Berdasarkan grafik , dan 40
be SNI 1970302004, yaitu
penambahan aerasi selama
d. Kandungan Kalium
Ketersediaan kalium Unsur kalium telah ada di b
masih terikat dalam bentuk penyerapan zat hara oleh a
dan penyakit serta perkemb Kompos yang dihas
aerasi aktifpasif dan penc Gambar 19.
Sesuai dengan SNI dan 40
su 0.2. Berdasarkan perhit
grafik nilai pH kompos akhir yang dihasilkan dari campu berkisar antara 89. Nilai pH kompos masih tinggi di
yaitu minimum sebesar 6.8 hingga 7.47. Hal ini dapat d elama pengomposan, sehingga pH kompos masih bersifat ba
Kalium K
2
O
kalium dalam bentuk K
2
O merupakan salah satu parame da di batuan mineral bumi, tetapi senyawa tersebut di dalam
bentuk senyawa mineral. Kalium dalam tanaman berperan oleh akar tanaman dalam tanah, meningkatkan daya tahan
rkembangan akar. dihasilkan dari pengomposan selama sebulan dengan me
pencampuran komposisi menghasilkan kadar kaliu
SNI 1970302004, kompos yang dihasilkan dari campu sudah memasuki standar minimum kadar kalium K
2
perhitungan statistik sidik ragam dengan tingkat kepercay Gambar 18. Nilai pH mutu kompos
Gambar 19. Kadar kalium mutu kompos
23 campuran 0
, 20
ggi di atas standar kompos
apat disebabkan kurangnya
ifat basa.
arameter kualitas kompos. i dalam bahan baku kompos
peran dalam mempengaruhi tahan terhadap kekeringan
an menggunakan perlakuan r kalium K
2
O seperti pada
campuran 0 20
2
O pada kompos yaitu percayaan 95 λ = 0.05,
dapat diketahui bahwa perl aerasi tidak berpengaruh
perbedaan komposisi bahan tabel sebesar 5.14 perhitu
berpengaruh nyata terhadap Berdasarkan hasil u
baku abu ketel dengan pen dengan 40
perhi yang ditambahkan
karena mempunyai k
Berdasarkan grafik, sedikit lebih rendah dari p
dapat disebabkan selama pe 40
banyak yang gravitasi ke dasar reaktor.
e. Kandungan Fosfor
Kandungan N, P, da P diserap oleh tanaman d
kedua unsur jenis di atas d menyerap unsur P adalah 5
Pada kondisi netral atau s fosfor yang mudah disera
menjadi bentuk yang tersed Fosfor dalam tanam
pematanga buah. Kandung dikomposkan. Menurut So
bahan organik yang diko kandungan fosfor di dala
langsung akan meningkatka Kompos yang diha
perlakuan aerasi aktifpasi seperti pada Gambar 20.
Gamb a perlakuan aerasi dan interaksi antara komposisi bahan ba
aruh nyata terhadap kadar kalium K
2
O. Terdapat pe i bahan baku terhadap kadar kalium K
2
O dengan Fhitung erhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8. Perbedaan k
rhadap kadar kalium K
2
O, maka dilakukan uji Duncan uji hasil uji Duncan, diketahui bahwa terdapat perbedaan yan
pencampuran 0 dengan 40
dan penc perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 Secara teor
ahkan maka kadar kalium yang terkandung di dalam kom unyai kadar kalium yang lebih tinggi daripada abu ketel.
rafik, kompos dengan pencampuran 40 memilik
dari pada kompos dengan pencampuran 0 dan 2
ama pengomposan kadar kalium yang terkandung pada kom yang terlarut dalam air yang berasal dari hasil dekompo
.
Fosfor P
2
O
5
, P, dan K merupakan unsur hara yang utama bagi pertumbu an dalam bentuk orthophospat primer yaitu H
2
PO
4
dan atas dipengaruhi oleh pH. Nilai pH yang optimal agar t
alah 5.0 7.2. Dekomposisi mineral fosfat dipengaruhi o atau sedikit basa, mikroorganisme mampu mengubah fos
diserap tanaman. Sebaliknya pada kondisi asam, ion f tersedia oleh tanaman Rao 1994.
tanaman berperan dalam pembentukan bunga, buah, dan b andungan unsur P semakin tinggi dengan adanya pelapukan
rut Soepardi 1983, kandungan P yang semakin tinggi kare g dikomposkan. Pada tahap pematangan, mikroorgani
i dalam mikroorganisme akan bercampur dalam bahan gkatkan kandungan fosfor dalam kompos.
g dihasilkan dari proses pengomposan selama sebulan d pasif dan pencampuran berbagai komposisi
meng
Gambar 20. Kadar fosfor mutu kompos
24 han baku dengan perlakuan
pat pengaruh nyata antara hitung sebesar 16.93 dan F
aan komposisi bahan baku an uji lanjut.
an yang nyata antara bahan pencampuran 20
ra teoritis, semakin banyak kompos semakin banyak
emiliki kadar kalium yang dan 20
. Hal ini a kompos dengan campuran
komposisi dan turun secara
rtumbuhan tanaman. Unsur dan HPO
4 2
. Penyerapan agar tanaman dapat mudah
ruhi oleh derajat keasaman. ah fosfat menjadi senyawa
ion fosfat sulit dilarutkan dan biji serta mempercepat
apukan bahan organik yang gi karena adanya pelapukan
organisme akan mati dan ahan kompos yang secara
ulan dengan menggunakan menghasilkan kadar fosfat
25 Sesuai dengan SNI 1970302004, kompos yang dihasilkan dari campuran 0
20 dan 40
sudah memasuki standar minimum kadar fosfat P
2
O
5
pada kompos yaitu 0.1. Berbeda dengan kalium, fosfat bukan tergolong dalam senyawa alkali sehingga tidak mudah
larut di dalam air, maka kadar fosfat yang dihasilkan tidak berbeda jauh antara kompos dengan pencampuran 0
, 20 , dan 40
Berdasarkan perhitungan sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95 λ = 0.05, dapat diketahui bahwa perlakuan aerasi, perlakuan komposisi,
dan interaksi antara komposisi bahan baku dengan perlakuan aerasi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar fosfat P
2
O
5
. Hal ini disebabkan senyawa fosfor sulit didegradasi selama pengomposan sehingga hasil sebelum dan sesudah pengomposan kandunganya tetap. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 10.
26
V. SIMPULA DA SARA
A. Kesimpulan
Abu ketel mempunyai nilai CN yang tinggi CN = 52.22 bila digunakan sebagai bahan baku kompos, maka perlu ditambahkan bahan baku lain yang mempunyai nilai CN yang lebih rendah yaitu
dengan nilai CN sebesar 24.33. Setelah proses pencampuran, secara teoritis dapat diketahui bahan baku abu ketel dengan campuran 20
menghasilkan nilai CN sebesar 38.65 dan abu ketel dengan campuran 40
menghasilkan nilai CN sebesar 32.24. Bahan baku abu ketel dengan campuran abu ketel sebesar 20 dan 40
sudah memasuki rentang nilai CN yang baik untuk dijadikan sebagai bahan baku kompos dengan kisaran CN sebesar 2040.
Pada akhir pengomposan, perlakuan aerasi aktif dan pasif tidak berpengaruh nyata terhadap nilai CN. Akan tetapi, Selama proses pengomposan perlakuan perbedaan pencampuran
, berpengaruh nyata terhadap nilai CN. Semakin banyak
yang ditambahkan maka nilai CN yang didapat semakin rendah. Pada akhir pengomposan, bahan abu ketel dengan campuran 40
menghasilkan nilai CN antara 2729, bahan abu ketel dengan campuran 20 menghasilkan nilai CN antara 3541, dan bahan abu ketel dengan campuran 0
menghasilkan nilai CN antara 4148.
Kompos yang dihasilkan dari berbagai komposisi dengan perlakuan aerasi
menghasilkan kualitas kompos yang berbeda. Berdasarkan fisik kompos, nilai CN, nilai pH belum memenuhi persyaratan kompos, sedangkan berdasarkan pengujian kadar kalium dan kadar fosfor
sudah memasuki persyaratan kompos menurut SNI 1970302004.
B. Saran
Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pengomposan menggunakan bahan baku abu ketel dan
dengan perlakuan aerasi dan perbedaan komposisi, meliputi: Kontinuitas pencampuran udara pada aerasi aktif lebih ditingkatkan supaya lebih terlihat
perbedaan nilai CN antara perlakuan aerasi aktif dan pasif. Abu ketel sebaiknya tidak digunakan sebagai bahan baku utama dalam pengomposan karena
mempunyai kandungan karbon organik yang rendah. Perlunya pencampuran bahan organik lain sebagai sumber nutrisi untuk mempercepat penurunan
nilai CN.