teralirkan ke saluran berupa parit atau selokan dan menyebabkan debit aliran sungai meningkat pada tahun 2008 ketika musim hujan.
4.7 Perbandingan Penggunaan Lahan dan Koefisien Aliran Permukaan di Setiap Sub DAS
Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan koefisien aliran permukaan. Penggunaan lahan yang cukup baik akan
membuat nilai koefisien aliran permukaannya rendah sedangkan penggunaan lahan yang kurang baik akan menyebabkan nilai koefisien aliran permukaannya tinggi.
Pengaruh penggunaan lahan terhadap koefisien aliran permukaan dapat dilihat dari Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Hubungan Koefisien Aliran Permukaan dengan Perubahaan Penggunaan Lahan
Dari Gambar 7 tersebut dapat terlihat bahwa perubahan penggunaan lahan akan mempengaruhi koefisien aliran permukaan. Pada tahun 2003 luas hutan lahan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, dan pertanian lahan kering campur menyebabkan koefisien aliran permukaannya rendah. Sedangkan pada tahun 2008,
20 40
60 80
100 120
C ika
pun dun
g C
ita ri
k C
ir as
ea C
is an
g ku
y C
iwi dey
C ika
pun dun
g C
ita ri
k C
ir as
ea C
is a
ngku y
C iwi
dey
SUB DAS SUB DAS
2003 2008
Pemukiman Sawah
Pertanian Lahan Kering Campur
Pertanian Lahan Kering
Hutan Tanaman Hutan Lahan Kering
Sekunder Hutan Lahan Kering
Primer Koefisien Aliran
Permukaan 2003 Koefisien Aliran
Permukaan 2008
meningkatnya luas pemukiman, sawah, dan pertanian lahan kering menyebabkan koefisien aliran permukaan meningkat. Perubahan penggunaan lahan yang sangat
jelas berpengaruh dalam meningkatkan koefisien aliran permukaan adalah pada Sub DAS Cisangkuy. Sub DAS Cisangkuy pada tahun 2008 mengalami konversi hutan
lahan kering primer, peningkatan luas pemukiman, sawah, dan pertanian lahan kering.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Konversi hutan berpengaruh dalam meningkatkan debit. Nilai koefisien aliran permukaan yang tinggi akibat evapotranspirasi dan kondisi penutupan lahan yang
rendah maka sebagian besar air hujan yang jatuh menjadi aliran permukaan. Sub DAS Cisangkuy mengalami peningkatan nilai koefisien aliran permukaan yang paling
tinggi di antara Sub DAS lainnya dari tahun 2003 sebesar 22,1 menjadi 84,6 pada tahun 2008. Peningkatan koefisien aliran permukaan di Sub DAS Cisangkuy ini
disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan pada tahun 2008 yaitu adanya konversi hutan lahan kering primer pada tahun 2003 menjadi lahan pertanian pada tahun 2008,
meningkatnya lahan sawah, pertanian lahan kering, dan pemukiman.
SARAN
Kondisi hidrologi di Sub DAS Cisangkuy merupakan yang terburuk dibandingkan dengan sub DAS yang lainnya, yang terlihat dari nilai koefisien aliran
permukaan yang cukup tinggi sehingga perlu dilakukan perbaikan tata guna lahannya.