Program PEMP Evaluasi dampak pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP) terhadap perekonomian wilayah pesisir di Kabupaten Kepulauan Aru

45 Adapun tujuan evaluasi ini adalah analisis mendalam terhadap hasil dan keluaran dari program serta menentukan tingkat keberhasilan pencapaian tujuan program. Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk perencanaan masa depan. Adapun ruang lingkup dari evaluasi meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1. Status hasil outcome status, yaitu seberapa besar dampak dari kegiatan, bukan keluaran; 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem; 3. Kontribusi organisasi pelaksana sistem; dan 4. Strategi kemitraan Dari sudut waktu pelaksanaan, evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Formative Evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan selama proses implementasi program dimana indikator kinerja diidentifikasi dan dikembangkan dengan tujuan program. Hasil evaluasi ini dijadikan dasar bagi pengambilan tindakan perbaikan selanjutnya Adrianto 2007. Menurut Pomeroy dan Rivera-Guieb 2006 diacu dalam Adrianto 2007 ada beberapa pendekatan evaluasi yang dapat dilakukan yaitu: Pendekatan evaluasi kinerja, evaluasi proses, identifikasi kapasitas pengelolaan, dan evaluasi hasil outcomes. Penelitian ini lebih melihat pada pedekatan: 1 evaluasi kinerja artinya evaluasi ini didesain untuk menentukan kualitas implementasi dari aktifitas tertentu dan tingkat pencapaian tujuan. Dalam evaluasi ini, akuntabilitas, pengendalian kualitas dan kerangka acuan adalah fokus pendekatan ini. 2 pendekatan evaluasi Hasil yaitu Evaluasi terhadap dampak lingkungan dan sosial ekonomi dari implementasi ko manajemen perikanan Pomeroy dan Rivera-Gieb 2006 diacu dalam Adrianto 2007.

2.8 Program PEMP

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir PEMP dikucurkan sebagai prioritas dari Departemen Kelautan dan Perikanan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan Lembaga Keuangan Mikro LKM, penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumberdaya lokal dan berkelanjutan. 46 Program PEMP dirancang untuk tiga periode pertama tahun 2001-2003, merupakan periode inisiasi dengan fokus pada penggalangan partisipasi dan penyadaran masyarakat, serta perintisan kelembagaan dengan mendirikan Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina LEPP-M3 yang sejatinya dibentuk sebagai cikal bakal holding company untuk memayungi aktivitas ekonomi masyarakat pesisir. Pada periode ini program PEMP terutama ditujukan untuk mengatasi dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM terhadap perekonomian masyarakat pesisir yang difokuskan pada penguatan modal melalui perguliran Dana Ekonomi Produktif DEP. Hasil yang dicapai pada periode ini adalah tersalurkannya kredit kepada masyarakat nelayan sebanyak 59.64, pembudidaya ikan 11.26, dan masyarakat pesisir lainnya pengolahan Bakul 29.10 dan telah terjadi peningkatan pendapatan nasabah dari Rp. 365.312 menjadi Rp. 860.158 perbulan. Periode kedua tahun 2004-2006 merupakan periode institusionalisasi. Dalam kurun waktu tiga tahun periode ini, program difokuskan pada revitalisasi kelembagaan melalui peningkatan status LEPP-M3 menjadi berbadan hukum koperasi. Pada periode institusionalisasi, berdasarkan data dari 52 Swamitra Mina Online menunjukkan bahwa 67 sasaran PEMP berkaitan langsung dengan sektor perikanan dan 33 tidak terkait langsung, seperti tukang ojek, bengkel, pengelolahan makanan dan minuman, warung makanan dan keperluan sehari-hari masyarakat pesisir. Periode ketiga tahun 2007-2009, merupakan periode diversifikasi usaha, yang merupakan perwujudan cita-cita LEPP-M3 untuk menjadi holding company. Pada periode ini mulai dibentuk unit-unit usaha yang bernaung dibawah LEPP-M3 yang telah berbadan hukum koperasi. Sampai dengan tahun 2007, telah terbentuk 281 koperasi pesisir yang tersebar di 289 kabupatenkota berpesisir. Dan di tahun 2008, diharapkan program PEMP dapat menjangkau 293 KabupatenKota berpesisir di Indonesia. Pelaksanaan program ini diawali dengan Pilot Project yang dilaksanakan oleh BAPPENAS pada tahun 2000 di 26 kabupatenkota, selanjutnya pada tahun 2001 hingga saat ini. Secara khusus, PEMP bertujuan untuk: 47 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan sosial, pelestarian lingkungan dan pengembangan infrastruktur untuk mendorong kemandirian masyarakat pesisir. 2. Menciptakan lapangan kerja, dan kesempatan berusaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir yang terkait dengan sumberdaya perikanan dan kelautan. 3. Mengelola dan memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut secara optimal dan berkelanjutan sesuai dengan kaidah kelestarian lingkungan. 4. Memperkuat kelembagaan sosial ekonomi masyarakat dan kemitraan dalam mendukung perkembangan wilayahnya. 5. Mendorong terwujudnya mekanisme manajemen pembangunan yang partisipatif dan transparan dalam kegiatan masyarakat. Sasaran PEMP adalah masyarakat pesisir yang memiliki mata pencaharian atau berusaha dengan memanfaatkan potensi pesisir seperti nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, pengelolah ikan dan usaha jasakegiatan yang berkaitan dengan perikanan dan kelautan, yang kurang berdaya dalam peningkatanpenguatan usahanya. PEMP bukan bersifat “charity” hadiah, melainkan pemberdayaan sehingga diharapkan dapat terus dikembangkan dan menyentuh sebagian besar masyarakat pesisir yang menjalankan jenis usaha yang memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut serta usaha lain yang terkait. Program ini menggunakan model pengembangan usaha yang bersifat perguliranrevolving yang dilakukan setelah ada keuntungan dan usaha kelompok telah kuat. Pinjaman modal melalui dana ekonomi produktif masyarakat yang diterima oleh sasaran wajib untuk dikembalikan agar terjadi perguliran kepada masyarakat pesisir lainnya yang membutuhkan serta terpilih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan kata lain dana yang digulirkan bukan berasal dari modal pokok melainkan dari keuntungan yang telah diperoleh kelompok. Dasar dari pemikirannya adalah: 1. Sasaran yang dibangun adalah masyarakat pesisir dan wilayahnya desanya. 2. Tidak semua orang miskin dapat dibantu melalui kegiatan ekonomi, seperti anak yatim dan orang jompo. 48 3. Tidak semua masyarakat pesisir mempunyai minat untuk berusaha dibidang perikanan dan laut. 4. Sumber daya laut dan pesisir tidak akan mampu menampung seluruh masyarakat pesisir untuk melakukan aktivitas ekonomi laut. 5. Orang atau kelompok yang sudah pernah mendapatkan pinjaman program diharapkan tidak melepaskan diri setelah berhasil karena partisipasinya tetap diharapkan dalam membangun masyarakat dan wilayahnya desanya melalui dana sosial dan dana pengembangan yang dihasilkan. 6. Keberadaan kelompok atau anggota yang sedang menjalankan kegiatan PEMP diharapkan dapat memberi manfaat kepada anggotakelompok masyarakat yang tidak atau belum memperoleh kesempatan mengikuti program PEMP. 7. Modal selalu menjadi masalah pada pengembangan usaha masyarakat pesisir dan pembangunan infrastruktur didesanya. Sementara itu, keuangan pemerintah pusat terbatas maka model ekonomi yang dikembangkan harus dilakukan kegiatan pemupukan. Melalui program PEMP diharapkan dapat dikembangkan budaya pemupukan modal agar masyarakat nelayan mampu menyisihkan sebagian hasil usahanya untuk pengembangan usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka. Tabungan masyarakat nelayan dimulai dari tabungan kelompok. Setiap kelompok diharapkan membuka rekening di bank. Selanjutnya, jika tabungan kelompok sudah berjalan dengan baik, diharapkan setiap anggota kelompok dapat mengembangkan usahanya secara mandiri dan pada gilirannya setiap nelayan mempunyai rekening di Bank. Dampak yang bersifat kualitatif dari program PEMP disamping peningkatan budaya menabung adalah peningkatan budaya kelompok, kesadaran menjaga kualitas lingkungan dan sumberdaya ikan berupa adanya kesepakatan untuk melarang kegiatan penangkapan yang merusak seperti penggunaan potassium dan bom, dan berkurangnya penyakit sosial seperti mabuk dan judi. Dana disalurkan ke daerah penerima program PEMP dengan sistem blok grant. Dana ini dimanfaatkan sebagai Dana Ekonomi Produktif DEP 49 yang disalurkan kepada Kelompok Masyarkat Pemanfaat KMP dengan sistem bergulir. Program PEMP pada prinsipnya merupakan upaya dari seluruh pihak yang terlibat di dalamnya sehingga keberlanjutan dan pengembangan pasca kegiatan tahun anggaran berjalan KTAB merupakan tanggung jawab Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kota. Lebih lanjut program PEMP perlu didukung melalui program Pemberdayaan Sosial Budaya Masyarakat Pesisir. AdapunStruktur kelembagaan pasca KTAB diarahkan pada upaya penumbuhan kemandirian koperasi dan masyarakat pesisir. Oleh karena itu kegiatan pembinaan tetap diperlukan pada pasca KTAB. Pendampingan pada pasca KTAB dilaksanakan oleh koperasi dan atau Dinas Kelautan dan Perikanan KabupatenKota Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 2008. Model Pengembangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Model Pengembangan PEMP DKP 2003 Analisis Data Penyusunan Program Pengembangan Program Ekonomi Program Sosial Program Lingkungan dan Infrastruktur Identifikasi Potensi dan Pengembangan • SDA SDM • Kegiatan Usaha Perikanan • Sarana dan Prasarana • Kelembagaan Sosial • Ekonomi Sosialisasi Program Pendampingan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Program • Pemilihan Peserta • Pelatihan • Pelaksanaan kegiatan Ekonomi • Pelaksanaan Kegiatan Sosial, Lingkungan Fasilitas • Penguatan Kelembagaan Sosial Ekonomi 50 Sedangkan struktur kelembagaan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dimulai dari pusat instansi terkait dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya diturunkan ke Dinas Provinsi sebagai konsultan manajemen KotaKabupaten yaitu tenaga pendamping. Kemudian dari Dinas KotaKabupaten melanjutkan kekelembagaan ekonomi yang merupakan perwakilan dari kelompok penerima manfaat yang akhirnya disalurkan ke kelompok-kelompok penerima manfaat. Secara organigram dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Struktur Kelembagaan PEMP DKP 2003 Intansi terkait Departemen Kelautan dan Perikanan Dinas Provinsi Dinas KotaKabupaten BAPPEDA LEPP-M3 • Wakil KMP • Profesional CAMAT Konsultan Manajemen KotaKabupaten Mitra Pengembangan : • Pengusaha • Lembaga Keuangan • Perguran tinggi Kelompok A Kelompok B Mitra Desa : • Aparat Desa • Tokoh MasyarakatAgama • KCDPPL DKP Pendampingan TPD KMP 1 KMP 2 KMP 3 …… KMP 51

2.9 Penelitian Terdahulu