15
a
atau zig-zag Gambar 1b, atau 2 acak Gambar 1d. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada: areal 1 datar low land, areal 2 miring, areal 3 datar terpisah
upland. Permukaan tanah tersebut dibersihkan dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah. Setelah dibersihkan,
tanah tersebut dicangkul sedalam lapisan olah 20 cm, kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop atau
cangkul. Apabila menggunakan bor tanah auger atau tabung, maka pada setiap titik pengambilan dibor sedalam 20 cm. Tanah individu tersebut selanjutnya
dicampur dan diaduk 10 –15 contoh dalam satu tempat dan diambil sekitar 1 kg.
Langkah terakhir adalah memasukkan ke dalam plastik dan memberi label yang berisi keterangan: tanggal dan kode pengambilan nama pengambil, nomor
contoh tanah, lokasi desakecamatankabupaten, dan kedalaman contoh tanah. Pengambilan contoh tanah komposit secara sistematik zig-zag sebanyak
tiga titik. Berat contoh tanah yang diambil adalah 500 g dari setiap petak pengamatan.
Gambar 4 Titik pengambilan contoh tanah individu: a sistem diagonal; b sistem zig-zag; c sistem diagonal;
d sistem acak
3.4.5 Pengukuran akar tanaman pokok kedalaman dan panjang horisontal
searah larikan
Pengukuran akar tanaman pokok dilakukan untuk mengetahui kedalaman dan panjang horisontal akar gmelina yang berpengaruh terhadap pemilihan jenis
tanaman pertanian pada sistem agroforestri. Pengukuran dilakukan di antara jarak tanam kedua tanaman pokok. Setelah penggalian sedalam 15
–25 cm, jika tidak
b
c d
16
ditemukan akar, maka penggalian dilakukan dengan cara bergeser ke kiri dan ke kanan mendekati pangkal batang sejauh 50 cm sampai ditemukan akar.
3.4.6 Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik antara lain:
1. Teknik Observasi
Data primer dikumpulkan berdasarkan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Data pengukuran yang diambil berupa kedalaman dan panjang
horisontal akar gmelina, sifat fisik dan kimia tanah, penutupan tajuk, serta suhu dan kelembaban. Data tentang pola agroforestri diambil dengan
mengadakan pengamatan langsung di lahan petani penggarap. 2.
Teknik Wawancara Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan
petani pemilik lahan agroforetsri. Wawancara dilakukan secara bebas atau semi terstruktur yang dilakukan tanpa kuisioner mengenai hal-hal yang masih
berhubungan dengan penelitian. Kegiatan wawancara menekankan pada penelusuran sejarah pengelolaan lahan yang meliputi tahapan pembangunan
agroforestri sampai dengan penerapan teknologi pada masing-masing pola agroforestri.
3. Pengumpulan data sekunder diambil dari instansi-instansi pemerintah yang
terkait serta studi pustaka.
3.4.7 Analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Contoh pola
agroforestri yang diamati di lapangan dipilih sebanyak 3 macam secara acak, yaitu agf 1 gmelina+suren+mahoni+cabai+jagung+buncis, agf 2 gmelina+jagung
+singkong, dan agf 3 gmelina+suren+kacang tanah+jagung+singkong. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
17
Y
ij
= μ+ Ʈ
i
+
ij
Keterangan: Y
ij
= nilai respon pengamatan kedalaman atau panjang akar lateral gmelina pada setiap pola agroforestri ke-i, ulangan ke-j
μ = nilai tengah rataan umum Ʈ i = pengaruh perlakuan kedalaman atau panjang akar lateral ke-i
ij
= pengaruh acak pada perlakuan kedalaman atau panjang akar lateral ke-i ulangan ke-j
Jika model yang digunakan berpengaruh nyata pada sidik ragam, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95.
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN