Sub DAS Cirasea Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit Aliran Sungai

luasnya 19,4 menjadi 29,9 pada tahun 2008. Peningkatan luas sawah ini juga berpengaruh terhadap karakteristik hidrologi Sub DAS Citarik. Penggunaan lahan sawah akan meningkatkan aliran permukaan jika sudah melebihi teras, dan akan menurunkan kapasitas infiltrasi tanah maupun pengisian air bawah tanah akibat lapisan tapak bajak yang ditimbulkan, sehingga menyebabkan pengurangan debit di musim kemarau. Pemukiman di Sub DAS Citarik mengalami peningkatan dari 18,7 pada tahun 2003 menjadi 18,8 pada tahun 2008. Adanya peningkatan luasan ini menambah banyaknya lapisan kedap sehingga aliran permukaan akan meningkat pada musim hujan. Aliran permukaan ini kemudian akan mengalir ke dalam saluran berupa parit atau selokan yang kemudian akan mengalir ke sungai sehingga debit aliran sungai meningkat.

4.6.3 Sub DAS Cirasea

Dari grafik hubungan antara curah hujan bulanan dan debit rata- rata di Sub DAS Cirasea yang tersaji pada Gambar 4, terlihat bahwa debit rata – rata mengalami peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2008. Tahun 2003 debit rata – rata bulanan maksimumnya 3,3 m 3 detik menjadi 5,7 m 3 detik pada tahun 2008. Curah hujan tahunannya juga meningkat, tahun 2003 sebesar 1607 mm menjadi 1910 mm pada tahun 2008. Peningkatan ini lebih disebabkan oleh curah hujan yang meningkat, namun beberapa penggunaan lahan juga cukup berpengaruh. Pengaruh penggunaan lahan di Sub DAS Cirasea terhadap debit aliran yang cukup jelas terlihat pada bulan Januari, Februari, dan Oktober dari Gambar 4. Pada bulan – bulan tersebut dapat dilihat bahwa curah hujan tahun 2003 dan 2008 hampir sama, tetapi debit tahun 2008 lebih tinggi dari tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan pada tahun 2008, dimana terjadi konversi hutan lahan kering primer dan peningkatan luas lahan sawah. Keberadaan hutan lahan kering primer di Sub DAS ini pada tahun 2003 cukup efektif dalam mengendalikan debit. Hutan lahan kering primer mampu mengintersepsi air hujan sebelum jatuh ke permukaan tanah karena tajuknya yang lebar dan rapat. Kondisi penutupan tanah yang berupa serasah mampu meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah. Pada tahun 2008, semua hutan lahan kering primer di Sub DAS Cirasea telah mengalami konversi ke penggunaan lahan lain. Pengurangan luas hutan lahan kering primer ini menyebabkan debit pada musim hujan meningkat. Hal ini terlihat dari Gambar 4 pada saat curah hujan totalnya hampir sama antara tahun 2003 dengan tahun 2008, menyebabkan debit aliran yang lebih besar di tahun 2008. Gambar 4. Grafik Hubungan Debit dan Curah Hujan Sub DAS Cirasea Peningkatan penggunaan lahan sawah dan pertanian lahan kering pada tahun 2008 menyebabkan peningkatan debit pada musim hujan karena penggunaan lahan sawah selalu dalam keadaan jenuh air sehingga jika terjadi hujan hampir seluruhnya menjadi runoff dan debit aliran sungai sangat cepat sekali meningkat. Sementara penggunaan lahan pertanian lahan kering, tajuk tanamannya sempit dan kondisi penutupan tanahnya kurang rapat sehingga menyebabkan infiltrasi tanah berkurang karena air hujan yang jatuh di atasnya menjadi runoff dan tidak meresap ke dalam tanah. Luasan pemukiman mengalami peningkatan pada tahun 2008 dari 6,5 menjadi 7,1 atau terjadi peningkatan sebesar 0,6 . Peningkatan luas pemukiman yang terdapat di Sub DAS ini sangat berpengaruh terhadap perubahan debit. 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Curah Hujan 2003 Curah Hujan 2008 Debit 2003 Debit 2008 Banyakya pemukiman menyebabkan daerah resapan berkurang karena banyaknya lapisan kedap sehingga aliran permukaan meningkat pada musim hujan. Aliran permukaan ini kemudian akan mengalir ke dalam saluran berupa parit atau selokan yang kemudian akan mengalir ke sungai. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya debit aliran sungai pada saat curah hujannya hampir sama dengan tahun 2003, namun debitnya lebih tinggi dari tahun 2003 Gambar 4. Jika luas pemukiman terus meningkat tanpa adanya daerah resapan yang baru akan menyebabkan peningkatan debit yang lebih tinggi lagi pada musim hujan.

4.6.4 Sub DAS Cisangkuy