tahun 2003 dengan tahun 2008. Pada curah hujan yang relatif sama antara tahun 2003 dan 2008 telah menyebabkan debitnya lebih tinggi pada tahun 2008. Jika luas
pemukiman terus meningkat tanpa adanya daerah resapan yang baru akan menyebabkan peningkatan debit yang lebih tinggi lagi pada musim hujan.
4.6.5 Sub DAS Ciwidey
Grafik hubungan debit harian rata - rata bulanan dan curah hujan bulanan yang disajikan pada Gambar 6, dari tahun 2003 dan 2008 di Sub DAS Ciwidey
menunjukkan perubahan debit. Debit rata – rata maksimum meningkat dari 5,9
m
3
detik pada tahun 2003 menjadi 7,2 m
3
detik pada tahun 2008. Peningkatan debit di Sub DAS Ciwidey ini sangat banyak dipengaruhi oleh penggunaan lahan. Hal ini
terlihat dari perbedaan debit antara musim hujan dan kemarau di tahun 2008 yang sangat jauh berbeda dengan perbedaan debit antara musim hujan dan kemarau pada
tahun 2003. Debit rata – rata harian pada tahun 2003 cukup stabil dan tidak terjadi
perbedaan yang sangat besar antara musim penghujan dan kemarau. Pengaruh perubahan penggunaan lahan yang cukup jelas di Sub DAS Ciwidey
terlihat dari Gambar 6 pada bulan April. Pada bulan tersebut curah hujan tahun 2003 dan 2008 tidak terlalu jauh berbeda tetapi debit tahun 2008 lebih tinggi dari tahun
2003. Hal ini disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 2008. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 2008 antara lain
pengkonversian hutan lahan kering primer, pengurangan luas hutan lahan kering sekunder, peningkatan lahan sawah, dan peningkatan luas lahan pemukiman.
Perubahan penggunaan lahan yang cukup mempengaruhi diantaranya adalah hutan lahan kering primer dan hutan lahan kering sekunder.Hutan lahan kering primer
mengalami konversi pada tahun 2008, walaupun hanya sedikit hutan lahan kering primer sangat berpengaruh terhadap karakteristik hidrologi di suatu sub DAS.
Sementara luas hutan lahan kering sekunder mengalami penurunan dari 16,8 menjadi 9,6 . Pengurangan luasan hutan ini sangat berpengaruh dalam
peningkatkan debit aliran sungai. Hutan yang mempunyai tajuk tanaman yang lebar mampu mengintersepsi air hujan sehingga volume air hujan yang jatuh ke tanah
berkurang karena tertahan tajuk tanaman. Selain itu kondisi penutupan lahan yang rapat menyebabkan air hujan yang jatuh tidak menjadi aliran permukaan tetapi
menyebabkan infiltrasi tanah meningkat sehingga pengisian cadangan air bawah tanah meningkat. Luas hutan yang berkurang menyebabkan aliran permukaan
meningkat pada musim hujan sehingga debit sungai meningkat.
Gambar 6. Grafik Hubungan Debit dan Curah Hujan Sub DAS Ciwidey Luas lahan sawah yang meningkat dari tahun 2003 sebesar 4,9 menjadi
30,5 pada tahun 2008 juga sangat berpengaruh dalam peningkatan debit. Sawah yang selalu tergenang air menyebabkan aliran permukaan setelah melebihi teras.
Selain itu tapak bajak yang ditimbulkan juga dapat menurunkan kapasias infiltrasi tanah, sehingga bisa mengurangi pengisian air bawah tanah.
Pemukiman di Sub DAS Ciwidey juga mengalami peningkatan dari 8,3 pada tahun 2003 menjadi 12,2 pada tahun 2008. Peningkatan luas lahan
pemukiman ini menyebabkan banyaknya lapisan kedap sehingga meningkatkan aliran permukaan dan mengurangi kapasitas infiltrasi tanah. Peningkatan luasan pemukiman
menyebabkan daerah resapan air berkurang sehingga air hujan yang jatuh langsung
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 5,0
6,0 7,0
8,0
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Curah Hujan 2003 Curah Hujan 2008
Debit 2003 Debit 2008
teralirkan ke saluran berupa parit atau selokan dan menyebabkan debit aliran sungai meningkat pada tahun 2008 ketika musim hujan.
4.7 Perbandingan Penggunaan Lahan dan Koefisien Aliran Permukaan di Setiap Sub DAS