Daerah Aliran Sungai TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai

Dalam konteksnya sebagai sistem hidrologi, Daerah Aliran Sungai didefinisikan sebagai kawasan yang terletak di atas suatu titik pada suatu sungai yang oleh batas topografi mengalirkan air hujan yang jatuh ke dalam suatu sungai yang sama dan melalui titik yang sama pada sungai tersebut. Agus, et al., 1997 Menurut Manan 1985, Daerah Aliran Sungai diartikan sebagai kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya beserta sedimen dan bahan larut lainnya ke dalam sungai yang akhirnya bermuara ke danau atau laut. Komponen – komponen biofisik yang mempengaruhi suatu DAS antara lain, sifat morfometris luas DAS, topografi, bentuk wilayah DAS, dan jaringan sungai, struktur batuan, dan formasi geologi, tanah, iklim, vegetasi, dan tata guna lahan. DAS dapat terdiri dari beberapa Sub DAS, dan sub DAS kemudian dibagi menjadi Sub sub DAS atau Daerah Tangkapan Air DTA. Pengertian lain mengenai Daerah Aliran Sungai dikemukakan oleh Sjarief 1997, dalam Mahmudi, 2002 bahwa DAS merupakan suatu kesatuan geomorfologi yang utuh, baik dilihat dari segi kelengkapan faktor-faktor pembentuknya, proses pembentukannya, keterpaduan antar unsurnya yang masing – masing merupakan sumber daya tersendiri, kejelasan batas dan daerah lingkupannya maupun morfologinya, termasuk parameter struktur internalnya. Oleh karena itu, DAS sebagai satuan sumberdaya air diperlakukan sebagai satuan sumberdaya secara terpadu. Menurut Arsyad, et al. 1985, DAS merupakan suatu sistem ekologis di mana jasad hidup dan lingkungan fisik-kimia berinteraksi secara dinamik dan di dalamnya terjadi keseimbangan energi dan material yang masuk dan keluar. Sebagai sistem hidrologi, Daerah Aliran Sungai terdiri dari empat sub sistem, yaitu : sistem air di permukaan DAS, sistem air di dalam zona jenuh, sistem air di dalam tanah, dan sistem air di dalam jejaring aliran sungai Sunutikno, 1996, dalam Mahmudi 2002 . Interaksi antar sub sistem di dalam DAS akan berperan mengatur proses, seperti : proses air hujan menjadi aliran permukaan surface runoff, aliran bawah permukaan interflow, dan aliran tanah grondwater flow. Selain itu juga proses erosi dan sedimentasi dikonrol oleh sistem DAS tersebut. Daerah Aliran Sungai memiliki karakteristik yang berbeda – beda, perbedaan ini ditentukan oleh banyak faktor, antara lain : bentuk dan ukuran DAS, pola drainase serta profil melintang dan gradien memanjang sungai, yang sangat mempengaruhi debit sedimen yang terjadi pada DAS tersebut Sosrodarsono Takeda, 1980. Berdasarkan karakteristik morfologi dan aliran sungainya, DAS dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian hulu dan bagian hilir. Daerah hulu sungai upland catchment memiliki ciri berlereng curam, batasnya jelas, curah hujan tinggi dan evapotranspirasi rendah. Sedangkan daerah hilir sungai lowland catchment dicirikan oleh banjir pada saat hujan lebat, pada daerah yang curah hujannya agak kurang maka banjir jarang terjadi dan secara umum pemukiman dan pengelolaan lahan lebih intensif, pepohonan jarang, gradien sungai dan erosi rendah Knapp, 1979.

2.2 Penggunaan Lahan