Variabel Dependen Variabel Penelitian

telah mendekati normal. 4 Untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak dapat melihat dari nilai probability pada uji Jarque-Bera. Jika nilai probability nilai α 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. 5 Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode grafik, uji Park, uji Glejser, uji Korelasi Spearman, uji Goldfeld-Quandt, uji Bruesch-Pagan-Godfrey, dan uji White. 6 Namun, dalam penelitian ini menggunakan uji White Heteroscedasticity. Hasil yang diperhatikan dalam uji ini adalah nilai F dan Obs R-Squared. 4 Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2011, h.42. 5 Ibid., h.36. 6 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2007, h.5.8. Jika nilai Obs R-Squared α 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen. 7 Uji multikolinearitas menggunakan VIF Variance Inflation Factors. Hasil uji multikolinearitas, dapat dilihat pada tabel Centered VIF. Jika nilai VIF tidak melebihi dari 5, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas pada kedua variabel bebas tersebut. 8

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi autocorrelation adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, 7 Ibid., h. 5.1. 8 Muhammad Iqbal, Pengolahan Data dengan Regresi Linier Berganda dengan Eviews, h.15.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri tahun 2007-2011)

0 16 136

Pengaruh CAR, fdr dan NPF terhadap return bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah

6 67 144

Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah: studi kasus pada BUS dan UUS di Indonesia periode 2010-2013

3 22 111

Pengaruh faktor makroekonomi terhadap pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia (periode 2011-2015)

2 32 102

Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Jumlah Kantor Layanan, Inflasi, dan PDB terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 9 123

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP PENGHIMPUNAN DEPOSITO MUDHARABAH DAN TABUNGAN MUDHARABAH (Studi kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2012)

0 3 96

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Nilai Kurs Dollar AS, dan Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

0 0 23

Pengaruh nilai tukar, suku bunga acuan dan tingkat bagi hasil terhadap deposito mudharabah di bprs (studi kasus pada bprs di Indonesia periode 2011-2015) - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 82

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR, HARGA EMAS DUNIA, DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP IHSG DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH INFLASI, KURS, DAN JUMLAH BAGI HASIL TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI (Periode 2011-2015) - Raden Intan Repository

0 0 113