Indikator Tingkat Kesejahteraan Konsep Tingkat Kesejahteraan

41 Tingkat kesejahteraan keluarga menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana nasional 1996 diacu dalarn Primayudha 2002 adalah sebagai berikut: a. Keluarga Pra sejahtera PS, yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan pokoknya secara minimal serta kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan. b. Keluarga Sejahtera tahap I S-I adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya seperti pendidikan, Keiuarga Berencana KB. c. Keluarga Sejahtera tahap II S2 adalah keluarga disamping telah memenuhi kebutuhan dasar juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya seperti menabung dan memperoleh informasi. d. Keluarga Sejahtera Tahap III S-3 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, psikologis dan pengembangannya akan tetapi belum dapat memberikan sumbangan untuk masyarakat, berperan secara aktif dimasyarakat dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya. e. Keluarga Sejahtera tahap III plus S-3+ yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kehutuhannva balk yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta telah pula member ikan sumbangan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

2.5.2 Indikator Tingkat Kesejahteraan

Menurut BPS 1993 ada beberapa hal yang merupakan komponen utama yang digunakan dalam mengambarkan tingkat kesejahteraan atau taraf hidup masyarakat antara lain: a. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan sering dijadikan sebagai indikator kemajuan suatu bangsa dan indikator dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pendidikan dalam kehidupan dewasa ini sudah dianggap sebagai kebutuhan 42 dasar yang tidak dapat ditunda pemenuhannya. Variabel yang menjadi ukuran dalam pendidikan adalah tingkat butamelek huruf, jumlah anak yang putus sekolah dan jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah BPS 2007. b. Tingkat Kesehatan Tingkat kesehatan juga dapat dipakai sebagai ukuran kesejahteraan seseorang. Faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat antara lain konsumsi makan yang bergizi, karena hal ini berhubungan dengan tingkat harapan hidup masyarakat. Jumlah kematian bayi dan ibu hamil adalah bagian dari variabel tingkat kesehatan BPS 2007. c. Kondisi Fasilitas tempat tinggal yang dimiliki. Perumahan adalah salah satu dasar yang penting selain makanan dan pakaian untuk mencapai kehidupan yang layak. Rumah pada saat ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat berteduh, tetapi sudah mencerminkan kehidupan rumah tangga masyarakat. Oleh karena itu, harus ditangani secara serius baik instansi swasta berkepentingan maupun pemerintah karena masih banyak masyarakat ekonomi lemah yang belum memiliki rumah memadai. Program yang dilaksanakan tertuang dalam program penyehatan lingkungan yang bertujuan menjaga, menciptakan serta melestarikan keadaan lingkungan sehat, bersih dan aman BPS 1993. d. Tingkat Daya beli Indikator yang digunakan untuk melihat Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat berdasarkan tingkat daya beli masyarakat adalah tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat konsumsi. Menurut BPS 1998 pendapatan dan penerimaan keluarga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima oleh seluruh anggota rumah tangga ekonomi. Pendapatan itu sendiri terdiri dan atas: 1 Pendapatan dan upah gaji yang mencakup upah gaji yang diterima seluruh anggota rumah tangga ekonomi yang bekerja sebagai buruh dan merupakan imbalan bagi pekerjaan yang dilakukan untuk suatu perusahaan berupa uang maupun barang dan jasa., 2 Pendapatan dan hasil usaha seluruh anggota rumah tangga yang berupa pendapatan kotor yaitu selisih jual barang dan jasa yang diproduksi dengan biaya produksinya. 3 Pendapatan lainnya yaitu pendapatan diluar gajiupah 43 yang menyangkut: i perkiraan sewa rumah milik sendiri, ii bunga, deviden, royalti, paten, sewa, kontrak, lahan, rumah, gedung, bangunan, peralatan, iii buah hasil usaha hasil sampingan yang dijual, vi pensiunan dan klaim asuransi jiwa, v kiriman familipihak lain secara rutin, ikatan dinas dan beasiswa. Konsumsi terhadap makanan, minuman dan tembakau, kelompok padi- padian, ikan daging. telur, susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah- buahan, dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbuan, konsumsi lainnya serta makanan dan minuman jadi. Selain itu Konsumsi untuk barang-barang bukan makanan terdiri dan perumahan, bahan bakar, penerangan, air, barang, jasa, pakaian, alas kaki, serta barang tahan lama.

2.6 Analisis Keberlanjutan