Intersepsi Radiasi Surya HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Iklim Wilayah Kajian

. Gambar 6 Nilai indeks luas daun dari minggu keminggu setelah tanam. J1V1 , J2V1 , J1V2 , J2V2 . Nilai LAI akan menentukan radiasi yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang. Penelitian yang dilakukan oleh Winch 2006 menyatakan nilai LAI yang berkurang pada periode pertumbuhan akan mengakibatkan sejumlah radiasi surya yang terintersepsi berkurang, karena sebagian energi radiasi surya akan jatuh ke tanah. Pada varietas dan spesies tanaman yang sama semakin besar nilai LAI akan semakin besar radiasi surya yang akan terintersepsi oleh tajuk tanaman tertentu. Nilai LAI rata-rata varietas Atlantik yang lebih besar mengindikasikan varietas ini memiliki luas daun yang lebih besar, sehingga memungkinkan varietas tersebut akan lebih besar dalam memanfaatkan radiasi surya yang terintersepsi untuk proses fotosintesis dibandingkan dengan varietas Granola, sehingga biomassa yang dihasilkan oleh varietas Atlantik akan lebih besar. Nilai LAI dari masing-masing varietas yang terukur hanya sampai pada minggu kesepuluh setelah tanam. Hal ini disebabkan setelah minggu tersebut sebagian tanaman sudah mulai mengering dan membusuk akibat dari tanaman sudah tua maupun yang terkena penyakit sejenis jamur menyerang bagian daun dan batang tanaman. Padahal berdasarkan Kementrian Pertanian 2000 dan 2005, varietas Granola dan Atlantik merupakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit.

4.3 Intersepsi Radiasi Surya

Radiasi surya menjadi faktor penting dalam pertumbuhan tanaman kentang. Radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang digunakan untuk proses fotosintesis dan asimilasi. Perhitungan radiasi yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang menggunakan persamaan Beer. Tabel 1 Hasil perhitungan radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang Perlakuan Jumlah radiasi surya yang terintersepsi minggu ke- setelah tanam MJ.m -2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 59,3 53,6 54,6 61,2 59 36,8 51,1 67,3 52,2 J1V1 41,8 38,1 43,3 49,4 45,1 28,6 41,2 56,7 43,3 J2V1 29,4 26,6 27,2 30,5 30,9 19,6 28,2 37,8 30,3 J1V2 42,6 38,5 39,2 44,0 42,4 26,4 36,7 48,3 37,5 J2V2 30,8 27,9 27,0 29,7 32,2 18,2 27,4 34,2 28,0 Keterangan: Jumlah intensitas radiasi surya dalam seminggu diperoleh dari stasiun Klimatologi pos pengamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Tabel 1 menunjukkan jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang dalam satu minggu pada masing-masing perlakuan. Jumlah radiasi surya yang terintersepsi berbeda-beda, baik pada varietas Granola V1 maupun pada varietas Atlantik V2. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas radiasi surya Q o yang jatuh pada tajuk dan nilai LAI, sedangkan intensitas radiasi surya dipengaruhi oleh tingkat keawanan maupun lokasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kooman et al. 1996 bahwa intensitas radiasi yang diterima oleh tanaman kentang dipengaruhi oleh musim tanam dan lokasi pertanaman, sehingga jumlah radiasi yang terintersepsi oleh tanaman kentang akan bervariasi. Jumlah radiasi yang terintersepsi minggu ke-7 dan 8 masing-masing perlakuan menurun, walaupun LAI terus meningkat, hal ini dikarenakan tingkat keawanan pada minggu-minggu tersebut tinggi, sehingga intensitas radiasi surya rendah. Pada minggu ke-9 radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman pada masing-masing perlakuan mencapai nilai tertinggi, hal demikian terjadi karena pada minggu tersebut rata-rata nilai LAI yang terukur pada masing-masing perlakuan mencapai nilai tertinggi dibandingkan pada minggu-minggu sebelumnya. Rata-rata nilai radiasi surya yang terintersepsi selama satu musim tanam oleh varietas Granola jarak tanam 20 x 20 cm sebesar 387,7 MJ.m -2 dan jarak tanam 40 x 20 cm sebesar 260,6 MJ.m -2 , sedangkan varietas Atlantik jarak tanam 20 x 20 cm dan 40 x 20 cm masing-masing sebesar 355,6 MJ.m -2 dan 255,5 MJ.m -2 . Jumlah radiasi yang terintersepsi oleh masing-masing varietas berbeda. Hal ini disebabkan oleh morfologi dan karakteristik dari kedua tanaman varietas berbeda dalam mengintersepsi dan meneruskan transmisi radiasi surya, sehingga berdasarkan hasil pengukuran untuk mencari persamaan transmisi τ dari kedua varietas diperoleh τ = 0,3184e -0,313LAI untuk varietas Granola dan varietas Atlantik τ = 0,3139e -0,176LAI . Berdasarkan persamaan tersebut radiasi yang terintersepsi oleh kedua varietas akan berbeda, walaupun intensitas radiasi surya yang datang sama. Menurut Jumin 2002 intersepsi radiasi dapat dimanipulasi dengan varietas, morfologi, arsitektur tanaman tajuk atau kanopi, dan kerapatan jumlah populasi tanaman setiap satuan luas lahan dengan pengaturan jarak tanam. Selain itu jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh tanaman dipengaruhi oleh varietas, karena varietas yang berbeda akan memiliki karakteristik atau morfologi tertentu Makarim 2009. Radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman dari minggu ke minggu setelah tanam terus meningkat diikuti dengan penambahan biomassa yang terbentuk. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Monteith 1977, Gallaghar dan Biscoe 1978, dan Wajid et al. 2010 yang menyatakan bahwa jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman akan proporsional dengan biomassa tanaman.

4.4 Hubungan LAI dengan Intersepsi Radiasi Surya