BAB I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Kebutuhan kentang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
dan perbaikan ekonomi, terutama pola hidup masyarakat di daerah perkotaan. Berdasarkan
Sensus Ekonomi Nasional 2010, tingkat konsumsi kentang naik sebesar 6,4 dari
1,73 kgkapitatahun pada 2009 menjadi 1,84 kgkapitatahun di tahun 2010. Kentang
bernilai ekonomis tinggi karena usaha budi daya kentang mampu menghasilkan produksi
antara 15 sampai 30 tonha Lakoy 2009, sehingga berpotensi besar sebagai penyedia
sumber bahan pangan. Selain itu, pemerintah telah mencanangkan program diversifikasi
makanan dan kentang menjadi salah satu bahan alternatifnya.
Kentang menjadi komoditas penting di Indonesia. Luas pertanaman, produksi rata-
rata, dan konsumsi domestik terus meningkat dari tahun ke tahun, namun saat ini Indonesia
masih tergantung pada bibit kentang varietas impor Efendi 2002. Hal ini disebabkan
pemuliaan di dalam negeri belum dapat menghasilkan
varietas yang
mampu memenuhi kebutuhan konsumen terutama
bagi para petani. Menurut Kementrian Pertanian 2010 pada tahun 2008 kebutuhan
bibit dalam negeri sebesar 96.227 ton, sedangkan ketersediannya di dalam negeri
hanya sebesar 8.066 ton dan 24 varietas kentang sudah dilepas, namun dua varietas
yang banyak ditanam oleh petani yaitu Granola and Atlantik. Benih Granola dipenuhi
dari dalam negeri dan benih Atlantik sebagian besar masih impor. Selain itu Kementrian
Pertanian 2010 memprediksi bahwa tahun 2011
Indonesia akan
surplus kentang,
sehingga diprediksi Indonesia akan mampu mengekspor. Namun tahun 2011 impor
kentang varietas Atlantik dari Cina dan Bangladesh semakin besar Burhani 2011.
Sejalan dengan kebutuhan kentang yang semakin
meningkat, berbagai
kalangan terutama peneliti dan akademisi mulai
meneliti tentang upaya peningkatan produksi agar diperoleh produksi kentang yang optimal
Rukmana 1997. Upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan unsur-unsur iklim salah
satunya radiasi surya yang sangat mencukupi di Indonesia dan mengoptimalkan wilayah-
wilayah yang cocok untuk budi daya tanaman kentang seperti Kabupaten Kerinci, karena
daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi kentang di Sumatera.
Radiasi surya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kentang. Energi dari
radiasi surya digunakan oleh tanaman untuk melakukan
proses fotosintesis
dalam pembentukan karbohidrat, sehingga dengan
mengetahui jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh tanaman dan biomassanya,
akan diperoleh nilai efisiensi penggunaan radiasi surya. Penelitian terkait efisiensi
penggunaan radiasi surya sudah banyak dilakukan di luar negeri sejak tahun 1969 oleh
Monteith dalam Firman dan Allen 1989, sedangkan penelitian di Indonesia mengenai
efisiensi penggunaan radiasi surya belum banyak dilakukan.
1.2 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh radiasi surya yang terintersepsi oleh
tajuk tanaman dan mencari nilai RUE radiation use effciency pada tanaman
kentang varietas Granola dan Atlantik.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1