Rancangan Percobaan METODOLOGI PE ELITIA

13

3. Tata Laksana Penelitian

Diagram Alir pelaksanaan penelitian pendahuluan dan penelitian utama seperti tersaji dalam Gambar 8. Gambar 8. Diagram alir tata lakasana kegiatan penelitian

C. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian utama adalah rancangan acak lengkap dua faktorial. Faktor perlakuan yang digunakan terdiri dari perlakuan aerasi dan komposisi bahan baku kompos. Perlakuan aerasi terdiri dari dua taraf, yaitu aerasi aktif dan pasif. Perlakuan komposisi bahan baku terdiri dari tiga taraf, yaitu abu ketel dengan campuran 0 , 20 dan 40 Setiap perlakuan terdiri dari dua kali ulangan. Model matematis dari rancangan percobaan untuk penelitian utama adalah sebagai berikut. Formulasi Komposisi Bahan Baku Pengomposan Perlakuan Aerasi Aktif Pengomposan Perlakuan Aerasi Pasif Pengujian Karakteristik Mutu Kompos Kompos Pengujian Karakteristik Bahan Baku Penyaringan Bahan Baku Penimbangan Bahan Baku Pemasukan Bahan Baku ke dalam Reaktor Abu Ketel 14 Y ijk = . + A i + B j + AB ij + ε ijk Keterangan: Y ijk = Nilai pengamatan akibat pengaruh faktor A taraf kei, faktor B tarafj, pada ulangan kel M = Nilai ratarata A i = Komposisi limbah dan abu ketel Bj = Perlakuan aerasi AB ij = Pengaruh interaksi antara faktor A taraf kei, faktor B taraf kej ε ijkl = Pengaruh kesalahan percobaan Data hasil percobaan diolah menggunakan uji hipotesis sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan aerasi dan komposisi terhadap nilai CN, dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0.05 . Apabila berdasarkan uji hipotesis sidik ragam berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Bentuk hipotesis yang diuji dalam rancangan acak lengkap penelitian adalah sebagai berikut : Pengaruh utama faktor A : H : A 1 = A 2 = A 3 = 0, komposisi limbah dan abu ketel tidak berpengaruh terhadap nilai CN H 1 : paling sedikit ada satu i dimana A i ≠ 0 Pengaruh utama faktor B : H : B 1 = B 2 = 0, pengaruh aerasi tidak berpengaruh terhadap nilai CN H 1 : paling sedikit ada satu j dimana B j ≠ 0 Pengaruh interaksi antara faktor A dan B : H : AB 11 = AB 12 =…..=AB ab = 0, interaksi faktor A dengan faktor B tidak berpengaruh terhadap nilai CN H 1 : paling sedikit ada sepasang i,j dimana AB ij ≠ 0 15

IV. HASIL DA PEMBAHASA

A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos

Nilai CN bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi dengan adanya nutrisi yang cukup. Bahan yang paling penting dalam penyediaan nutrisi adalah karbon C sebagai sumber energi dan nitrogen N sebagai zat pembentuk protoplasma Gaur 1983. Proses pengomposan yang optimum, kisaran CN yang baik digunakan adalah 2040 Rynk 1992. Kecepatan dekomposisi sangat dipengaruhi sumber dan komposisi bahan organik yang digunakan. Bahan yang mudah didekomposisikan seperti gula, pati, protein, dan hemiselulosa. Sedangkan bahan organik yang lambat didekomposisikan seperti lignin, lilin, dan lain lain. Pada penelitian pendahuluan dilakukan penentuan nilai CN abu ketel dan limbah hasil analisis bahan baku kompos dapat ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Analisis Bahan Baku Limbah Abu Ketel Limbah 1. Kadar Air 45.16 34.07 2. Kadar Abu 49.33 54.24 3. Total Kjedhal Nitrogen 0.06 0.26 4. Kadar Nitrit ppm 0.05 0.42 5. Kadar Nitrat ppm 2.00 11.00 6. Kadar Karbon Organik 0.33 0.62 7. Kadar Nitrogen 0.06 0.26 8. Nilai CN 52.22 24.33 Nilai CN abu ketel masih cukup tinggi, yaitu 52.22, sedangkan nilai CN sudah mencapai rentang kondisi bahan baku yang baik, yaitu 24.33 CN baik: 20 40 digunakan untuk pengomposan. Nilai CN abu ketel yang terlalu tinggi dapat menyebabkan lamanya proses pengomposan, oleh karena itu agar nilai CN masuk kepada kisaran bahan baku pengomposan yang baik, perlu dilakukan pencampuran yang memiliki kadar N lebih tinggi 0.26 dibandingkan dengan N yang terdapat pada abu ketel 0.06.

2. Formulasi Karakteristik Bahan Baku Kompos

Tingkat kematangan kompos dan lama proses pengomposan ditentukan oleh nilai CN yang mempengaruhi aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh sumber energi dan pembentukan sel mikroorganisme. Pengomposan yang optimal membutuhkan perbandingan sumber karbon dan sumber nitrogen dari bahan baku yang ditentukan dalam proses pengomposan dengan nilai CN yaitu 2040.