.
Gambar 6 Nilai indeks luas daun dari minggu keminggu setelah tanam. J1V1 , J2V1 , J1V2 , J2V2 .
Nilai LAI akan menentukan radiasi yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang.
Penelitian yang dilakukan oleh Winch 2006 menyatakan nilai LAI yang berkurang pada
periode pertumbuhan akan mengakibatkan sejumlah radiasi surya yang terintersepsi
berkurang, karena sebagian energi radiasi surya akan jatuh ke tanah. Pada varietas dan
spesies tanaman yang sama semakin besar nilai LAI akan semakin besar radiasi surya
yang akan terintersepsi oleh tajuk tanaman tertentu. Nilai LAI rata-rata varietas Atlantik
yang lebih besar mengindikasikan varietas ini memiliki luas daun yang lebih besar, sehingga
memungkinkan varietas tersebut akan lebih besar dalam memanfaatkan radiasi surya yang
terintersepsi
untuk proses
fotosintesis dibandingkan
dengan varietas
Granola, sehingga biomassa yang dihasilkan oleh
varietas Atlantik akan lebih besar. Nilai LAI dari masing-masing varietas
yang terukur hanya sampai pada minggu kesepuluh setelah tanam. Hal ini disebabkan
setelah minggu tersebut sebagian tanaman sudah mulai mengering dan membusuk akibat
dari tanaman sudah tua maupun yang terkena penyakit sejenis jamur menyerang bagian
daun
dan batang
tanaman. Padahal
berdasarkan Kementrian Pertanian 2000 dan 2005,
varietas Granola
dan Atlantik
merupakan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit.
4.3 Intersepsi Radiasi Surya
Radiasi surya menjadi faktor penting dalam pertumbuhan tanaman kentang. Radiasi
surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang digunakan untuk proses fotosintesis
dan asimilasi. Perhitungan radiasi yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang
menggunakan persamaan Beer.
Tabel 1 Hasil perhitungan radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang Perlakuan
Jumlah radiasi surya yang terintersepsi minggu ke- setelah tanam MJ.m
-2
2 3
4 5
6 7
8 9
10 59,3
53,6 54,6
61,2 59
36,8 51,1
67,3 52,2
J1V1 41,8
38,1 43,3
49,4 45,1
28,6 41,2
56,7 43,3
J2V1 29,4
26,6 27,2
30,5 30,9
19,6 28,2
37,8 30,3
J1V2 42,6
38,5 39,2
44,0 42,4
26,4 36,7
48,3 37,5
J2V2 30,8
27,9 27,0
29,7 32,2
18,2 27,4
34,2 28,0
Keterangan: Jumlah intensitas radiasi surya dalam seminggu diperoleh dari stasiun Klimatologi pos pengamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Tabel 1 menunjukkan jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman kentang
dalam satu minggu pada masing-masing perlakuan.
Jumlah radiasi
surya yang
terintersepsi berbeda-beda, baik pada varietas Granola V1 maupun pada varietas Atlantik
V2. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas radiasi surya Q
o
yang jatuh pada tajuk dan nilai LAI, sedangkan intensitas radiasi surya
dipengaruhi oleh tingkat keawanan maupun lokasi. Penelitian yang dilakukan oleh
Kooman et al. 1996 bahwa intensitas radiasi yang
diterima oleh
tanaman kentang
dipengaruhi oleh musim tanam dan lokasi pertanaman, sehingga jumlah radiasi yang
terintersepsi oleh tanaman kentang akan bervariasi. Jumlah radiasi yang terintersepsi
minggu ke-7 dan 8 masing-masing perlakuan menurun, walaupun LAI terus meningkat, hal
ini dikarenakan tingkat keawanan pada minggu-minggu tersebut tinggi, sehingga
intensitas radiasi surya rendah. Pada minggu ke-9 radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk
tanaman pada masing-masing perlakuan mencapai nilai tertinggi, hal demikian terjadi
karena pada minggu tersebut rata-rata nilai LAI yang terukur pada masing-masing
perlakuan
mencapai nilai
tertinggi dibandingkan
pada minggu-minggu
sebelumnya. Rata-rata
nilai radiasi
surya yang
terintersepsi selama satu musim tanam oleh varietas Granola jarak tanam 20 x 20 cm
sebesar 387,7 MJ.m
-2
dan jarak tanam 40 x 20 cm sebesar 260,6 MJ.m
-2
, sedangkan varietas Atlantik jarak tanam 20 x 20 cm dan
40 x 20 cm masing-masing sebesar 355,6 MJ.m
-2
dan 255,5 MJ.m
-2
. Jumlah radiasi yang terintersepsi oleh masing-masing varietas
berbeda. Hal ini disebabkan oleh morfologi dan karakteristik dari kedua tanaman varietas
berbeda dalam
mengintersepsi dan
meneruskan transmisi
radiasi surya,
sehingga berdasarkan hasil pengukuran untuk mencari persamaan transmisi
τ dari kedua varietas diperoleh
τ = 0,3184e
-0,313LAI
untuk varietas Granola dan varietas Atlantik
τ = 0,3139e
-0,176LAI
. Berdasarkan
persamaan tersebut radiasi yang terintersepsi oleh kedua
varietas akan berbeda, walaupun intensitas radiasi surya yang datang sama.
Menurut Jumin 2002 intersepsi radiasi dapat
dimanipulasi dengan
varietas, morfologi, arsitektur tanaman tajuk atau
kanopi, dan kerapatan jumlah populasi tanaman setiap satuan luas lahan dengan
pengaturan jarak tanam. Selain itu jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh tanaman
dipengaruhi oleh varietas, karena varietas yang berbeda akan memiliki karakteristik atau
morfologi tertentu Makarim 2009. Radiasi surya yang terintersepsi oleh tajuk tanaman
dari minggu ke minggu setelah tanam terus meningkat
diikuti dengan
penambahan biomassa yang terbentuk. Hal ini didukung
oleh penelitian sebelumnya oleh Monteith 1977, Gallaghar dan Biscoe 1978, dan
Wajid et al. 2010 yang menyatakan bahwa jumlah radiasi surya yang terintersepsi oleh
tajuk tanaman akan proporsional dengan biomassa tanaman.
4.4 Hubungan LAI dengan Intersepsi Radiasi Surya