Morfologi Tanaman Kentang TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotiledonea Famili : Solanaceae Genus : Solanum Species : Solanun tuberosum Tanaman ini diklasifikasikan dalam tumbuhan dikotil, meskipun tanaman ini dapat bertahan dalam bentuk umbi pada pergantian musim tertentu Kline dan Halseth 1990. Bagian kentang yang dapat dikonsumsi yaitu umbi. Umbi merupakan stolon yang tidak muncul ke permukaan tanah dan membesar Huaman 1986. 2.2.1 Kentang Varietas Granola Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 81KptsSR.12032005, kentang varietas Granola merupakan varietas unggul dengan karakteristik produktivitas tinggi yaitu dapat mencapai 38 –50 tonha, memiliki bentuk umbi bulat lonjong, warna daging umbi kuning, dan mata umbi dangkal. Selain keunggulan tersebut, Granola juga tahan terhadap penyakit kentang secara umum, bila daya serang suatu penyakit terhadap varietas kentang lain 30 , pada varietas Granola hanya 10 . Umur panen normal 90 hari, meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen Kementrian Pertanian 2005.

2.2.2 Kentang Varietas Atlantik

Kentang varietas Atlantik berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2000 merupakan varietas unggul. Kentang ini berasal dari Wisconsin Amerika, memiliki umur 100 hari, tinggi tanaman dapat mencapai 50 cm, produksi 8 sampai 20 tonha, tahan terhadap nematoda, kualitas umbi baik, dan memiliki kadar pati tinggi.

2.3 Morfologi Tanaman Kentang

Morfologi tanaman kentang terdiri dari daun, batang, akar, umbi, bunga, dan buah. Daun kentang berbentuk majemuk yang tersusun spiral dan menempel pada batang rachis Huaman 1986. Masing-masing rachis memiliki sepasang daun lateral primer. Jumlah helai daun ganjil, saling berhadapan, dan di antara pasang daun terdapat sepasang daun kecil seperti telinga disebut daun sela Rukmana 1997. Menurut Kline dan Halseth 1990 sistem tubuh dari kentang terdiri dari batang, stolon dan umbi. Batang tanaman kentang memiliki bentuk persegi, dilapisi oleh bulu- bulu halus, berwarna hijau, pada dasar batang akan tumbuh stolon, dan bila stolon mencul ke permukaan tanah akan menjadi batang baru, sedangkan bila tidak muncul akan membesar menjadi umbi Huaman 1986. Gambar 1 Daun kentang. Sumber: Huaman 1986 Gambar 2 Batang kentang dan stolon. Sumber: Huaman 1986 Umbi merupakan modifikasi dari batang yaitu stolon yang tidak muncul ke permukkan tanah dan membesar Huaman 1986. Ketika proses pertumbuhan memanjang dari rhizoma atau stolon berhenti, maka proses pembentukan umbi dimulai. Umbi berperan sebagai gudang dari tanaman kentang tersusun dari air, karbohidrat, protein, dan hasil dari fotosintesis lainnya Rubatzky dan Yamaguchi 1995. Gambar 3 Umbi kentang. Sumber: Huaman 1986 Bunga kentang termasuk bunga berumah satu, yaitu memiliki organ jantan dan organ betina. Menurut Susila 2006 pada varietas tertentu tanaman kentang dapat berbunga seperti varietas Atlantik, sehingga perlu dilakukan pemangkasan supaya tidak menghambat proses pembentukan umbi, karena akan terjadi kompetisi unsur hara antara pembentukan umbi dan bunga. Gambar 4 Bunga kentang. Sumber: Huaman 1986 . Gambar 5 Buah kentang. Sumber: Huaman 1986 Buah akan terbentuk jika terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga kentang Susila 2006. Buah kentang terdapat dalam tandan, berbentuk bulat, dengan ukuran sebesar kelereng, berwarna hijau ketika muda dan berwarna hitam ketika tua Huaman 1986. Menurut Rukmana 1997, tanaman kentang akan mati setelah berbunga dan berbuah. 2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kentang Berdasarkan Government of Alberta Agriculture and Rural Development 2003, kentang memilki lima stadia atau tahap yaitu: tunas I, pembentukan organ tanaman II, inisiasi umbi III, pengisian umbi IV, dan pematangan umbi V. Setiap durasi dari tahap pertumbuhan tersebut dipengaruhi faktor lingkungan, ketinggian tempat, suhu, tanah, kelembaban, dan faktor geografi. Pertumbuhan vegetatif tanaman dan produksi suatu tanaman juga tergantung pada interaksi antara tanaman dan keadaan lingkungan di mana tanaman itu tumbuh Government of Alberta Agriculture and Rural Development 2003. Samad 2009 menyatakan keadaan lingkungan dibagi beberapa faktor yaitu iklim, tanah, dan organisme. Faktor ini dapat membatasi, mendorong pertumbuhan, dan produksi tanaman, sehingga perlu dilakukan pengaturan faktor –faktor lingkungan sebaik mungkin.

2.5 Agroklimat Tanaman