Induksi Kalus Embriogenik Proliferasi Kalus.

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Kultur Jaringan Kelompok Peneliti Biologi dan Jaringan Sel Balai Besar Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian dan di Laboraturium Kultur Jaringan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakutas Pertanian IPB, berlangsung mulai dari Juni 2010 sampai Mei 2011 Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adalah jaringan nuselus jeruk keprok Batu 55 dari buah muda berumur 60 - 70 hari setelah antesis. Media tanam yang digunakan media Murashige Skoog 1962, Murashige Tucker 1969 dan MW MS modifikasi, Husni et al. 2010 kombinasi zat pengatur tumbuh 2,4-D, BAP, Picloram, Kinetin, ABA, GA 3 , NAA, IAA, dan IBA. Vitamin yang digunakan meliputi vitamin MS Vitamin MT dan vitamin Morel Wetmore. Sedangkan alat yang digunakan air flow cabinet, dan perlengkapan kultur jaringan lainnya Metode Percobaan Penelitian ini dilakukan dalam 7 tahap kegiatan: 1 induksi kalus embriogenik. 2 proliferasi kalus embriogenik. 3 pendewasaan ES. 4 perkecambahan ES. 5. multiplikasi 6 induksi akar ES. 7 penghitungan kromosom. 8 aklimatisasi ES. 9 grafting tunas ES

1. Induksi Kalus Embriogenik

Induksi kalus bertujuan untuk mendapatkan kalus yang bersifat embriogenik. Rancangan lingkungan yang digunakan untuk induksi kalus adalah Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor dengan empat perlakuan media terdiri dari: M1 = Murashige dan Tucker MT + 3 mgl BAP + 1mgl 2,4-D. M2 = Murashige dan Skoog MS + 3 mgl BAP. M3 = MS + vitamin Morell dan Wetmore MW. M4 = MT + 0,5 mgl NAA + 1,5 mgl BAP. Semua media perlakuan ditambahkan 500 mgl ekstrak malt. Ulangan 20 kali dimana satu ulangan adalah satu botol sebagai unit percobaan dengan enam eksplan. Bahan yang digunakan adalah buah jeruk keprok Batu 55 muda yang berumur 60 - 70 hari setelah antesis. Buah disterilisasi dengan alkohol 96 selama 15 menit kemudian dilewatkan pada bunsen hingga api padam lalu dibilas dengan aquades steril sebanyak tiga kali. Kulit jeruk dibuka di bawah kondisi steril. Biji muda diambil dari buah dan dipindah pada petridish steril dengan bantuan stereo microscope , bagian nuselus Gambar 4 ditanam pada berbagai kombinasi media perlakuan. Pengamatan pada percobaan ini meliputi perkembangan eksplan. Peubah yang diamati adalah: waktu terbentuknya kalus hari, jumlah PEM pre embrio dan persentase pembentukan kalus. Peresntase pembentukan kalus didapat dengan cara :

2. Proliferasi Kalus.

Prolifersai kalus embriogenik bertujunan untuk mendapatkan populasi PEM yang banyak. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kalus embriogenik yang diperoleh dari hasil induksi kalus pada percobaan satu. Data diolah berdasarkan standar deviasi setiap perlakuan pada setiap minggu. Kalus disubkultur pada media perlakuan yang terdiri dari: MK1 = MS + 500 mgl Ekstrak malt. MK2 = MS + 300 mgl Casein hidrolisat. MK3 = MW + 500 mgl Ekstrak malt. MK4 = MW + 300 mgl Casein hidrolisat. Semua media kultur ditambah 3 mgl BAP. Peubah yang diamati adalah: penambahan diameter kalus per minggu. Gambar 4. Pengamatan mikroskopik dengan binokular jaringan nuselus dan embrio zigotik keprok Batu 55 . Nuselus Nuselus Zigotik Jumlah kalus yang terbentuk Jumlah eksplan X 100

3. Pendewasaan Embrio Somatik