan Variabel X2 Kemampuan Sumber Daya Manusia Secara simultanbersama-sama adakahpengaruh struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan. � � : � = � “tidak terdapat pengaruh struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan.” � � : � ≠ � “terdapat pengaruh struktur birokrasi dan kemampuan sumber daya manusia terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan.” Hipotesis mayor sebagaimana tersebut di atas, apabila digambarkan akan tampak sebagai berikut: Gambar 2.3 Hipotesis Mayor 2. Hipotesis Minor : a Variabel X1 Struktur Birokrasi � � : � = � “tidak terdapat pengaruh struktur birokrasi terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan.” � � : � ≠ � “terdapat pengaruh struktur birokrasi terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan.” b Variabel X2 Kemampuan Sumber Daya Manusia STRUKTURBIROKRASI X1 KEMAMPUANSDM X2 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Y � � : � = � “tidak terdapat pengaruh kemampuan sumber daya manusia terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan.” � � : � ≠ � “terdapat pengaruh kemampuan sumber daya manusia terhadap implementasi kebijakan retribusi pengujian kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Medan.” Hipotesis minor sebagaimana tersebut di atas, apabila digambarkan akan tampak sebagai berikut : Gambar 2.4 Hipotesis Minor

2.4 Definisi Konsep

Dokumen yang terkait

Analisa Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) UPT Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kabupaten Jember

7 44 16

ANALISA KUALITAS PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) UPT BALAI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER

1 8 16

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UJI KELAYAKAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER

3 32 9

i ANALISA KUALITAS PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) UPT BALAI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER

0 6 15

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR OLEH SEKSI PENGUJIAN DINAS PERHUBUNGAN KOTA BANDUNG.

0 0 4

STUDI TENTANG PELAYANAN DAN PENGUJIAN KELAIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI UPT. PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DINAS PERHUBUNGAN KOTA SAMARINDA

0 1 15

EFEKTIVITAS PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (Studi pada Kantor Unit Pelaksana Teknik Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Kendari)

0 0 10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori 2.1.1 Kebijakan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor - Pengaruh Struktur Birokrasi Dan Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Implementasi Kebijkan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kantor Unit Pelaksan Teknis Dae

0 1 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Struktur Birokrasi Dan Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Implementasi Kebijkan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kantor Unit Pelaksan Teknis Daerah – Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas P

0 0 12

Pengaruh Struktur Birokrasi Dan Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Implementasi Kebijkan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kantor Unit Pelaksan Teknis Daerah – Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Medan

0 0 9