27
Gambar 4. Penyakit gingiva yang di induksi oleh plak
33
2.5 Periodontitis
Periodontitis adalah penyakit inflamasi dari jaringan pendukung gigi disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebabkan destruksi yang progresif dari
ligamen periodontal, tulang alveolar dengan peningkatan kedalaman probing, resesi atau keduanya.
33
Periodontitis adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang alveolar. Penyakit periodontal ini berawal dari
akumulasi bakteri lokal dan produk metaboliknya yang dapat menstimulasi epitel penyatu untuk berproliferasi dan memroduksi proteinase yang merusak jaringan
sehingga terjadi degradasi dari membran dasar dan menyebabkan migrasi apikal dari epitel penyatu. Dengan demikian, celah gingiva menjadi lebih dalam sehingga
terbentuk poket periodontal yang berhubungan dengan kehilangan perlekatan dan merupakan lesi yang khas dari periodontitis.
8
28
Gambar 5. Penyakit periodontal kronis
33
2.6 Pengaruh pH dan Kapasitas Buffer Saliva Terhadap Keadaan Rongga Mulut
2.6.1 pH Saliva
pH saliva adalah derajat keasaman dari saliva. pH saliva normal mempunyai nilai diantara 6 sampai 7.
28
pH saliva merupakan hal yang penting dari saliva.
21
Walaupun pembentukan kalkulus sebagian besar dipengaruhi oleh kebiasaan oral higiene dari seorang individu, tetapi banyak faktor lain yang juga
berpengaruh terhadap pembentukan kalkulus, salah satunya adalah pH saliva.
18
pH saliva mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kalkulus.
19
Peningkatan pH dapat mendukung pembentukan kalkulus dengan meningkatkan tingkat kejenuhan kalsium fosfat pada plak.
20
Dawes menyatakan bahwa derajat kejenuhan plak meningkat ketika pH dalam keadaan tinggi.
26
Hasil penelitian lain menunjukkan pentingnya pH yang bersifat alkali untuk deposisi kalsium fosfat
yang dapat menyebabkan mineralisasi plak gigi.
20
pH kritis adalah pH saliva yang apabila berada dibawah nilai tersebut maka material anorganik dari gigi geligi mulai larut. Nilai pH kritis adalah 5,5 dengan
kisaran antara 5,2-5,7.
31
29
2.6.2 Kapasitas Buffer Saliva
Kapasitas buffer saliva merupakan suatu mekanisme pertahanan yang
penting dimana kapasitas buffer saliva adalah suatu kemampuan dari saliva untuk
menjaga pH saliva tetap berada dalam nilai diatas pH kritis.
34
Kapasitas buffer dari saliva mempengaruhi perubahan pH dan dapat mencegah penurunan pH saliva
dengan menetralkan asam yang ada di dalam rongga mulut netralisasi.
22
Salah satu buffer yang terdapat dalam cairan saliva adalah urea.
20
Urea adalah suatu hasil dari katabolisme protein dan asam amino yang dapat
menyebabkan peningkatan pH secara cepat dengan melepaskan ammonia dan karbondioksida.
28
Selain urea, fluorida juga berpotensi meningkatkan pH yang membantu remineralisasi jaringan keras di rongga mulut. Oleh sebab itu, fluorida
yang terkandung dalam saliva yang berasal dari makanan, pasta gigi dan obat kumur dapat memfasilitasi terbentuknya kalkulus.
3
30
2.7 Kerangka Teori
Kalkulus Penyakit
Periodontal Saliva
Saliva yang di stimulasi
Kapasitas buffer saliva
pH saliva
Kapasitas buffer tinggi
pH diatas batas normal
Mineralisasi plak
31
2.8 Kerangka Konsep
Variabel Bebas :
- pH saliva pasien - Kapasitas buffer saliva
pasien
Variabel Tergantung :
- Pembentukan kalkulus pada pasien
Variabel Terkendali :
- Wax yang digunakan untuk menstimulasi
saliva - Teknik pengumpulan
saliva - Strip indikator pH
- Buffer test foil pack - pH meter
Variabel Tak Terkendali :
- Diet
- Cara menyikat gigi
32
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 sampai Januari 2015
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU 3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini diperoleh dari populasi saliva pasien di Instalasi Periodonsia RSGM USU. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti agar maksud dan tujuan
penelitian ini dapat tercapai
3.3.2.1 Besar Sampel
Pertimbangan penentuan besar sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan rumus
35
:
33
� =
�������−��+ ������−���
�
��−��
�
n = �
64 ,
1 5
, 1
5 ,
−
+
842 ,
70 ,
1 70
, −
�
2
�
2 ,
�
2
n = 36,35
Keterangan : n = Jumlah sampel minimal
α = level of significant, penelitian ini menggunakan α = 10, sehingga Zα = 1,64
β = power of test, penelitian ini menggunakan β = 20, sehingga Zβ = 0,842
Po = proporsi awal penelitian, pada penelitian ini digunakan Po = 50 Pα = proporsi yang diinginkan dari penelitian, pada penelitian ini
digunakan Pα = 70 Pα – Po = 20
Dari hasil perhitungan berdasarkan rumus sampel, maka besar sampel pada penelitian ini adalah sebesar 40 sampel saliva dari 40 orang pasien di Instalasi
Periodonsia RSGM USU.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1 Kriteria Inklusi
- Subjek yang berusia 18-60 tahun
- Subjek yang sehat secara sistemik
- Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
34
3.4.2 Kriteria Eksklusi -
subjek yang sedang mengonsumsi obat – obatan sistemik -
hamil -
perokok berat -
pecandu alkohol
- pemakai pesawat ortodonti
- subjek yang mengonsumsi asam 2 jam terakhir
3.5 Variabel Penelitian Variabel Bebas
- pH saliva pasien - Kapasitas buffer saliva pasien
Variabel Tergantung
- Pembentukan kalkulus pada pasien
Variabel Terkendali
- Wax yang digunakan untuk menstimulasi saliva - Teknik pengumpulan saliva
- Strip indikator pH - pH meter
- Buffer test foil pack
Variabel Tak Terkendali -
Diet
-
Cara menyikat gigi
3.6 Definisi Operasional -