tajuknya yang lebar dan lapisan permukaan tanah yang tertutup serasah efektif dalam mengendalikan aliran permukaan sehingga bisa meningkatkan infiltrasi tanah.
Gambar 2. Grafik Hubungan Debit dan Curah Hujan Sub DAS Cikapundung Pemukiman merupakan penggunaan lahan yang paling mendominasi di Sub
DAS Cikapundung. Luasan penggunaan lahan pemukiman meningkat pada tahun 2008 dari 44,3 menjadi 48,9 atau terjadi peningkatan sebesar 4,6 .
Peningkatan luas pemukiman yang terdapat di Sub DAS ini sangat berpengaruh terhadap perubahan debit. Banyakya pemukiman menyebabkan daerah resapan
berkurang karena banyaknya lapisan kedap sehingga aliran permukaan meningkat pada musim hujan. Aliran permukaan ini kemudian akan mengalir ke dalam saluran
berupa parit atau selokan yang kemudian akan mengalir ke sungai. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya debit aliran sungai pada saat curah hujannya hampir sama
dengan tahun 2003, namun debitnya lebih tinggi dari tahun 2003. Jika luas pemukiman terus meningkat tanpa adanya daerah resapan yang baru akan
menyebabkan peningkatan debit yang lebih tinggi lagi pada musim hujan.
4.6.2 Sub DAS Citarik
Dari grafik hubungan curah hujan bulanan dan rata – rata debit harian bulanan
yang tersaji pada Gambar 3, di Sub DAS Citarik mengalami penurunan rata – rata
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 5,0
6,0 7,0
50 100
150 200
250 300
350 400
Curah Hujan 2003 Curah Hujan 2008
Debit 2008 Debit 2003
debit harian aliran sungai dari tahun 2003 hingga 2008. Tahun 2003 debit rata-rata maksimumnya mencapai 5,1 m
3
detik sementara tahun 2008 hanya mencapai 2,2 m
3
detik padahal pada tahun 2008 terjadi peningkatan curah hujan total dari tahun 2003 sebesar 1998 mm menjadi 2319 mm pada tahun 2008.
Pada Gambar 3 pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit aliran yang cukup jelas terlihat pada bulan Desember. Curah hujan tahun 2003 dan 2008
pada bulan tersebut hampir sama tetapi debit tahun 2008 lebih tinggi dari tahun 2003. Hal ini disebabkan perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Citarik, dimana
tahun 2008 terjadi pengurangan luas pada hutan lahan kering sekunder, peningkatan luas lahan sawah, dan juga peningkatan lahan pemukiman.
.Gambar 3. Grafik hubungan debit dan curah hujan Sub DAS Citarik Pengurangan luas hutan lahan kering sekunder pada tahun 2008 cukup
berpengaruh terhadap peningkatan debit pada saat musim hujan. Hutan lahan kering sekunder mampu mengintersepsi air hujan karena tajuknya yang cukup lebar. Selain
itu lapisan permukaan yang tertutup serasah mampu mengendalikan air hujan yang jatuh sehingga aliran permukaan berkurang
Sawah merupakan lahan pertanian yang ditanami padi dan selalu dalam keadaan jenuh air, luasnya mengalami peningkatan yang cukup besar. Tahun 2003
0,0 1,0
2,0 3,0
4,0 5,0
6,0
100 200
300 400
500 600
Curah Hujan 2003 Curah Hujan 2008
Debit 2008 Debit 2003
luasnya 19,4 menjadi 29,9 pada tahun 2008. Peningkatan luas sawah ini juga berpengaruh terhadap karakteristik hidrologi Sub DAS Citarik. Penggunaan lahan
sawah akan meningkatkan aliran permukaan jika sudah melebihi teras, dan akan menurunkan kapasitas infiltrasi tanah maupun pengisian air bawah tanah akibat
lapisan tapak bajak yang ditimbulkan, sehingga menyebabkan pengurangan debit di musim kemarau.
Pemukiman di Sub DAS Citarik mengalami peningkatan dari 18,7 pada tahun 2003 menjadi 18,8 pada tahun 2008. Adanya peningkatan luasan ini
menambah banyaknya lapisan kedap sehingga aliran permukaan akan meningkat pada musim hujan. Aliran permukaan ini kemudian akan mengalir ke dalam saluran berupa
parit atau selokan yang kemudian akan mengalir ke sungai sehingga debit aliran sungai meningkat.
4.6.3 Sub DAS Cirasea