II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Terumbu Karang
2.1.1 Biologi karang
Terumbu karang merupakan endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh hewan karang dengan tambahan
dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang dapat mensekresi kalsium karbonat Nybakken, 1988. Sedangkan menurut Odum 1971, terumbu karang
adalah sebagai bagian ekosistem yang dibangun oleh sejumlah biota, baik hewan maupun tumbuhan yang secara terus-menerus mengikat ion kalsium dan karbonat
dari air laut yang menghasilkan kapur, kemudian secara keseluruhan tergabung membentuk suatu terumbu atau bangunan dasar kapur.
Menurut Veron 1986, karang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu karang hermatipik karang yang dapat membentuk terumbu dan karang
ahermatipik karang yang tidak dapat membentuk terumbu. Karang hermatipik dalam prosesnya bersimbiosis dengan alga zooxanthellae dan membutuhkan
cahaya matahari untuk membentuk bangunan dari kapur yang kemudian dikenal sebagai reef building corals, sedangkan karang ahermatipik tidak dapat
membentuk bangunan kapur sehingga dikenal sebagai non-reef building corals, yang secara normal hidupnya tidak tergantung pada cahaya matahari.
Karang batu atau karang keras merupakan anggota Filum Cnidaria, Kelas Anthozoa dengan ciri utama adalah siklus hidupnya hanya mempunyai stadium
polip berbentuk seperti bunga. Kelas Anthozoa terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia dan Octocorallia, keduanya dibedakan oleh sistem morfologi dan
fisiologi. Konstruksi terumbu karang pada umumnya dibentuk oleh hewan karang pembangun terumbu atau disebut juga dengan karang hermatipik yang mampu
membentuk membentuk kerangka kapur aragonite yang masif. Kelompok karang hermatipik pada umumnya adalah anggota Ordo Skleraktinia dari Subkelas
Hexacorallia yang merupakan karang batu yang sebenarnya. Dua spesies dari karang hermatipik adalah anggota Ordo Octocorallia Tubipora musica dan
Heliopora coerulea serta beberapa spesies dari kelas Hydrozoa. Kelompok
karang hermatipik mempunyai alga simbion berupa zooxanthellae yang berperan mempercepat proses terjadinya kalsifikasi yang kemudian memungkinkan bagi
karang untuk membentuk koloni-koloni karang yang masif Sorokin, 1993. Sorikin 1993 membagi terumbu karang ke dalam empat kelompok,
pengelompokan dilakukan berdasarkan fungsinya dalam membangun terumbu atau tidak hermatype-ahermatype serta ada atau tidaknya alga simbion di dalam
jaringannya symbiotic-asymbiotic. Keempat kelompok karang tersebut adalah sebagai berikut:
1 Hermatypes-symbionts. Kelompok ini merupakan hewan karang
pembangun terumbu karang dan mempunyai alga simbion, terdiri dari karang-karang yang sebagian besar anggota Skleraktinia, Octocorallia
dan Hydrocorallia. 2
Hermatypes-asymbionts. Kelompok ini merupakan karang dengan pertumbuhan lambat yang dapat membentuk kerangka kapur masif
tanpa bantuan zooxanthella, mampu bertahan hidup di perairan yang tidak ada cahaya. Kelompok ini terdiri dari
Tubastrea dan Dendrophyllia serta Hydrocorallia spesies Stylaster rosacea.
3 Ahermatypes-symbionts.
Kelompok ini
terdiri dari
genus Heteropsammia dan Diaseris Skleraktinia: Fungidae dan Leptoseries
Agaricidae yang hidup dalam bentuk polip tunggal kecil atau koloni kecil sehingga tidak termasuk dalam pembangun terumbu. Kelompok
ini juga terdiri dari Ordo Alcyonacea soft coral dan Gorgonacea yang mempunyai alga simbion namun bukan pembangun koloni
kerangka kapur masif. 4
Ahermatypes-asymbionts. Salah satu anggota kelompok ini adalah anggota
Ordo Anthipatharia
dan Corallimorpha
Subkelas Hexacorallia dan Subkelas Octocorallia asimbiotik.
Polip karang memiliki tiga lapisan tubuh yaitu ektodermis, mesoglea dan endodermis. Ektodermis merupakan bagian terluar dari polip karang, dibagian ini
terdapat mulut yang sama peranannya sebagai anus. Tentakel yang berada disekitar mulut memiliki sel mukus dan nematokis yang berperan dalam
menangkap mangsa. Makanan yang masuk akan dicerna dengan menggunakan filament mesentery, kemudian sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui mulut
yang juga berfungsi sebagai anus. Mesoglea merupakan jaringan penghubung antara bagian luar ektodermis dan dalam endodermisgastrodermis pada polip
karang. Jaringan ini terdiri atas sel-sel, serta kolagen dan mukopolisakarida. Pada sebagian besar karang, epidermis akan menghasilkan material guna membentuk
rangka luar karang kalsium karbonat. Pada bagian dalam polip karang, endodermis atau yang lebih dikenal dengan gastrodermis merupakan tempat
tinggalnya alga zooxanthellae. Polip karang disokong oleh kerangka kapur yang berperan sebagai
pendukung tegaknya seluruh jaringan. Kerangka kapur ini berupa lempengan- lempengan yang tersusun radial dan berdiri tegak pada lempengan dasar,
lempengan yang berdiri disebut septa yang tersusun dari bahan organik dan kapur hasil sekresi polip karang. Struktur polip karang disajikan pada Gambar 1. Pada
umumnya hewan karang hidup menetap, kecuali pada masa larva merupakan plankton.
Gambar 1. Struktur polip dan kerangka karang Veron, 1986
2.1.2 Reproduksi karang