accretion relatif lebih mudah diterapkan dan memiliki nilai artistik yang dapat menarik minat para pengusaha wisata bahari Zamani, 2007.
Modul biorock yang diamati dalam penelitian ini ditenggelamkan di hamparan pasir yang tidak terdapat terumbu karang. Modul biorock tersebut
dijadikan sebagai wadah transplantasi karang. Beberapa bulan sejak
penenggelaman biorock beberapa jenis karang muncul dan menempel secara alami pada kerangka. Kemunculan karang-karang muda tersebut menjadi salah
satu daya tarik untuk diteliti lebih lanjut. Bagaimana proses penempelan karang muda tersebut, sumber larva berasal dari mana, tingkat resistance dan
kelimpahannya perlu untuk diteliti. Pengamatan transplantasi karang pada biorock telah dilaporkan oleh
Abdallah 2010 dan Prasojo 2010, rata-rata tingkat kelulusan transplantasi berkisar antara 80-100. Akan tetapi, penelitian mengenai pola recruitment
karang secara alami pada biorock tersebut belum pernah dilakukan. Penelitian ini akan mengkaji recruitment karang yang menempel secara alami pada biorock.
1.2 Perumusan Masalah
Tanpa intervensi manusia alam dapat melestarikan kondisi ekologi, memelihara keanekaragaman hayati dan memulihkan kerusakan yang timbul
dengan sendirinya. Apabila suatu habitat secara terus menerus diganggu dan dirusak maka alam membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulihkannya,
bahkan kerusakan yang diakibatkan oleh manusia dapat memusnahkan biota tertentu. Rehabilitasi dengan campur tangan manusia perlu dikembangkan guna
mempercepat pemulihan habitat yang telah rusak. Rehabilitasi ekosistem terumbu karang yang mengalami degradasi secara alami maupun melalui campur tangan
manusia dengan cara menyediakan substrat yang cocok bagi penempelan larva karang merupakan salah satu teknik yang mungkin dilakukan. Salah satu tujuan
rehabilitasi terumbu karang adalah untuk melestarikan keanekaragaman hayati dari karang itu sendiri.
Mineral accretion merupakan salah satu metode yang perlu dikaji dan dikembangkan sebagai alternatif untuk rehabilitasi ekosistem terumbu karang.
Pengamatan terhadap pola suksesi yang terjadi pada modul mineral accretion sangat dibutuhkan untuk mengukur tingkat efisiensinya dalam upaya pemilihan
teknik pengelolaan terumbu karang. Demikian juga halnya dengan pola recruitment karang, tingkat keberhasilan hidup, laju pertumbuhan dan tingkat
resistance. Pengamatan dan analisis terhadap faktor-faktor biotik dan abiotik yang ada di lokasi penelitian akan dikaji secara mendalam.
1.3 Hipotesis
Penelitian ini melahirkan beberapa hipotesa, yaitu: 1
Kerangka modul biorock yang dialiri arus listrik dapat digunakan larva karang sebagai substrat untuk melakukan settlement, yang
disebut dengan intilah recruitment. 2
Biorock dapat meningkatkan tingkat recruitment larva karang dan juga tingkat keberhasilan hidup recruitment menjadi karang dewasa.
3 Tingkat keberhasilan recruitment karang pada modul biorock lebih
tinggi dari pada modul non-biorock.
1.4 Tujuan Penelitian