Tujuan Manfaat Hipotesis Perubahan garis pantai dari pantai Teritip Balikpapan sampai pantai Ambarawang Kutai Kertanegara Kalimantan Timur

seperti abrasi dan akresi. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai lokasi-lokasi yang mengalami abrasi dan akresi yang menyebabkan perubahan garis pantai di lokasi penelitian. Pendekatan yang dilakukan agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan adalah dengan mempunyai informasi mengenai gelombang di laut lepas, karena data gelombang tidak tersedia maka dilakukan prediksi dari data angin. Angin yang bertiup menuju pantai adalah angin yang membangkitkan gelombang menuju pantai. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka penelitian ini akan menjawab : 1 Bagaimana kondisi tinggi, periode dan sudut gelombang laut lepas. 2 Bagaimana pola transformasi gelombang dari perairan dalam menuju perairan pantai. 3 Bagaimana pengaruh gelombang terhadap angkutan sedimen sejajar pantai. 4 Bagaimana perubahan garis pantai bedasarkan angkutan sedimen yang disebabkan oleh gelombang. Secara skematik bagan alir perumusan masalah untuk pencapaian tujuan penelitian disajikan pada Gambar 1.

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Menganalisis tranformasi gelombang yang dibangkitkan angin dari laut lepas menuju pantai. 2 Menghitung dan menganalisis angkutan sedimen sepanjang pantai. 3 Menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi di lokasi penelitian selama tahun 2000 – 2007.

1.5 Manfaat

Hasil dari penelitian ini memberikan informasi tentang perubahan garis pantai berupa abrasi dan akresi yang diakibatkan hempasan gelombang di sepanjang lokasi penelitian. Hasil simulasi model ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan dan pengendalian kawasan lingkungan pantai. Informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan bagi pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam perencanaan pembangunan di lokasi penelitian, sehingga pembangunan yang dilakukan merupakan pembangunan yang terencana dan berwawasan lingkungan.

1.6 Hipotesis

Pada garis pantai yang berbentuk tonjolan cekung, energi gelombang lebih terpusat sehingga akan mengalami abrasi sedangkan pada pantai yang berbentuk lekukan cembung energi gelombang akan tersebar sehingga akan mengalami akresi. Gambar 1 Bagan alir perumusan masalah untuk pencapaian tujuan penelitian. Transformasi Gelombang Permodelan Perubahan Garis Pantai Faktor Alam - Gelombang yang Dibangkitkan oleh Angin FaktorKegiatan Manusia - Transportasi - Pariwisata - Industri - Tambak - Budidaya Rumput Laut Angkutan Sedimen Pemanfaatan Pantai Belum Didukung dengan Pengetahuan Dinamika Pantai Erosi Abrasi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkitan Gelombang oleh Angin Proses pembentukan gelombang oleh angin Menurut Komar 1976 bahwa angin mentransfer energi ke partikel air sesuai dengan arah hembusan angin. Faktor yang menentukan karakteristik gelombang yang dibangkitkan oleh angin Davis 1991 ; Shahidi et al. 2009 yaitu : 1 lama angin bertiup atau durasi angin, 2 kecepatan angin dan 3 fetch jarak yang ditempuh oleh angin dari arah pembangkitan gelombang atau daerah pembangkitan gelombang. Semakin lama angin bertiup, semakin besar jumlah energi yang dapat dipindahkan dalam pembangkitan gelombang. Demikian halnya dengan fetch, gelombang yang bergerak keluar dari daerah pembangkitan gelombang hanya memperoleh sedikit tambahan energi. Pada pertumbuhan gelombang laut dikenal beberapa istilah seperti USACE, 2003a : 1 Fully developed seas, kondisi dimana tinggi gelombang mencapai harga maksimum terjadi jika fetch cukup panjang. 2 Fully limited-condition, pertumbuhan gelombang dibatasi oleh fetch. Dalam hal ini panjang fetch panjang daerah pembangkit gelombang terbatas. 3 Duration limited-condition, pertumbuhan gelombang dibatasi oleh lamanya waktu dari tiupan angin. 4 Sea waves, gelombang yang tumbuh di daerah medan angin. Kondisi gelombang disini adalah curam yaitu panjang gelombang berkisar antara 10 sampai 20 kali lebih tinggi gelombang. 5 Swell waves swell atau alun, gelombang yang tumbuh menjalar di luar medan angin. Kondisi gelombang disini adalah landai yaitu panjang gelombang berkisar antara 30 sampai 500 kali tinggi gelombang. Observasi data angin di laut dapat diambil dari kapal, anjungan minyak, bangunan offshore dan buoy yang umumnya belum sesuai dengan standar referensi ketinggian 10 m. Untuk itu perlu dikoreksi pada referensi 10 m yang kemudian gunakan dalam memprediksi gelombang yang dibangkitkan oleh angin USACE, 2003a.

2.2 Transformasi Gelombang