Suhu udara, Radiasi Surya, dan Periode Penyinaran

Gambar 3 Umbi kentang. Sumber: Huaman 1986 Bunga kentang termasuk bunga berumah satu, yaitu memiliki organ jantan dan organ betina. Menurut Susila 2006 pada varietas tertentu tanaman kentang dapat berbunga seperti varietas Atlantik, sehingga perlu dilakukan pemangkasan supaya tidak menghambat proses pembentukan umbi, karena akan terjadi kompetisi unsur hara antara pembentukan umbi dan bunga. Gambar 4 Bunga kentang. Sumber: Huaman 1986 . Gambar 5 Buah kentang. Sumber: Huaman 1986 Buah akan terbentuk jika terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga kentang Susila 2006. Buah kentang terdapat dalam tandan, berbentuk bulat, dengan ukuran sebesar kelereng, berwarna hijau ketika muda dan berwarna hitam ketika tua Huaman 1986. Menurut Rukmana 1997, tanaman kentang akan mati setelah berbunga dan berbuah. 2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kentang Berdasarkan Government of Alberta Agriculture and Rural Development 2003, kentang memilki lima stadia atau tahap yaitu: tunas I, pembentukan organ tanaman II, inisiasi umbi III, pengisian umbi IV, dan pematangan umbi V. Setiap durasi dari tahap pertumbuhan tersebut dipengaruhi faktor lingkungan, ketinggian tempat, suhu, tanah, kelembaban, dan faktor geografi. Pertumbuhan vegetatif tanaman dan produksi suatu tanaman juga tergantung pada interaksi antara tanaman dan keadaan lingkungan di mana tanaman itu tumbuh Government of Alberta Agriculture and Rural Development 2003. Samad 2009 menyatakan keadaan lingkungan dibagi beberapa faktor yaitu iklim, tanah, dan organisme. Faktor ini dapat membatasi, mendorong pertumbuhan, dan produksi tanaman, sehingga perlu dilakukan pengaturan faktor –faktor lingkungan sebaik mungkin.

2.5 Agroklimat Tanaman

2.5.1 Suhu udara, Radiasi Surya, dan Periode Penyinaran

Proses pembentukan umbi dan fisiologi tanaman dipengaruh oleh interaksi antara suhu udara, penyinaran lama penyinaran, intensitas radiasi surya, dan jenis kentang Government of Alberta Agriculture and Rural Development 2003. Pada penelitian Haverkort 1990 dalam Pereira dan Shock 2006 menunjukkan bahwa kentang akan sangat baik ditanam pada kondisi iklim yang cukup dingin seperti pada daerah dataran tinggi tropis, dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 15-21 C, suhu yang tinggi akan mendukung perkembangan daun namun menghambat pembentukan umbi. Selain itu stess panas akan mengarah pada umbi yang kecil Kline dan Halseth 1990. Radiasi surya merupakan faktor penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berkaitan dengan proses fisiologi Baharsjah dan Bey 1991. Radiasi surya yang jatuh atau yang sampai ke tanaman mempengaruhi tanaman dalam tiga hal yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, laju transpirasi, dan titik kritis pertumbuhan Makarim 2009. Radiasi surya yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman terbakar. Sitompul 2002 menyatakan tanaman menyerap radiasi surya melalui organ daun yang memiliki krolofil dalam bentuk foton, sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis dan hasil fotosintesis menjadi bahan utama untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Selain itu Makarim 2009 melaporkan bahwa peningkatan radiasi surya mampu mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman, namun didukung juga oleh faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti ketersediaan unsur hara dan air di dalam tanah. Radiasi surya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan organ vegetatif tanaman, seperti batang, cabang, dan daun, serta organ generatif seperti bunga dan umbi Pereira dan Shock 2006. Bagian vegetatif dan generatif ini merupakan hasil dari proses asimilasi dengan menggunakan radiasi surya Rubatzky dan Yamaguchi 1995. Menurut Kovatch 2003, penyinaran surya yang kurang, seperti iklim setempat, mendung, atau terhalang naungan akan menyebabkan asimilasi tidak berjalan sempurna. Hal tersebut mengakibatkan tanaman akan tumbuh memanjang, kurus, dan pucat sehingga tidak mampu membentuk umbi. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan saat umbi terbentuk serta masa perkembangan umbi, sehingga lama penyinaran yang diperlukan oleh tanaman untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jamhari Samadi 2007. Ketersediaan radiasi surya menentukan batas maksimal hasil tanaman karena radiasi yang terintersepsi menyediakan energi untuk proses fotosintesis Sitompul 2002. Palaniappan 1985 dalam Syarif 2005, mengemukakan bahwa laju pertumbuhan tanaman yang ditanam secara tumpang sari akan proporsional dengan PAR Photosynthetically Active Radiation yang diterima jika faktor lain tidak menjadi pembatas dan tanaman dalam pertumbuhan vegetatif. Tingkat komponen tumpangsari tersebut tergantung pada jumlah radiasi yang diterima. Selain intensitas radiasi surya, kuantitas dari radiasi surya yang dapat diserap atau terintersepsi oleh tanaman juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kentang seperti pengaruh dari kerapatan dari tanaman maupun naungan Winch 2006. Kerapatan tanaman akan berpengaruh terhadap kompetisi antar tanaman dalam pencarian nutrisi di dalam tanah oleh akar, namun dalam hal intersepsi radiasi surya oleh daun lebih efisien, sehingga dalam pola penanaman perlu diperhatikan jarak antar tanaman BPTP 2002. Syarif 2005 mengemukakan penampilan fisiologi daun tanaman kentang terlihat memucat karena naungan yang relatif rapat pada tanaman kentang yang ditanam secara tumpang sari dengan jagung, ditunjukkan dengan persentase radiasi surya yang sampai ke tajuk tanaman kentang relatif rendah. Selain itu Syarif 2005 juga mengungkapkan bahwa secara umum naungan dapat meningkatkan jumlah klorofil, akan tetapi hasil temuan terakhir memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah klorofil ada berhubungan dengan sifat toleransi tanaman terhadap naungan, sehimgga hal tersebut dapat mengakibatkan hasil umbi yang tidak proporsional atau dapat menurunkan produktivitas kentang .

2.5.2 Radiasi Surya Pada Tajuk Tanaman