Angkutan Sedimen Perubahan garis pantai dari pantai Teritip Balikpapan sampai pantai Ambarawang Kutai Kertanegara Kalimantan Timur

Tabel 1 Kriteria gelombang pecah Thornton dan Guza 1983 Penulis Sifat Shoaling Kriteria Pecah Collins 1970 Linier Battjes 1972 Linier Kuo dan Kuo 1974 Linier Goda 1975 Nonlinier Sumber : Thornton dan Guza 1983 Gelombang yang pecah dengan membentuk sudut terhadap garis pantai dapat menyebabkan arus menyusur pantai longshore current. Arus menyusur pantai terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai CERC, 1984.

2.3 Angkutan Sedimen

Angkutan sedimen yang terjadi di pantai disebabkan oleh gelombang, arus dan pasang surut Sorensen, 1991. Jika sedimen berasal dari dasar yang mudah bergerak maka arus dan gelombang akan menggerus sedimen dan terangkut sesuai dengan arah arus. Angkutan sedimen di pantai terjadi dalam dua bentuk yaitu bedload yang merupakan pergerakan butiran material secara menggelinding melalui dasar sebagai akibat pergerakan air di atasnya dan suspended load transport jika pergerakan butiran dilakukan oleh arus setelah butiran tersebut terangkat dari dasar oleh proses turbulen. Kedua bentuk angkutan sedimen di atas biasanya terjadi pada waktu yang bersamaan tetapi sulit ditentukan tempat berakhirnya angkutan dasar dan permulaan dari angkutan suspensi van Rijn, 1993; Allen, 1985. Hampir seluruh proses masukan sedimen merupakan akibat proses-proses alami kecuali peremajaan pantai yang merupakan penambahan sedimen ke dalam sistem oleh manusia. Sedimen yang masuk dapat berasal dari longshore transport, river transport , sea-cliff erosion, on shore transport, biogenous deposition, wind transport , hydrogenous deposition. Sebaliknya sedimen keluar output dapat terjadi akibat angkutan sejajar pantai, angkutan ke lepas pantai offshore transport , angkutan angin, pelarutan dan abrasi solution and abrasion dan penambangan pasir sand mining Dirjen P3K DKP, 2004. Proses dinamika pantai meliputi angkutan sedimen litoral yang didefinisikan sebagai pergerakan sedimen pada zona perairan pantai oleh gelombang dan arus. Angkutan sedimen pada perairan pantai dapat diklasifikasikan menjadi angkutan menuju dan meninggalkan pantai onshore-offshore transport dan angkutan sepanjang pantai longshore transport. Angkutan menuju dan meninggalkan pantai mempunyai arah rata-rata tegak-lurus garis pantai, sedangkan angkutan sepanjang pantai mempunyai arah rata-rata sejajar pantai USACE, 2003b. Angkutan sedimen litoral yang sejajar dengan garis pantai, mempunyai dua kemungkinan arah pergerakan yaitu ke kanan atau ke kiri. Arah distribusi tahunan energi gelombang dapat menyebabkan laju angkutan dominan bergerak dalam satu arah. Pada sisi lain, energi gelombang tahunan terdistribusi dalam segala arah sehingga diperkirakan sedimen terangkut dalam setiap arah dengan volume yang sama Sorensen, 1991; CHL, 2002. Angkutan sedimen yang diamati Fitrianto 2010 sekitar jetti di pelabuhan pendaratan ikan Glayem-Juntinyuat, Kabupaten Indramayu menggunakan persamaan USACE, 2003b yaitu : 2 3 Besar angkutan sedimen rata-rata sepanjang pantai lokasi penelitian pada saat gelombang dibangkitkan oleh angin dari Timur adalah 194.64 m 3 hari, sedangkan pada saat gelombang dibangkitkan oleh angin Tenggara adalah 27.16 m 3 hari Fitrianto, 2010. Triwahyuni et al. 2010, menghitung angkutan sedimen sepanjang pantai di pantai timur Tarakan, Kalimantan Timur menggunakan metode fluks energi dengan persamaan: 4 5 Hasil perhitungan Triwahyuni et al. 2010, diperoleh laju angkutan sedimen menuju utara terbesar adalah 9485 m 3 tahun dan nilai terkecil adalah 3986 m 3 tahun. Sementara itu, laju angkutan sedimen menuju ke selatan mempunyai nilai terbesar yaitu 19482 m 3 tahun dan terkecil adalah 14250 m 3 tahun.

2.4 Model Perubahan Garis Pantai