lebih terfokus melakukan kalsifikasi menyebar memanjang mengikuti bentuk katoda dan menutupi seluruh permukaan katoda. Setelah rangka katoda tertutupi
oleh kalsifikasi, fokus pertumbuhan karang beralih untuk memperbanyak dan memperpanjang cabang khusus untuk karang branching, pertumbuhan karang
massive terfokus untuk pertambahan tinggi. Pocillopora damicornis tumbuh dan
berkembang membentuk bulatan seperti bola,
berbeda dengan pola
pertumbuhannya pada habitat alami. Perbedaan pola pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh ketersedian ruang, pertumbuhan Pocillopora damicornis pada
kerangka katoda dapat dilakukan ke segala arah, berbeda dengan habitat alaminya yang hanya menyediakan ruang tumbuh ke samping dan ke atas Gambar 19.
Gambar 19. Pocillopora damicornis tumbuh membentuk bulatan
4.5 Kelulusan Hidup Recruitment Karang
Keberhasilan larva karang menempel pada substrat, menjadi organisme bentik yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi karang dewasa serta
bereproduksi merupakan suatu proses untuk mempertahankan kelangsungan hidup terumbu karang. Bila ditinjau dari manfaatnya, maka penerapan sistem biorock
dapat digunakan dan dikembangkan untuk merehabilitasi ekosistem terumbu
karang yang rusak. Dalam implementasinya, sistem biorock dapat dikombinasikan dengan transplantasi karang. Penelitian penggabungan teknik transplantasi karang
dengan biorock telah dilakukan oleh Mamesah pada Tahun 2009. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kelangsungan hidup transplantasi karang pada
akhir pengamatan tergolong baik, dimana tingkat kelangsungan hidup karang Acropora sp
sebesar 83,33. Sedangkan menurut Prasojo 2010 nilai rata-rata kelangsungan hidup transplantasi karang Acropora cytherea, Acropora tenuis
dan Echinopora lamellose pada biorock berkisar antara 80-100. Hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap kelulusan hidup karang
yang menempel secara alami pada biorock dan non-biorock berkisar antara 64- 100 Lampiran 1. Nilai kelulusan recruitment karang pada biorock lebih tinggi
bila dibandingkan dengan non-biorock, khususnya untuk jenis Acropora dan Pocillopora damicornis
Gambar 20. Akan tetapi, karang massive dan Seriatopora hystrix
pada biorock dan non-biorock memiliki tingkat kelulusan hidup yang sama, yaitu 100. Hal ini menjelaskan bahwa mineral accretion tidak
berpengaruh terhadap kelulusan hidup karang massive dan Seritopora hystrix. Karang massive merupakan salah satu jenis karang yang dikenal memiliki
tingkat adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Secara umum, karang massive bereproduksi
dengan cara
memijah. Mekanisme
pemijahan tersebut
memungkinkan terjadinya fertilisasi silang, sehingga menghasilkan larva karang yang bersifat heterozigot. Oleh sebab itu, karang massive memiliki kemampuan
bertahan hidup dan beradaptasi lebih baik pada habitat yang baru. Jenis karang Stylophora
pada non-biorock memiliki tingkat kelulusan hidup 100. Tingkat kelulusan hidup karang Stylophora pada biorock belum diketahui, karena jenis
karang ini tidak ditemukan pada saat pengamatan awal. Tingkat kelulusan hidup recruitment karang pada biorock lebih tinggi
diduga karena dipengaruhi oleh mineral accretion. Kalsium karbonat yang dihasilkan oleh mineral accretion pada biorock memberikan energy ektra bagi
karang, hal ini tidak ditemukan pada non-biorock. Akan tetapi, berdasarkan uji statistik mineral accretion tidak berbeda nyata terhadap tingkat kelulusan hidup
karang, dimana F
hit
F
crit
. Uji ANOVA menjelaskan bahwa mineral accretion
tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelulusan hidup karang Lampiran 3. Keberhasilan larva karang menempel pada substrat dan bermetamorfosis
menjadi koloni muda, tidak menjamin bahwa karang tersebut akan mampu beradaptasi, tumbuh dan berkembang menjadi karang dewasa.
Gambar 20. Tingkat kelulusan hidup Acropora dan Pocillopora damicornis Kematian karang Acropora dan Pocillopora damicornis diduga karena
kalah bersaing dengan alga dan akibat sedimentasi. Alga merupakan kompetitor serius bagi karang, terutama karang muda. Karang muda sering kalah bersaing
karena alga memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat.
Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa koloni karang terlihat ditumbuhi oleh alga yang kemudian menyebabkan kematian pada karang Gambar 21.
Beberapa koloni karang Acropora tidak mampu bertahan terhadap sedimentasi Gambar 22. Menurut Szmant 2002 hewan karang dapat mengalami stress
akibat sedimentasi, dimana karang-karang dewasa akan mengalami kematian dan recruitment
koloni karang baru akan terhambat. Berdasarkan data yang diperoleh, kelimpahan
recruitment karang
cenderung berbanding lurus dengan tingkat kegagalan hidup. Acropora dan Pocillopora damicornis
memiliki kelimpahan paling tinggi dibandingkan jenis karang lainnya, namun memiliki tingkat kelulusan hidup paling rendah.
Gambar 21. Kompetisi Acropora dengan makroalga
Gambar 22. Karang mengalami kematian akibat sedimentasi
4.6 Pertumbuhan Recruitment Karang