yang melaporkan bahwa media MW dan MT merupakan media terbaik untuk menginduksi terjadinya kalus dengan struktur PEM pada jeruk siam Simadu dan
Pontianak.
2. Proliferasi Kalus Embriogenik
Komposisi media dasar sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kalus. Inisiasi pembentukan kalus baru berhubungan dengan
penambahan diameter kalus. Diharapkan dengan terbentuknya kalus baru maka peluang memperbanyak kalus yang embriogenik semakin besar. Selain media
dasar, komposisi vitamin sebagai faktor penunjang juga memberikan peranan penting dalam terjadinya pembentukan kalus baru.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh bahwa kandungan media dasar, penambahan vitamin dan komponen penunjang sangat
berpengaruh terhadap penambahan diamater kalus yang terlihat pada grafik laju pertambahan diameter kalus pada Gambar 6.
MK4 merupakan media kultur terbaik jika dibandinagkan dengan media MK1, MK2, dan MK3. Grafik pertambahan diameter kalus memperlihatkan
bahwa Perlakuan MK4 merupakan media yang sangat responsif terhadap pertambahan diameter kalus. Selama 4 minggu rata-rata pertambahan diameter
kalus pada media MK4 sebesar 2.3 mm pada minggu ke-1, 2.5 mm pada minggu ke-2, 2.4 mm pada minggu ke-3, dan 2.2 mm pada minggu ke-4. Media dasar
MK4 adalah MW dengan penambahan Kasein hidrolisat. Kasein hidrolisat berperan dalam inisiasi pembentukan kalus baru Shiaty et al. 2004 Kasein
1,8 1,4
1,5 1,2
1,4 1,7
1,6 1,5
1,7 1,7
1,5 1,8
2,3 2,5
2,4 2,2
0,0 0,5
1,0 1,5
2,0 2,5
3,0
1 2
3 4
P er
ta m
ba h
an d
ia m
et er
k al
us
m m
Laju pertambahan kalus minggu ke
MK1 MK2
MK3 MK4
Gambar 6. Pertambahan diamater kalus pada media perlakuan MK1, MK2, MK3, dan MK4.
hidrolisat merupakan senyawa organik kompleks dan ditambahkan dalam media in vitro
sebagai sumber asam amino Gunawan 1992.
Sukma 2004 menyatakan
Penambahan kasein hidrolisat dapat membantu meningkatkan hasil biomasa dan kandungan protein total yang didapat
dari kultur tanaman paria belut Trichosanthes cucumerina
.
Vitamin yang digunakan pada media kultur MK4 adalah MW dimana di dalam komposisi vitamin ini terdapat biotin dan ca-pantothenat. Peran
ca-panthotenat pada media MW sebagai penyumbang kalsium dan asam
panthotenat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penuaan pada jaringan. Defisiensi kalsium menyebabkan translokasi karbohidrat terganggu sehingga sel
yang terdapat pada jaringan yang aktif membelah menjadi mati Gunawan 1992. Sedangkan asam pantotenat yang terdapat pada ca-panthotenat berperan dalam
proses perubahan karbohidrat menjadi energi dan dapat mempercepat proses proliferasi jaringan Wetter Constabel 1992. Hal ini sesuai dengan pendapat
Husni 2010 yang menyatakan bahwa respon inisiasi kalus dari eksplan nuselus jeruk Siam terbaik berasal dari media kultur dengan penambahan vitamin MW.
Penambahan vitamin MW pada induksi kalus embriogenik, regenerasi kalus embriogenik menjadi tunas, regenerasi protoplas menjadi kalus dan tunas pada
tanaman terung-terungan sangat baik digunakan Husni et al. 2004. Penambahan kasein hidorlisat pada media MK4 turut memberikan
pengaruh yang lebih baik dibandingkan media kultur lainnya. Pengaruh kasein hidrolisat terhadap pertumbuhan sel kalus pernah dilaporkan Rahim et al. 2000;
Ricci et al. 2007; Carimi 2005 menyatakan bahwa asam amino yang terdapat pada kasein hidrolisat dapat meningkatkan bobot dan laju pertumbuhan kalus.
Kasein hidrolisat merupakan senyawa organik kompleks dan dapat ditambahkan dalam media in vitro sebagai sumber asam amino Siregar et al. 2004.
Penambahan kasein hidrolisat pada media kultur dapat memperbesar fase sekunder dari eksplan yang dikulturkan Sukma et al. 2003.
Penambahan kasein hidrolisat ke dalam media dapat memacu pembentukan kalus yang embriogenik. Kasein hidrolisat merupakan sumber N di dalam media
dimana asam amino yang terdapat pada kasein hidrolisat merupakan senyawa organik kompleks sebagai sumber N organik. Sumber N organik lebih cepat
diserap tanaman dari pada sumber N anorganik. Lestari et al. 2009 menyatakan bahwa penambahan 500 mgl kasein hidrolisat memberikan pengaruh yang baik
dalam regenerasi kalus embriogenik. Kalus yang dihasilkan pada media kultur MK4 juga tetap bersifat embriogenik dengan struktur kalus yang remah dan
banyak mengandung PEM Gambar 7C
Gambar 7. Proliferasi kalus embriogenik dari pada media MK4 A= umur kalus 3 minggu, B = penampakan kalus secara mikroskopik C= PEM .
Penambahan kasein hidrolisat pada media yang mengandung vitamin Morel dan Wetmore MK4 terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan kalus baru
sehingga diameter kalus bertambah. Gambar 7B menunjukkan bahwa kalus yang dihasilkan masih bersifat embriogenik dimana terlihat banyak PEM. Heimer dan
Filner 1970 melaporkan bahwa kasein hidrolisat pada media merupakan sumber nitrogen yang sangat baik untuk pertumbuhan kalus pada tembakau, kacang-
kacangan Crocomo et al. 1976 dan produksi kalus dari tanaman ercis Cardi Monti 1993.
Vitamin Morel dan Wetmore merupakan vitamin yang komposisinya lebih lengkap dibandingkan dengan vitamin MS, yaitu mengandung kalsium pantotenat
dan biotin yang dapat memacu pertumbuhan jaringan. Elshiaty et al. 2004 dan Badawy et al. 2009 menyatakan bahwa pemberian biotin mempengaruhi
perkembangan kalus embriogenik. Penambahan komponen tersebut pada media berpengaruh baik terhadap regenerasi kalus sebesar 63 pada pepaya
Damayanti 2007 dan dapat memacu proliferasi kalus nilam Hutami el al. 2001
A B
C
3. Pendewasaan embrio somatik