Pengertian Bank Syariah Bank Syariah
Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama sahibul maal menyediakan seluruh 100 modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola, tetapi seandainya kerugian diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian.
6
Dari pengertian deposito dan mudharabah diatas, maka disimpulkan bahwa Deposito Mudharabah adalah simpanan dana dengan skema pemilik
dana shahibul maal memercayakan dananya untuk dikelola bank mudharib dengan hasil yang diperoleh dibagi antara pemilik dana dan bank dengan
nisbah yang disepakati sejak awal. Dalam transaksi penyimpanan deposito mudharabah, bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai
nisbah dan tata cara pemberian keuntungan danatau perhitungan distribusi keuntungan serta risiko yang dapat timbul dari deposito tersebut.
Ditinjau dari segi biaya sumber dana yang berasal dari jenis simpanan ini pada umumnya memiliki biaya tertinggi disbanding dengan sumber dana
lainnya dan bersifat lebih stabil disbanding dengan sumber dana lainnya
6
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan Jakarta: Tazkia Institute,1999, h.171.
seperti Giro dan Tabungan. Jangka waktu Deposito Berjangka terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.
7
Dalam mudharabah, pemilik dana tidak boleh mensyaratkan sejumlah tertentu untuk bagiannya karena dapat dipersamakan dengan riba yaitu
meminta kelebihan atau imbalan tanpa ada faktor penyeimbang iwad yang diperbolehkan syariah. Keuntungan yang dibagikan pun tidak boleh
menggunakan nilai proyeksi predictive value akan tetapi harus menggunakan nilai realisasi keuntungan, yang mengacu pada laporan hasil
usaha yang secara periodic disusun oleh pengelola dana dan diserahkan pada pemilik dana.
8
Berdasarkan fatwa DSN No.2 Tahun 2002 tentang deposito, disebutkan ketentuan tentang Deposito Mudharabah adalah sebagai berikut:
a Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
b Dalam kapasitatsnya sebagi mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk melakukan mudharabah dengan pihak lain.
c Modal harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
7
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006, h.80.
8
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, edisi 2 , Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2014, h. 129.